16. Pangeran

1.5K 167 84
                                    


Jangan lupa spam komen!

***

Pagi menjelang, sinar mentari meyusup masuk menggangu tidur seorang pria tampan bersurai pirang dalam dekapan seseorang. Naruto mengerjapkan bola matanya beberapa kali, sebenarnya dia enggan bangun karena posisi nyaman juga hangat ini namun apa boleh buat  dia bukan type pemuda pemalas yang akan terus bermalas-malasan di ranjang ketika pagi.

Naruto terlonjat kaget saat merasakan dua benda kenyal nan lembut menjadi bantalannya, pantas saja sangat nyaman. Dan itu ternyata adalah milik Hinata, gadis itu tertidur lelap sambil memeluknya erat. Sekarang Naruto ingat, dia mimpi buruk semalam dan Hinata menyanyikan lagu untuknya hingga ia tertidur lelap. Pemuda itu tersenyum tipis, jantungnya bergemuruh hanya dengan manatap wajahnya. Dia ingin memeluk gadis itu, menciumnya namun dia sadar dia tidak pantas untuk itu.

Kenapa? Karena dia Uzumaki Naruto, dia tentu tidak tau hal apa saja yang terjadi ketika Namikaze Naruto berada dalam tubuh ini.
Hinata menggeliat pelan kamudian matanya terbuka perlahan, Naruto tersentak ketik bola mata jernih itu menatapnya dengan sayu. Matanya begitu indah juga memikat hingga Naruto terjerat dan tak mampu mengalihkan pandangannya. Dia terlalu indah. “Selamat pagi, Naruto.” sapa Hinata sambil mengulas senyum manis yang justru membuat Naruto salah tingkah. Perbedaannya sangat jauh bukan? Jika dia Namikaze Naruto maka sudah di pastikan dia akan menjawab dengan datar atau mungkin akan memeluknya.

“P-pagi, Hinata.” jawabnya gugup. Hinata terkekeh kecil lalu mengusak rambut Naruto lembut.

“Tidurmu nyenyak? Apa mimpi buruk itu datang lagi?” Hinata bertanya sambil menatap mata Naruto sementara yang di tatap hanya bisa menunduk gugup. Dia persis remaja perempuan yang sedang jatuh cinta sekarang.

“Aku tidur dengan nyenyak,” jawabnya pelan.

“Syukurlah, Ayo keluar aku akan memasakan sarapan untuk mu.” Hinata menarik lengan Naruto agar pemuda itu turun namun Naruto tak bergeming hingga membuat gadis itu berbalik.

“Ada apa Naruto?” tanya Hinata dengan alis berkerut bingung.

“Terimakasih untuk yang semalam, pelukanmu membuat mimi burukku menghilang.” ujarnya sambil tersenyum manis. Sangat tampa hingga tanpa sadar jantung Hinata ikut berdegup kencang.

“Aku akan memeluk mu kapanpun dan di mana pun kau mau Naruto,” ujar Hinata sambil mengelus pipi Naruto lembut. Dia sedang berdiri di samping ranjang berhadapan dengan Naruto yang duduk di tepi ranjang.

“Kalau begitu boleh aku memelukmu sekarang?” tanya Naruto sambil mendongak. Matanya berbiinar-binar seperti anak anjing yag minta di pungut hingga memuat perut Hinata tergelitik untuk tersenyum.

“Tentu saja,” lalu Hinata memeluk Naruto pemuda itu menyusupkan wajahnya di perut rata Hinata sambil tersenyum. Pelukan hangat Hinata membuat hatinya tenang, dia yang memang tidak pernah merasakan kasih sayang merasa sangat di cintai sekarang.

“Jangan tinggalkan aku,” gumam Naruto pelan. Hinata mengangguk kendati pemuda itu tidak melihatnya.

“Jangan takut, aku akan selalu bersama mu.”

***

Naruto terlihat antusias membantu Hinata, hari ini mereka sibuk membuat kue bersama. Hinata menemukan satu lagi perbedaan di antara Namikaze dan Uzumaki. Namikze itu cenderung dingin dan cara menunjukan kepeduliannya terkesan kaku juga sedikit kasar, dia termasuk pria dewasa yang menggunakan otak ketimbang hati jika bertindak. Sedangkan Uzumaki Naruto itu pemuda yang sangat lembut, selalu berhati-hati dan juga memiliki rasa takut yang besar. Dia terlalu takut melakukan kesalahan terlebih dia juga takut di tinggalkan. Dia seperti anak kecil yang suka di perlakukan lembut dia suka ketika kau memperhatikannya dengan penuh kasih sayang dan mendengarkan semua yang ingin di ceritakannya.

“Sejak kapan kau bisa membuat kue seperti ini? Rasanya sangat enak, aku takjup kau bisa membuatnya.” ujar Naruto antusias dia tengah memakan sepotong kue kering buatan Hinata.

“Sejak usiaku sepuluh tahun, Ibu tidak pernah membuatkannya untukku jadilah aku belajar membuatnya sendiri.” jawab Hinata, dia membawa segelas susu cokelat lalu di letakannya di meja depan Naruto.

Woah, kau sangat mandiri ya?” Naruto bertanya antusias dengan bola matanya yang berbinar-binar takjup. Dia terlihat menggemaskan.

Hinata tertawa pelan lantas menggeleng, “Tidak juga, aku sering menghancurkan dapur sewaktu keci dan berakhir di pukuli Ibu.” ujarnya sambil tertawa kecil, kemudian surut karena mengingat seberapa kelam masa lalunya dulu.

“Apa Ibumu juga suka memukulimu sewaktu kecil?” Naruto menggenggam tangan Hinata lembut sambil menatapnya dengan sorot mata penuh kehawatiran.

“Hanya jika aku melakukan kesalaha, biasanya dia akan memukulku atau mengunciku di dalam gudang semalaman suntuk.” jawab Hinata pelan. Miris sekali, Ibunya tidak pernah main-main dalam menghukumnya dulu. Beruntung dia mampu bertahan hidup hingga sekarang meski kerap di pukuli olehnya.

“Hey jangan bersedih, pangeranmu di sini. Kemari aku akan memelukmu,” Naruto melebarkan senyumnya kemudian berdiri untuk memeluk Hinata. Gadis itu juga sama dengan Naruto, dia ingin di beri kasih sayang. Dia juga butuh di peluk dan di dengarkan ketika gelisah. “Kau ingin bercerita dengan ku, aku akan mendengarkan semua keluh kesahmu.” ujarnya sambil membelai rambut Hinata.

Gadis itu mendongak, bola matanya bertemu dengan netra sewarna samudra milik Naruto. “Boleh aku bercerita sambil memelukmu?” tanya Hinata. Pemuda itu mengangguk lalu menggendong Hinata seperti koala menuju sofa. Hinata awalnya kaget namun kemudian dia mengulas senyum saat merasakan tangan besar Naruto melingkari pinggangnya. Memeluknya dengan hangat seperti apa yang di katakan pemuda itu. Di dekapan ini dia merasa aman dan di lindingi sepenuh hati.

Mereka sama, sama-sama rapuh dan kesepian mungkin itulah yang membuat mereka saling membutuhkan satu sama lain. Mereka merasa bisa saling melengkapi ketika bersama. Mereka bisa berbagi luka dan tawa bahkan mereka bisa berbagi trauma.

Pada ahirnya mereka di pertemukan memang untuk saling meindungi satu sama lain. Tuhan itu adil.















Tbc gan!

Jangan lupa spam komen dan vote!

Ayo manusia-manusia yang pada  kerasukan pohon mana suaranya? Diem mulu heran.

See you soon! 

Papay luv💚

Because You | Namikaze Naruto✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang