-Part 19-

3K 305 34
                                    

I looked at him as a friend until I realized, I love him — Unknown

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I looked at him as a friend until I realized,
I love him — Unknown

***

"Apa yang kau lakukan disini, Sasuke?"

Sasuke menatapku sebentar lalu menjawab, "Aku kesini karena mendapatkan panggilan darurat."

"Panggilan darurat? Apa maksudmu?"Sasuke tidak menjawab pertanyaanku, ia hanya diam memandangku dengan wajah datar andalanya.

Tidak, tidak, aku tidak tergoda dengan tatapan itu. Kekacauan hari ini sudah membuatku gila setengah mati, suasana hatiku sedang buruk. Tentu tidak akan mempan dengan pria tampan ini.

Tapi kenapa jantungku mendadak tidak karuan.

Sialan. Aku berbohong. Hati dan fikiran memang tidak pernah sejalan.

"Sakura."

"Hm."

"Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?"

Aku berfikir sejenak  sebelum menjawab pertanyaan yang dilontarkan Sasuke, " Ponsel ku..., silent."

Sasuke tidak bereaksi, seakan menunggu lanjutan dari bualanku. Aku bisa lihat ia menatapku tidak percaya. Ya, sudah. Lagian untuk apa menjelaskan padanya.

Tiba-tiba ponsel Sasuke berbunyi. Ia lalu merogoh saku celananya, "Sebentar," Katanya meminta izin, lalu mengalihkan pandangan pada ponsel. Disela-sela obrolannya, Sauke mendengus menanggapi lawan bicaranya.

Aku diam-diam menatapnya. Pria itu menggenakan jaket kulit berwarna hitam di padukan dalaman kaus berwarna putih polos, dengan celana jeans berwarna hitam, dan ia membawa tas ransel kulit di sisi bahunya. Rambutnya terlihat tidak tertata rapi. Jaraknya hanya beberapa langkah dariku membuatku dapat melihat wajah lelahnya. Entah bagaimana sisi Sasuke yang berantakan ini begitu tampan dan berkarisma. Dia tidak pernah mengecewakan dalam berpenampilan, ditambah dengan wajahnya yang enak dilihat. Ini adalah pengakuanku untuk kesekian kalinya.

"Sakura." Panggil Sasuke usai menutup ponselnya.

"Hn." Aku masih berusaha terlihat kesal, menghiraukan debaran pada jantungku saat ini.

"Apa si merah masih menganggumu?" Tanyanya. Si merah? Siapa lagi kalau bukan Gaara. Hanya Sasuke yang memanggil Gaara dengan sebutan itu.

Sekarang aku tau darimana panggilan darurat itu berasal.

Aku menghela nafas dan membuangnya dengan pelan. Apa pertanyaan itu harus aku jawab? Dia kesini hanya untuk menanyakan hal itu? "Aku sedang tidak mood membahasnya."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fight With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang