Chapter : 10

297 37 10
                                    

Malam ini menu masakan Jaehyun adalah steak salmon yang dipanggang matang memakai mentega dan bawang. Tak lupa, jajaran asparagus yang telah dipanggang sebelumnya diletakkan di samping daging, yang semakin membuat cantik penampilan makan malam kali ini. Karena hanya hidup berdua, dan menjadikannya harus memainkan banyak peran penting di rumah, membuat Jaehyun banyak sekali berlatih memasak.

Pria itu menata piring, serbet, dan alat makan lainnya dengan sangat rapi. Ini padahal hanya sekadar makan malam berdua di ruang makan, tapi seolah makan di restoran berbintang lima. Menjadi tertata, dan rapi adalah ciri khas Jaehyun, bahkan soal urusan table manner, pria itu ahlinya. Pernah bekerja sebagai waiters rupanya membawa banyak pengalaman yang mengesankan.

Dengan iringan Canon in D milik Johann Pachelbel, yang dimainkan oleh Nora, semakin menambah kesan mewah dan elegan makan malam sederhana anak dan ayah itu.

Jaehyun menghampiri Nora yang kini tengah asyik memainkan piano. Karena makanan sudah siap, Jaehyun hendak meminta Nora menghentikan dulu permainan pianonya. Sebetulnya Jaehyun sudah tahu, menghentikan Nora bermain piano sama saja dengan melarang ikan untuk berenang.

"Nora-ya ... ayo kita makan dulu." Jaehyun duduk di samping Nora. Pria itu mengusap kepala dan menyelipkan rambut Nora ke belakang telinga. "Makan dulu Nora, nanti kalau sudah kita bisa main piano lagi," rayu Jaehyun.

Nora tidak menggubris ayahnya dan terus saja memainkan piano. Nora bukannya tidak dengar, gadis itu memang sengaja tak acuh dengan ayahnya.

Melihat tiada respons yang diberikan Nora, Jaehyun pun diam sejenak untuk berpikir mencari cara lain agar putrinya mau makan. Ia melihat jemari Nora yang menari di atas tuts. Lalu sebuah ide melintas di kepala Jaehyun, yang membuat pria itu semringah.

Jaehyun memposisikan dirinya menghadap piano, kemudian meletakkan tangannya di atas tuts. Nora yang sadar akan hal itu, langsung melirik Jaehyun penasaran, dan berhenti memainkan piano. Gadis itu seakan tahu ayahnya ingin memainkan pianonya, maka Nora menghentikan permainannya dan memilih memperhatikan Jaehyun dengan rasa penasaran yang besar.

Sudut bibir Jaehyun terangkat, pria itu merasa senang melihat Nora yang kini fokus kepadanya. "Lihat ya, ayah juga bisa bermain piano sebagus dirimu." Jaehyun pun mulai menggerakkan jarinya.

Sebuah intro lagu dimainkan oleh Jaehyun, karena Nora tak pernah mendengar lagu itu sebelumnya—rasa penasaran Nora semakin menumpuk, dan gadis itu jadi semakin antusias.

"When i was just a little girl, i asked my mother what will i be. Will i be pretty, will i be rich. Here's what she said to me ...." Jaehyun menoleh, dan senyumnya merekah saat melihat Nora terlihat menikmati permainan pianonya.

"Que sera, sera. Whatever will be, will be. The future not our to see. Que sera, sera. What will be, will be ...."

Lalu Jaehyun menghentikan permainan pianonya, dan langsung dihadiahi tepuk tangan yang meriah dari Nora. Gadis cilik itu bahkan sampai mengusap kepala ayahnya. "Ayah pintar!" Nora tersenyum lebar, lalu menepuk tangannya lagi.

Jaehyun selalu mengusap kepala, dan memuji Nora jika telah melakukan hal yang baik. Sekarang Nora seolah menirukan kebiasaan ayahnya itu, dan membuat Jaehyun senang bukan main.

"Ayah pintar?" tanya Jaehyun, yang kemudian dibalas anggukan oleh Nora. Pria itu langsung memeluk putrinya. "Terima kasih, Sayang." Kemudian diakhiri sebuah kecupan singkat di puncak kepala Nora.

Nora melepas pelukan Jaehyun, kemudian menarik lengannya. "Ayah! Nora mau memainkan lagu itu!" pinta Nora dengan semangat.

Mendengar itu, Jaehyun langsung bersemangat. Waktunya menjalankan misi.

Dulcenora - SekareareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang