Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Sedikit lagi.
Klik Save.
Done.
Lelahku bahkan belum terselesaikan, lalu sekarang aku masih harus duduk berjam-jam di depan laptop yang tanpa sadar membuat badan terasa kaku. Aku mengangkat kedua tanganku ke atas. Meregangkan otot-ototku yang sudah mulai kaku. Seharian setelah mengikuti event Farewel party Fashion week —Walau sempat berdebat dengan Uchiha Sasuke yang ingin memulangkan kami semua, akhirnya kami sampai di hotel —tentu saja dengan wajah datar Sasuke yang terlihat lebih lelah— pukul sepuluh malam.
Jangan harap bahwa aku dan Hinata harus beristirahat setelah tiga hari kerja lembur untuk malam ini. Setelah sampai hotel—tanpa berpamitan dengan para pria dan juga tanpa menghapus Make-up— kami langsung membuka laptop,mengerjakan report, mengejar deadline, menulis artikel, dan melaporkan beberapa hal pada Shinobi.
Shinobi benar-benar bisa memperalat kami!
Sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul dua dini hari. Sepertinya sudah waktunya istirahat. Lima jam untuk tidur aku rasa cukup. Semoga mataku bisa kembali terpejam.
Aku menoleh kepada Hinata, yang tampak masih semangat didepan laptopnya. Tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan menyerah.
"Kalau lelah, kau bisa istirahat Hinata." Hinata hanya bergumam tidak jelas, "Aku sudah melaporkan beberapa hal pada Ino. Jadi kita bisa sedikit bersantai dan melanjutkanya besok."
Hinata akhirnya menoleh lalu tersenyum, "Aku ingin menyelesaikannya Sakura-san, agar besok kita bisa bersantai."
Aku mengambil kapas lalu menuangkan makeup remover, berlahan mengusap wajahku. Ritual setiap pagi dan malam ini sudah ku lakukan selama sepuluh tahun, Kini aku berharap terciptanya teknologi mesin menghapus make up otomatis!
Hinata menghentikan aktivitasnya, "Bagaimana keadaan kakimu, Sakura-san?"
"Aa.., sudah lebih baik." Aku melirik kakiku yang penuh plaster, "Kakiku hanya butuh istirahat."
Raut wajah Hinata berubah khawatir," Apa Sakura-san yakin baik-baik saja?"
"Yah, tidak sekali dua kali kaki ku seperti ini, mungkin besok aku akan mencari sepasang sendal yang nyaman." Sorot mata Hinata akhir berhenti menapa kakiku.
Hah, akhirnya wajahku bisa bernafas kembali, kenapa aku tidak menghapus make up ku sejak tadi.
"Aku membawa sepasang sendal yang lain, Sakura-san boleh meminjamnya."Tawarnya padaku.
"Benarkah?" Sepertinya aku membutuhkannya agar bisa jalan-jalan pagi ini.