Chapter 17

212 36 12
                                    

"Can't I just say I like you?

I want to tell you the truth"

Some - Bol4

***

Aroma roti panggang, dan cuaca pagi yang sejuk mengawali hari Nana. Berharap hari ini bisa menjadi salah satu hari terbaiknya nanti. Tubuhnya bersemangat, bahkan bangun pagi bukanlah hal yang terasa berat. Mandi, sarapan, kemudian merapikan beberapa sisi ruang di apartemen dilakukan Nana dengan senang hati.

Musik yang mengalun lembut memenuhi ruang kian menambah atmosfer positif pagi hari Nana. Tak lupa sepasang slipper yang sudah jadi benda favoritnya beberapa hari belakangan ini, dipakai ke sana ke mari walau tampak kebesaran di kaki Nana.

Nana duduk manis di depan meja rias, dan mulai mengaplikasikan bedak beserta kawan-kawannya untuk menambah kesan cantik di wajah. Rambut panjang dikeriting di bagian bawahnya, bulu mata yang lentik, rona merah muda di pipi, dan bibir merah ceri, membuat penampilan Nana pagi ini menjadi terlihat lebih segar.

"Sempurna," ucap Nana, memuji penampilannya pagi ini.

Nana mematikan musik yang diputarnya, sebelum akhirnya meninggalkan kamar dan bersiap berangkat bekerja. Ia melepas slipper di depan rak sepatu, kemudian menatap benda itu, dan menyunggingkan senyum. "Hari ini aku akan pulang cepat, tunggu aku di rumah ya, Sayangku!" ucap Nana yang dilanjutkan lambaian tangan ke arah slipper tersebut, seolah benda itu bernyawa.

Perjalanan dari apartemen ke kantor memakai bus tidak memakan waktu lama, hanya lima belas menit saja tanpa perlu transit ke halte yang lain. Namun, sebelum benar-benar ke kantor, Nana berencana mampir dulu ke kedai kopi yang letaknya tak jauh dari gedung kantor.

"Satu americano, dan hot chocolate. Terima kasih!" Nana memesan dua minuman, tentu bukan untuknya semua. Wanita yang hatinya tengah bermekaran itu sudah berencana akan membelikan kopi untuk manusia paling spesial di kantor. Siapa lagi kalau bukan Jaehyun, si wakil direktur sinis namun manis.

Mata Nana menikmati display mini kue pie buah yang disajikan di hadapannya. Ingin rasanya membeli, tapi ia memikirkan berat badannya yang beberapa hari belakangan hari ini kian bertambah.

"Ini dia satu americano dan hot chocolate pesanan Anda, selamat menikmati!"

Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan sejak semalam, Nana langsung bergegas menuju kantornya dan menjalankan rencananya. Sebuah rencana langkah awal mendekati wakil direktur keuangan yang galak.

Nana tahu dari Yeji bahwa atasannya itu sangat suka minum kopi di pagi hari. Sudah bagaikan sebuah syarat untuk mengawali hari, tiap pagi di meja kerja Jaehyun selalu ada secangkir kopi panas. Maka dari itu Nana sengaja bangun pagi-pagi, untuk membelikan Jaehyun kopi.

Baru membayangkan bagaimana reaksi Jaehyun saja, Nana sudah dibuat salah tingkah. Pasti ia akan terpesona padaku, 'kan?

Nana menggigit gemas bibir bawahnya ketika tangannya hendak mengetuk pintu ruang kerja Jaehyun. Tiga kali Nana mengetuk pintu, wanita itu akhirnya dipersilakan masuk oleh si empunya ruangan. Jantung Nana rasanya nyaris hilang kendali, ia takut jika kopi yang ditangannya jatuh, saking terlalu gugupnya.

"Calm down, Nana," gumam Nana saat masuk ke ruangan Jaehyun.

Belum juga Nana benar-benar sampai di hadapan Jaehyun, laki-laki bermarga Jung itu sudah menyambut Nana dengan lirikan tajam.

"Ada keperluan apa pagi-pagi ke ruanganku, Nana-si?" tanya Jaehyun to the point. Pantang bagi Jaehyun bertele-tele di saat jam kerja.

Dulcenora - SekareareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang