7. Butterfly

1.6K 195 33
                                    

Di permainkan takdir berkali-kali, apakah hidupku memang sebercanda itu di mata Tuhan? -HyugaHinata

***

Naruto memandangi punggung mungil yang masib bergetar hebat, Hinata masih menangis sejak tadi dan itu sukses membuat Naruto kebingungan. Dia tidak mengerti apa yang terjadi sebenarnya namun yang ia tau saat ia membuka mata Hinata tepat berada di bawah Naruto, dia tidak yakin pasti apa yang terjadi pada mereka tapi yang pasti Naruto telah memperkosa Hinata. Hanya itu kemungkinan yang terlintas di kepalanya saat ini.

"Hinata.." Naruto berjongkok di hadapan gadis itu yang masih memeluk tubuhnya di tepi ranjang, Hinata enggan melihatnya dia membuang muka ke samping yang sukses membuat hati Naruto mencelos. "Aku minta maaf.." lirihnya, Naruto benar-benar menyesal menyesali hal yang entah dia sendiri pun tak bisa memahaminya.

Hinata terisak pilu mengingat dirinya yang tak lagi berpikir jernih. Pikirannya kacau, sakit. Semua terlalu mengejutkan untuknya, dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Masa depannya hancur, sudah tidak ada lagi puing-puing harapannya yang bisa di satukan.

Andai sejak dulu ia memilih untuk kabur dari sisi Ibunya. Andai dulu dia tidak berharap Ibunya berubah, andai dulu. Ya andai saja Hinata tidak pernah berharap sebesar itu hanya untuk sebuah kasih sayang semu dari sosok yang bahkan tidak menginginkan kehadirannya. Hinata takan sehancur ini.

Tangan Naruto terulur untuk mengelus helaian rambut Hinata, rasanya sakit sekali melihat Hinata terpuruk seperti ini terlebih itu karena ulahnya. Benar-benar membuat hatinya hancur. "Aku benar-benar minta maaf Hinata, jangan menangis lagi ku mohon. Kau boleh memukulku, mekaki atau membunuhku tapi jangan menangis.." suara Naruto terdengar bergetar menahan sesak dalam hatinya.

Hinata mendongak, matanya bertemu pandang dengan Naruto. Pemuda itu terlihat kacau, sorot matanya hampa dan penuh penyesalan. "Aku- hiks.." Hinata melihat bagaimana sulitnya Naruto menahan air matanya, padahal tadi dia bisa begitu kasar pada Hinata tapi kenapa  sekarang dia berubah? Lagi? .

Naruto mengambil tangan Hinata lalu memukul-mukulkan tangan gadis itu ke wajahnya. "Pukul aku Hinata, luapkan semuanya agar kau tidak merasakan sakit lagi." ujarnya dengan suara serak. Pemuda itu terlihat kacau bahkan lebih berantakan daripada Hinata yang menjadi korban.

Hinata mengepalkan tangannya, dadanya sesak tak karuan. Ia ingin memaki, memukul bahkan membunuh pemuda itu sekarang juga tapi yang ia lakukan hanya terdiam sambil menangisi dirinya. Kenapa? Kenapa rasanya sakit sekali.

"Jangan menangis kumohon, atau kau tidak sudi melukaiku? Baiklah aku akan melakukannya untukmu." Naruto berjalan hendak pergi ke dapur mengambil pisau namun baru saja ia berdiri Hinata telah lebih dulu menahan lengannya.

Gadis itu tak bersuara, ia hanya menangis sambil menggenggam tangan pemuda itu. Mungkin Hinata bodoh dengan menahan seseorang yang telah menghancurkan masa depannya, namun entahlah. Hatinya menolak untuk membiarkan pemuda itu terluka, rasanya jauh lebih sakit.

Naruto berhenti dan menatap gadis yang masih menangis itu, gadis itu diam namun tangannya menggenggam erat tangan Naruto.

Naruto menyentuh dadanya yang terasa sesak, dia tak mengerti lagi perasaan macam apa ini. Naruto memeluk Hinata erat, Hinata menangis histeris saat merasakan tubuh pemuda itu mendekapnya dengan penuh kasih sayang. Dia berbeda, kenapa seperti ini?

Because You | Namikaze Naruto✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang