Bab 21 [Aku Berjanji Selalu Ada Untukmu]

452 80 18
                                    

  Gerimis masih berderai, Frans yang mengejar Skyla kini menghentikan langkah karena mendapati istri tercintanya itu berhenti di bawah sebuah jembatan layang taman kota setelah keluar dari komplek perumahan Angela Vattari.

  Basah, sesak, Frans mengabaikan rasa itu, ia abai juga dengan sepatu dan celananya yang kotor oleh cipratan tanah.

  Deru suara mobil di jalanan mewarnai suasana, mencipta polusi yang lantas bertarung dengan air hujan. Dilihat oleh Frans, Skyla tampak membungkukkan badan dan memegangi kedua lutut, memunggunginya, istrinya itu terengah-engah hingga pelan-pelan Frans terus mendekatinya dari belakang. Didengarnya Skyla terisak-isak.

  Grep!

  Begitu sudah dekat, Frans segera mendekap Skyla dari arah belakang. Detik itu juga tangis Skyla pecah, tangis yang seperti putus asa dan penuh kesedihan mendalam.

  "Ssshhh, saya memegangmu, Skie, tak mengapa, tak mengapa, saya menyayangimu." Sembari mengecup dalam-dalam pucuk kepala istrinya, Frans juga menitikkan air mata. Malang sekali nasib istri saya, ya Tuhan, tolong bantu kuatkan dia, ucapnya dalam hati. "Jangan lari meninggalkan saya seperti itu, Skie."

  Skyla terus terisak-isak diantara tubuhnya yang bergetaran. Ia lalu membalikkan badan dan membalas pelukan Frans sambil menempelkan pipinya di dada bidang sang suami.

  Gerimis masih turun, langit tampak kelam dan sendu, sesendu hati Frans yang begitu paham posisi Skyla. Tapi setidaknya ia sudah mengetahui semua permasalahan Skyla, hanya perlu waktu saja untuk membantu istrinya enyah dari keterpurukan, sebab hidup masih akan terus berjalan, begitupun pernikahan mereka. Satu hal yang Frans inginkan, ia tak akan meninggalkan Skyla dengan alasan kisah rumit di masalalu, apapun yang terjadi ia akan tetap berada di dekat istrinya. Baginya pernikahan adalah menyatukan jiwa, dimana jika istrinya sedang terluka, maka ia akan jadi penyembuhnya.

  "Skie, berjanjilah untuk tidak menghindari saya." Frans mengusap-usap rambut tergerai istrinya yang membasah karena terkena gerimis tadi.

  Di antara isakannya, Skyla mengutarakan keresahannya. "Mas, lepaskan dan tinggalkanlah aku. Aku ini sudah hancur, Mas. Aku bukan gadis baik-baik."

  Mendengar itu sekali lagi air mata Frans mengalir, ia lalu merapatkan dekapannya, kembali mengecup ubun-ubun Skyla.

  "Mas, aku adalah wanita penuh cela, wanita yang jahat, aku sudah lebur dalam kehinaan, semakin hari aku semakin sadar tak pantas bersanding dengan kamu." Tangis Skyla semakin menderu, dan Frans hanya terus mengeratkan dekapan karena ingin istrinya meluapkan kesedihannya dulu. "Kenapa diam saja, Mas? Bukannya kamu sudah tahu semuanya? Lalu sekarang apa, Mas, setelah kamu tahu kehancuran hidupku?" tanya Skyla dengan terus sesenggukan. "Aku ingin ditinggalkan, aku sudah teramat rela berpisah dengan Mas bila memang itu sudah digariskan takdir."

  "Skie, ssshhh." Frans memejamkan mata sambil mengusap-usap punggung istrinya.

  "Lepaskan, Mas. Biarkan aku pergi dari hidupmu dan menanggung kehinaanku ini sendirian, mungkin ini memang sudah jalanku!" Skyla berusaha memberontak dari dekapan erat suaminya.

  Frans kembali mengeratkan dekapan. "Skie, saya bersumpah, bahkan seperti sumpah pernikahan kita saat itu, saya tidak akan meninggalkanmu apapun yang terjadi. Bukankah kita sudah sama-sama berjanji bahwa segala kekurangan masing-masing dari kita akan sama-sama kita terima?"

  "Tapi kenapa Mas Frans terus mengulik masalaluku?"

  "Saya ingin menyembuhkan kamu."

  "Menyembuhkan, katamu?" Skyla mengangkat wajah di antara air matanya yang terus menganak-sungai.

  "Ada trauma di dalam dirimu, Skyla," lirih Frans sambil menyibak rambut Skyla yang jatuh-jatuh ke wajah, ia lalu menyelipkannya ke atas telinga istrinya itu. Ditatapnya dalam-dalam mata indah istrinya, mata dengan sorot ketakutan dan putus asa yang begitu jelas, sorot yang sendu bagai langit kelabu siang ini.

  Frans lalu mengecup kening Skyla penuh kasih sayang.

  "Ini akan jadi trauma seumur hidupku, Mas. Tidak akan bisa disembuhkan," lirih Skyla yang semakin tampak kecewa, kecewa kepada diri sendiri. Suaranya begitu bergetar.

  "Saya yang akan menyembuhkannya, saya bersumpah."

  "Bagaimana bisa telur yang pecah kembali diutuhkan?"

  "Itu bukan perumpamaan yang tepat, Skie, kau adalah istri saya, masa depan kita masih panjang, kau harus paham tidak ada yang tak mungkin dalam hidup ini."

  Skyla tiba-tiba melepaskan pelukan dan mundur, membuat Frans mengernyitkan kening karena hatinya yang begitu hampa. Ada apa dengan istri saya, ya Tuhan?

  "Tapi kenyataannya hidupku memang sudah hancur lebur, Mas!"

  "Apa yang kamu bicarakan, Skie? Kita bisa memperbaikinya sama-sama."

  Sambil terus terisak-isak, Skyla meraih tas selempangnya dan mengeluarkan sebuah kertas semacam surat. "Mas, aku baru saja divonis mandul oleh dokter karena kejadian pelecehan yang dulu kualami itu. Beberapa bulan lagi rahimku akan diangkat karena telah rusak!" Skyla menyerahkan surat itu ke Frans dengan tangan bergetaran dan tangis yang menderu.

  Astaga! Frans mematung dengan air mata kembali menetes. Ia kaget bukan main, jiwanya bagai tersambar petir.

  "Tadinya aku mau menceritakan semuanya ke Krisna atau ke Miss Angela karena hanya merekalah yang paham semua permasalahanku, tapi aku justru menemukan Mas di depan rumah Miss Angela." Kali ini Skyla tersungkur ke tanah. "Aku tidak bisa diperbaiki lagi, Mas, aku sudah hancur! Masa depanku tak bersinar lagi!" jerit Skyla dengan suara parau. "Dan aku sadar kamu akan meninggalkanku setelah mendengar kabar ini, maka daripada kamu menguliknya lebih jauh dari orang lain lagi, aku ingin berkata jujur, tak peduli apapun yang terjadi, tak peduli sekalipun akhirnya aku akan ditinggalkan kamu dan dicampakkan. Aku sudah tidak sempurna lagi sebagai wanita, aku bagai barang rongsokan yang memang sudah sepantasnya dibuang dan dijauhi!"

  Tubuh Frans bergetar, ada dentuman hebat di dalam dadanya, tapi ia berusaha menguasai kesedihannya mendengar penuturan sang istri. Ia melangkah mendekat lalu bersila di hadapan ketersungkuran Skyla, tak peduli dengan batako berdebu di sekitarnya.

  "Tinggalkan saja aku, Mas! Please!" Skyla kembali menjerit sambil terus mengusap-usap air matanya.

  Greppp!

  Satu dekapan lagi Frans berikan untuk istrinya, tanpa kata-kata. Dekapan yang erat, lebih erat dari sebelumnya. Frans ingin menenangkan gejolak kekecewaan Skyla yang bergelombang setinggi gunung itu karena apapun yang terjadi, ia akan tetap menerima Skyla.

  Skyla memberontak dan terus menangis.

  Dengan tegas Frans berbisik di telinga Skyla. "Kamu adalah istri saya, permasalahanmu adalah permasalan saya juga, kita hadapi sama-sama, Skie."

  Gerimis menjelma hujan deras, diantara deru tangis istrinya, dari kejauhan Frans melihat Miss Angela berjalan ke arah mereka. Wanita itu berjalan beriringan dengan polisi Daniel. Wajah wanita itu tampak sendu.

  BERSAMBUNG….

  Sedih juga ya posisi Sky saat ini, ummm buat kalian yang kini telah menjadi seorang ibu, perbanyak bersyukur ya karena bisa memiliki buah hati, bisa melihat keceriaan anak dari rahim sendiri. Sayangi anak-anak kalian, mereka adalah titipan Tuhan, mereka adalah malaikat-malaikat kecil yang diciptakan untuk melengkapi kebahagiaan rumah tangga kalian. Jaga mereka dengan baik, rawat mereka dengan penuh kasih sayang. Sebab, di luar sana sangat banyak wanita-wanita yang bernasib seperti Skyla, mendambakan seorang anak, tapi entah karena penyakit atau hal-hal lainnya mereka harus mengubur impian mereka. Bahkan tak jauh-jauh, kakaku sendiri, kakakku yang pertama, kini dia tak bisa memiliki keturunan.

  Perbanyak bersyukur ya!

  Jangan lupa vomment!
 

OH MY FRANS ✓ (selesai - lengkap - terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang