Hana berdiri di depan meja rias. Natap pantulan dirinya yang ada di cermin. Matanya masih agak sembab, wajahnya pucat, efek capek.
Capek hati.
"Hallo?"
"LO PULANG SAMA SIAPE ANJIRR???"
Hana jauhin ponselnya karena suara Ten yang menggelegar banget sampe bikin telinga Hana sakit.
"Sama Dery."
"... Oh, gak sama Lucas?"
"Lo nih sengaja banget ya nanya begini?"
"Gak baik marahan begitu."
"Belum juga tiga hari."
"YA TERUS MAU NUNGGU SAMPE TIGA HARI DULU BARU MAAPAN?"
"..."
"Han,"
"Ape?"
"Jangan terlalu dipikirin."
"Hm,"
"Kalo ada apa-apa telfon gue."
"Dih, emang lo siapa?" Tanya Hana bercanda.
"... Temen kan?"
Entah cuma perasaan Hana doang atau emang benar begitu—dia merasa kali ini ada yang beda dari nada pengucapan Ten barusan.
"Ten,"
"Yes?"
"Makasih."
Ten terkekeh di seberang sana, "Lo kalo kecape'an jadi random gini ya?"
"Ih, serius!"
"Makasih buat apa coba?"
"Nggatau.."
"Tuh kan, udah sono istirahat."
"Iya, lo juga."
Selesai telfonan sama Ten, Hana sibuk sama pikirannya sendiri. Nggak jarang Ten nunjukkin perhatiannya ke Hana. Selalu ada buat buat Hana kapanpun—even disaat Lucas gaada buat Hana.
"Masa iya Ten suka sama gue?"
"Kenapa juga harus gue?"
"Ah, gak mungkin."
Dan lagi-lagi, Hana menepis semua pemikiran itu.
*
Lucas nggak langsung masuk ke dalam rumah, tangannya mengepal begitu inget apa aja yang udah dia lakuin ke Hana.
Kadang Lucas bingung, apa yang Doyeon punya sampai-sampai dia tega buat main-main di belakang Hana.
Penyesalan emang selalu ada di akhir, ya.
Lucas nggak tau apa Hana mau maafin dia setelah tau semuanya. Lucas siap kalau nantinya Hana bakalan benci dia, tapi jauh dalam hatinya dia berharap Hana mau maafin Lucas.
"Diluar dingin."
Lucas tersentak begitu tau sekarang Hana ada dihadapannya. Lebih kaget lagi liat Hana rapih banget, sambil bawa tas.
"Mau kemana?"
"Masuk, habis itu jangan lupa kunci pintunya."
"Han, mau kemana?"
Hana buang nafasnya kasar, "Rumah Bunda."
"Emang Bunda ada dirumah?"
Hana ngangguk.
"Han, jangan ya?"
Hana naikkin sebelah alisnya, lalu dengan bodoamatnya dia jalan ngelewatin Lucas. Gak tinggal diam, Lucas ngejar Hana dan berhasil nahan tangannya.
"Biar gue jelasin dulu."
"Jelasin apa? Doyeon?"
"... Iya."
"Lo ngerti nggak? Apa yang bakal lo jelasin nantinya cuma bikin gue sakit hati."
Lucas tertohok dengernya.
"Dari awal gue nggak pernah mau punya rasa sama lo, karena gue tau lo masih se-sayang itu sama Doyeon. Tapi ternyata hati sama logika emang nggak pernah bisa sejalan, ya?"
Lucas dibuat membeku saat itu juga.
"Han, dari awal kita udah sepakat—"
"Iya, gue tau. Dan salah gue juga kan udah nyimpen rasa buat lo?"
Enggak, Han, gue yang salah..
"Jadi buat sekarang ini kasih gue waktu ya?"
"Han, maaf."
Begitu aja, dan Hana pergi, ninggalin Lucas yang masih berdiri di tempatnya dihujani perasaan bersalah.
-------
swipe up yuk, aku double update lho, hehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
married, lucas.
Fanfiction"Love is a flower, you've got to let it grow." - John Lennon _ highest rank : #1 in yukhei #1 in superm #1 in hana