Bab 26 [Dukungan Keluarga]

380 60 16
                                    

  Hola! Selamat hari Rabu dan selamat beraktivitas. Di hari yang cerah ini, mari dilanjut kisah Frans & Skyla-nya!

  Yowes, gitu saja, happy reading!

🍁🍁🍁

  Dua bulan kemudian …

  Malam ini, di rumah Edie Herlambang, keluarga Skyla sedang mengadakan syukuran atas di-Acc-nya materi skripsi Skyla oleh dosen pembimbing, tentu itu bukan pencapaian yang mudah karena beberapa kali Skyla harus melakukan revisi sesuai arahan sang dosen pembimbing, sering begadang, hingga kemarin sempat terkena gejala insomnia. Untung saja Pak Suherman adalah dosen yang walau sering sibuk, namun ternyata kenal baik dengan Edie Herlambang, alhasil ketika ayah Skyla meminta waktu kepada Pak Suherman, dosen tersebut selalu bersenang hati menemui Skyla.

  Acc tersebut sebenarnya sudah berlangsung beberapa hari yang lalu, jadi syukuran malam ini juga termasuk acara doa bersama karena dalam beberapa hari ke depan Skyla masih harus menghadapi sidang skripsi yang bagi kebanyakan mahasiswa tingkat akhir selalunya membuat stres, semacam peperangan sampai titik darah penghabisan demi sebuah gelar. Tanggal sidangnya sudah ditentukan, tinggal persiapan dari Skyla pribadi saja yang harus dilakukan.

  Perkumpulan malam ini sebenarnya masih kurang lengkap karena tanpa kehadiran dua saudari Skyla, yaitu Ratsy dan Clara. Ratsy sedang sibuk dengan pekerjaannya di Bandung, sementara Claralivia baru beberapa minggu berangkat ke Surabaya, nggak enak mau ambil cuti katanya. Tapi Ratsy dan Clara sama-sama membuat janji ke Skyla bakal pulang ke Jakarta di hari wisuda Skyla nanti.

  Namun malam ini sebagai pengganti dua saudari Skyla yang tidak bisa pulang, Skyla merasa bahagia dengan kehadiran dua orang yang sudah jadi keluarga barunya, bukan lain dan bukan tidak adalah Frans, suaminya sendiri dan Kak Zetty.

  Tampil dengan kaos couple berwarna cokelat, Skyla dan Frans tampak serasi di meja makan sehabis Skyla melakukan potong tumpeng.

  "Apa yang kamu rasain saat ini, Skie?" tanya Bunda di seberang meja sambil memotong ingkung kalkun bersama Kak Zetty.

  "Nervous, Bun. Deg-degan."

  Bunda dan Kak Zetty tersenyum mengerti, sementara Edie Herlambang sedang sibuk dengan ponselnya.

  "Percayalah, Sayang, sidang skripsi nggak seseram yang kamu bayangin kok." Frans mencoba menenangkan Skyla dengan mangusap-usap pundak istrinya itu.

  "Nah, konsultasi atuh, Skie, sama suamimu, dia pernah ngerasain juga soalnya," sahut Kak Zetty sambil menaruh potongan daging kalkun ke piring hidangan.

  "Mas Frans mah suka nyuruh tenang-tenang mulu, Kak," timpal Skyla sambil menggelembungkan pipi.

  Grrrr! Seisi ruangan terkekeh, termasuk Edie Herlambang yang jadi meletakkan ponselnya dan terkekeh.

  "Cowok mah beda ya." Kak Zetty menghabiskan sisa tawanya dengan pandangan menerawang. "Dulu Kakak inget banget, Skie. Menjelang sidang skripsinya, suamimu itu malah kelayapan tiap malam, eh pas dicari-cari sama Kakak, ternyata lagi ikut-ikut kopdar komunitas motor gede. Hadeh."

  Kembali seisi ruangan itu terkekeh, termasuk Frans yang lantas merangkul pundak Skyla.

  "Tapi saya kan sudah mempersiapkan semuanya, materi skripsi sudah benar-benar dikuasai, dosen pengujinya sudah kenal semua, sebenarnya itu saja sih kuncinya, Sayang. Lagipula public speaking kamu bagus banget kok, saya sangat mengakui itu," ucap Frans sambil tersenyum.

  "Iya deh," timpal Skyla. "Tapi tetep aja was-was, Mas. Gimana kalau pas presentasi lampunya malah mati? Gimana kalau hari itu aku nggak bisa jawab rentetan pertanyaan para dosen penguji? Huaaa!"

  "Maka dari itu kita berdoa sama-sama malam ini, Skie." Bunda terus menenangkan putrinya. "Supaya semuanya lancar. Bunda yakin banget kok kamu bisa menghadapi ini, kamu kan nurunin ketangguhan papamu."

  "Iya bener." Edie Herlambang andil menasehati putrinya. "Sama halnya ketika berusaha mencapai karirmu saat ini, lulus kuliah dengan nilai bagus juga harus kamu capai, Skie, lagipula hasilnya juga untuk kamu sendiri ke depannya. Papa percaya kamu mampu melewati ini."

   Skyla mengangguk-angguk.

  "Pokoknya dalam beberapa hari ke depan, kamu harus istirahat yang cukup ya, Skie. Makan makanan yang banyak gizinya, biar tetep fit saat presentasi nanti. Nanti bunda yang masakin deh."

  "Tuh dengerin kata Bunda, Sayang." Frans mencolek hidung Skyla, membuat Skyla jadi tersenyum.

  "Ini besok aku juga masih harus ketemu Pak Suherman kok," balas Skyla. "Soalnya Acc dari beliau tuh belum cukup membuatku puas, Mas. Masih ada beberapa hal yang musti aku tanyain ke beliau menyangkut materi skripsiku, biar aku nggak mati gaya saat dicecar pertanyaan pada sidang nanti."

  "Oke, Sayang. Besok saya antar. Kalau kamu sudah menguasai semuanya, nanti Mas buatin power point presentasinya, biar ringkas dan mudah kamu jelaskan ke dosen penguji. Percayalah, dosen penguji itu nanyanya nggak akan jauh-jauh dari materi penelitian kamu."

  Skyla tersenyum senang. "Trims, Mas."

  "Oh iya, Papa ada tips nih, Skie," ucap Edie Herlambang sambil menerima sepiring nasi merah dari istrinya.

  "Apa, Pa?"

  "Pas sidang besok, usahakan kamu bersikap santai tapi serius, jawablah tiap pertanyaan dengan jujur apa adanya."

  "Baik, Pa."

  "Terus mulai dari sekarang sering-sering cek segala teknis yang ingin kamu gunakan nanti, proyektor, laptop, kabel-kabel dan tetek bengeknya, siapkan sebaik mungkin sehingga nanti tak ada kendala saat presentasi."

  "Oke, Pa. Besok Skie cek lagi semuanya, walau Krisna mau bantuin hal tersebut, tapi Skie juga harus memastikan sendiri."

  "Cakeeep!" puji Edie Herlambang dengan rona semringah. Membuat seisi ruangan tersenyum bahagia.

  "Ya sudah, mari kita makan dulu, semuanya sudah siap nih," ucap Bunda sehabis menyiapkan lalapan.

  "Let's go, udah laper banget nih," sahut Skyla dengan rona ceria di wajahnya.

  Semua orang di meja makan itu pun segera memulai makan malam mereka dengan suka cita. Namun tiba-tiba …

  Ringgg!

  Ponsel Skyla berdering, tanda ada panggilan masuk. Skyla pun cepat-cepat mengeceknya dan tersenyum tipis melihat nama sahabatnya di sana, Si Ajeng.

  "Halo, Jeng …"

  "Skie, gue di luar ya sama Krisna."

  "Eh, iya, iya. Sebentar biar dibukain Simbok Gimah gerbangnya," timpal Skyla.

  "Siapa, Sayang?" tanya Frans yang mulai melahap daging kalkun di piringnya.

  "Ajeng sama Krisna, Mas," jawab Skyla.

  "Ajak ke sini aja, makan malam bareng," sahut Edie Herlambang.

  "Ho'oh, biar rame," ucap Bunda.

  Skyla pun tersenyum lalu menoleh ke arah dapur dimana asisten rumah tangga Bundanya berada. "Simbok Gimah … Tolong bukain gerbang depan ya, Mbok!"

  Tak lama kemudian munculah seorang wanita tambun berwajah ramah yang muncul, dialah Simbok Gimah, wanita yang sudah bekerja di rumah Skyla bertahun-tahun. "Sendiko dawuh, Non Skyla," ucap wanita itu dengan suara bernada ramahnya.

  Skyla pun tersenyum semringah dan mengangguk-angguk.

  BERSAMBUNG …
Skripsi sudah, tinggal nunggu sidang saja, semoga lancar jaya ya, Guys! Atau mau dimasukin konflik?

See you soon dan jangan lupa vomment!

OH MY FRANS ✓ (selesai - lengkap - terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang