Part 16

1.1K 189 42
                                    

Semoga Tidak Bosan 💓

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semoga Tidak Bosan 💓

"Park Jiyeon."

Sang pemilik nama pun membulat dan melihat seorang yang baru saja di temuinya tadi. Seperkian detik setelahnya Jiyeon pun tersenyum setidaknya ia membalas dengan senyuman.

"Silahkan masuk, Paman."

Ia mempersilahkan orang itu untuk masuk, manik matanya menatap orang itu, ia bingung untuk mempercayai atau mengabaikannya, ia menunduk seraya berpikir apakah pilihannya ini tidak salah? Untuk mempersilahkan orang yang belum dikenalnya untuk memasuki rumah.

"Kau takut padaku?"

"T-idak." Jiyeon menegakkan tubuh dan kemudian mengarahkan untuk mempersilahkan orang itu masuk.

"Tidak perlu, aku hanya ingin memberimu ini, untuk mengingatkan ingatan kau tentang Jaehyun." Jiyeon menautkan alisnya dan kemudian mengambil sebuah album berukuran besar dan kotak yang tak terlalu besar.

"Aku menyayangi mu, semoga kau mengingat semuanya." Mata Jiyeon membulat sempurna mendengar apa yang orang itu sampaikan.

"Maaf Paman boleh aku bertanya nama mu?"

Ji Sub tampak berpikir, ia menyimpan identitasnya dulu, tak ingin menambah beban pikiran mantan menantunya ini.

"Ya, setelah kau mengingat ku." Pria itu tersenyum dan terlihat menghela napas lemah "Perlahan jangan di paksa." Pria itu tersenyum tipis dan kemudian mengelus singkat bahu Jiyeon "Selamat malam, berhati-hatilah."

"Terimakasih, Paman." Jiyeon berucap seraya tersenyum, ia terharu dia berada di sekitar orang yang menyayanginya.

***

Jam berjalan setiap detiknya menghasilkan suara yang terdengar konstan di ruangan yang sepi. Pukul 03.00 Jaehyun masih berpijak pada ruangan kerjanya. Tangannya yang tak berhenti mengetukkan bolpoint di atas meja kerja karena gelisah.

"Siapa orang itu, wajahnya tidak terlihat jelas, akan aku tambah satu camera di area luar."

Jaehyun mengebrak kertas yang ada di meja menahan gejolak emosi yang mulai muncul. Akan banyak masalah kali ini, ia juga berpikir apakah ada orang di balik atas bungkamnya Mingyu.

Jaehyun mengeluarkan ponsel, ia menghubungi salah satu tangan kanannya, setelah sambungan itu terhubung, ia mengontrol emosinya, agar dengan lancar apa yang ia inginkan.

"Cari tau siapa yang mengunjungi Park Jiyeon malam tadi sekitar pukul, 11.30."

Ketukan pintu membuat Jaehyun mematikan sambungan, Jaehyun tersenyum hangat pada Ayahnya yang membawakan selimut serta secangkir kopi untuknya. Jaehyun menggulung kan lengan kemejanya dan membuka tiga kacing kemeja.

"Aku melihat lampu ruangan ini masih menyala dan benar saja kau masih ada di sini, masih banyak pekerjaan?"

"Menjernihkan pikiran," jawab Jaehyun sambil menerima selimut dan kopi dari Ji Sub, "Kau sendiri apa yang Ayah lakukan?"

[✔] Baby, Do You Miss Me Too?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang