-Part 4-

4.7K 500 26
                                    

it's funny, how fast people can change

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

it's funny, how fast people can change.

***

Saat aku terbangun, seorang perawat muda sudah berdiri di samping ranjangku. Perawat muda yang ramah itu menyambutku dan mengatakan bahwa aku saat ini sudah berada di rumah sakit, tepatnya diruang UGD.

Dia bertanya banyak hal termasuk tentang riwayat kesehatanku, baik gejala atau sakit yang pernahku rasakan. Setelah pembicaraan yang singkat ,perawat itu menyarankanku untuk berbicara pada langsung pada dokter. Tidak begitu lama kemudian dokter yang menanganiku datang.

Aku dan dokter saling menyapa sebentar, lalu ia kembali memeriksa keadaanku. Tangannya menekan perutku dibagian kanan, dan Shannaro! rasanya sangat menyakitkan.

"Menurut hasil pemeriksaan, serta gejala yang Nona Haruno rasakan, ini merupakan gejala dari appendicitis atau kita sebut dengan usus buntu. Mungkin ini sudah berlangsung lama, tapi tampaknya Nona Haruno sepertinya menghiraukan gejala-gejala yang pernah kau rasakan Nona."

Aku hanya terdiam, mencerna ucapan dokter tersebut sambil menahan sakit.

"Untuk penanganan cepat, Tidakkan selanjutnya adalah operasi." Ucap dokter itu lembut dan begitu meyakinkan bahwa cara menghilangkan rasa sakit ini adalah membedah isi perutku.

Aku tidak ingin melakukannya!

"Apa tidak ada cara lain, senseii?"

"Lebih cepat penanganannya lebih baik Nona Haruno," ucap Perawat muda itu dengan senyuman manisnya.

Aku berusaha untuk tetap tenang, "Maksudku, apa tidak ada obat yang dapat menyembuhkannya?" Tanyaku dengan suara sedikit tertahan akibat sakit tadi, obat penghilang rasa sakitnya sepertinya belum bekerja dengan baik.

Aku meyakinkan dokter itu bahwa aku tidak ingin melakukan operasi.

Aku dapat melihat dokter yang cukup tua tersebut tersenyum dengan amat lembut.

"Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, rasa sakit yang Nona Haruno rasakan merupakan indikasi kemungkinan usus buntu telah pecah. Dan hal tersebut mengakibatkan infeksi serius disebelah dalam lapisan perut. Jadi jika hal seperti ini sudah terjadi, maka tindakan selanjutnya adalah *Appendectomy." Perkataan dokter itu membuatku berfikir keras. Jika sakit perut ini dapat membuatku mati, maka sebaiknya aku mendengarkan dokter ini.

"Bagaimana Nona Haruno, apa kau bersedia?" Ucap Dokter itu sambil tersenyum lagi. Yang benar saja! Tanpa berfikir panjang aku mengangguk lemas menerima tawaran dokter itu. Dan sekarang tidak ada cara lain lagi untuk kabur.

"Baiklah, kami akan menyiapkan ruang operasi untukmu."

Dokter tersebut kini beralih pada perawat muda yang berada disampingnya, "Katakan pada walinya, bahwa pasien siap menjalankan operasinya."

Fight With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang