🎨 7

132 29 2
                                    

rol ketujuh: patah akar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

rol ketujuh: patah akar

jeksa🚨

|dan, di mana?

jalan|

|mau ke mana?


tebak.|

|??
|🤔
|toko peralatan?

aku bahkan|
baru beli satu set kemarin lusa
🙄|

|tau ah
|serius, kamu di mana?
|ayen bilang tadi kamu pergi buru-buru.
dia khawatir. aku juga.

aku pulang|

|apa?
|dan kamu ke sana sendirian?
gak ngajak aku???
|u fine?
|hei!! balas!

i'm fine, duh🙄|
its not like i would hurt myself|

|ketikanmu nggak waras
|kutu di kepalaku juga tahu
kamu nggak pernah fine-fine aja
kalo pulang ke neraka itu

kamu kutuan? ew|
jangan dekat-dekat aku|

|jangan ubah topik
|siapa yang suruh kamu pulang?
ayahmu?

ya. who else?|

|apa aku perlu ke sana?
|i'm totally worried

tenang, dude|
aku offline. bye.|

|kabari aku jika terjadi sesuatu
oke?




zidan menyimpan gawainya. sebenarnya ia sudah berada di rumah ini cukup lama, bukan masih di jalan seperti yang ia sampaikan pada jeksa. duduk di meja ruang makan bersama bunda dan sosok yang kerap ia panggil ayah.

suasana begitu canggung. sejak dulu mereka memang sudah minim interaksi, kini hanya dingin yang menyelimuti tiap pertemuan, meski bara api di dadanya masih awet menyala.


"makan yang banyak," bunda berujar lembut. "kamu keliatan kurusan. tugas kuliah pasti bikin kamu lupa makan."


zidan membalas dengan senyum ringan. lebih mengarah pada sopan santun yang begitu formal, seperti mereka bukan siapa-siapa kecuali orang asing yang duduk di satu meja.

arrivederciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang