-Part 3-

6.6K 570 26
                                    

Just one mistake, Just one regret - Time Machine, Girls Generation-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Just one mistake, Just one regret
- Time Machine, Girls Generation-

***

"Ini semua yang kau minta, Sakura?" Ino berdiri didepan cubicle ku, lalu menyerahkan beberapa lembar kertas dokumen. Aku kembali menyusunnya dalam map yang sudahku disediakan.

"Aaa, Terima kasih."

Ino mengangkat daguku, lalu melihatku lekat-lekat, "Sebelumnya, jam berapa semalam kau tidur?"

"Jam tiga pagi, ada apa?"

"Sebentar." Ino berjalan meninggalkanku menuju cubicle-nya.

Beberapa menit kemudian dia datang membawa beberapa bungkus masker dihadapanku.

"Mereka mengirimkan kita banyak sekali masker ini." Ino mulai mengeluarkan salah satu produk kecantikan yang pernah ada dimajalah kami," Dan ini laku keras di pasaran. Aku rasa ini bagus untuk matamu yang hitam itu. Kau terlihar buruk."

"Ya.. Tsunade-sensei juga mengatakannya, pihak mereka menghubungi Sensei memberikan kabar itu." 

Aku mulai membuka satu bungkusan tersebut, "Kapan ini produk ini sampai?"

"Baru saja, saat aku pergi ke ruang penyimpanan. Temari memberikan beberapa kotak untuk kita."

Bekerja di Shinobi sangat menyenangkan, dan impian setiap wanita. Bayangkan, dengan bekerja di majalah kita bisa berkesempatan mencoba berbagai produk kecantikan dan fashion jauh sebelum dirilis di pasaran. Terkadang mereka berbaik hati mengirimkan beberapa kotak lagi untuk kami setelah produk mereka beredar. Seperti saat ini contohya.

"Ohayou, Sakura-chan." Aku tau suara siapa itu. Shannaro!

"Ini dia, Espresso Macchiato dengan ukuran grande." Dia meletakan satu cup kopi hangat dihadapanku. Aku tidak pernah memesan kopi, Ada apa dengan pria ini?

"Rendah gula dan lemak tentunya." Ucapnya sambil bergelantung di cubicleku.

Ino memutar bola matanya malas, "Lee, kenapa kau hanya memberikan pada Sakura? Aku juga mau." Ino hendak mengambil kopi lagi ditangan Lee.

"Oh, tidak Ino..." Dia menjauhkan gelas cup itu dari jangkauan Ino.

"Ini untukku, kalau kau mau silahkan ke kafetaria saja ya. Pintunya ada disebelah sana." Ino memutar bola mata mendengar perkataan Lee.

Fight With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang