55.jawaban Karma

138 12 7
                                    

"Yuk ...vi ...dimakan" Alea menawarkan sesuap bubur ayam ke Davi yang duduk terbengong di ranjang  rumah sakitnya  Davi hanya menggeleng lemah

"Makan sebanyak apapun kaki gue gak bisa balik kan kak?" Lirihnya sedih

Alea terdiam memandangi adik laki lakinya itu, hatinya hancur "kan baru operasi Vi nanti kalo udah kuat kita pelan pelan latihan jalan, siapa tahu dalam beberapa tahun, kita bisa duet dance lagi" hiburnya

"Beberapa tahun lagi antara gue udah terlalu tua, atau gue udah mati kak" kesal Davi

"Jangan ngomong gitu lah Vi, lo masih muda, masih banyak opsi terbuka" lanjut Alea mencoba tersenyum

"Lo gak ngerti kak, susah hidup saat mimpi lo terkubur, gimana lo bisa hidup kalo semangat lo udah mati?" Davi mulai meradang

"Jalan itu gak lurus lurus aja Davi sayang saat lo terbentur lo gak bisa berhenti disitu aja, lo lompat ...lo muter atau lo hancurkan tembok yang mbentur lo" senyum Alea

Davy mengangkat bahunya tidak peduli

"Masih banyak potensi lo davi, jangan gampang menyerah gitu lah"

"Jadi sekarang lo siapa kak? Merry riana?" Sinis Davi

Alea terdiam "gue kakak lo vi ...gue yang nyebabkan semua kekacauan ini vi ...gue gak ngira mimpi lo bisa ngancam hidup lo dek ....maafin gue ya vi ...maafin gue ..." tangis Alea ...

"Mimpi gue gak salah kak ...begitu juga elo yang bikin gue mikir ...mimpi gue bisa gue capai kok ...elo gak salah kak ...paling gak ...kalopun gue harus berakhir seperti ini gue akan jadi tukang cilok yang punya mimpi, bukan sekedar tukang cilok yang bahkan dalam tidurnya mikirin tentang cilok" ujar Davi seraya menghapus air mata Alea

Alea menyodorkan kembali sendok berisi bubur ayam ke bibir Davi yang mengunyah makanannya perlahan

"Gue janji ...lo akan dapetin mimpi lo dek...apapun itu, kapanpun itu gue akan temenin lo cari dan jalanin mimpi lo" ujar Alea seraya memegang tangan Davi

Davi mencoba tersenyum dan bergumam lirih "iya kak terimakasih "

******

Warung Mie Ayam Mas Ale

"Gimana kamu dan Mauliate, Le?" Ujar Abah saat membantu Allegro beberes Pagi itu, Dahi Ale sejenak berkerenyit mendengar pertanyaan si lelaki setengah baya

"Kenapa abah pengen tahu?" Senyum Allegro masam , tangannya masih dengan cekatan membersihkan kolong kolong Meja

Abah menarik napas panjang , " abah mempertimbangkan diri untuk mengaku, paling tidak kepada Umi" Ujarnya gelisah

Allegro tak sadar melotot ,dan Abah bergidik "ka....kamu gak setuju le...?" Tanya abah takut takut

"Setelah Abah ngaku nih? Abah ngarepin apa?" Dingin Allegro yang sekarang menyapu lantai dengan teliti

Lelaki yang lebih tua kemudian mencebik "Abah gak tahu ....menjalani semua cita cita dulu yang sempat tertunda, menjadi pasangan paling serasi sampai nanti waktu kami selesai, jadi Bahagia kayak kamu dan Ate?" Ujarnya Frustasi

Allegro tak sadar tertawa "kita gak pernah bisa bahagia diatas kebahagiaan orang yang kita sayangin bah!!!" Kesal Allegro seraya menendang pot plastik hingga isi tanahnya berhamburan menutupi lantai keramik putih di warung itu

Abah sedikit terkaget

"Abah lihat tanah ini, mereka menemukan keindahannya...mereka bebas dari pot plastik sempit yang mengungkungnya

Tapi apakah keindahan versi tanah ini bikin lingkungan disekitarnya jadi lebih indah bah? ...nggak ...ini jadi kotor dan kacau...!!!

Sebaliknya kalo tanah ini tetap di pot, konsentrasi pada fungsinya ...dia bisa jaga pohon tetap subur...berbunga dan berbuah....!!!"  Ujar Ale panjang lebar

02.Kidung KesianganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang