Chapter 20

231 42 10
                                    

"Selangkah demi selangkah, perlahan-lahan.

Kau mengetuk pintu hatiku."

You Belong To My World - Roy Kim

***

"Nora ingat-ingat kata ayah. Jangan berlarian sendiri, dan terus di dekat ayah. Oke?" Jaehyun menggandeng tangan Nora yang kini berjalan di sampingnya.

Usai sarapan Jaehyun sengaja mengajak Nora berjalan-jalan, berhubung hari ini sekolah dan kantor libur. Jadi, Jaehyun memanfaatkan momen untuk menghabiskan waktu bersama putri kesayangannya.

Rencananya pagi ini adalah ke toko buku, untuk membeli alat tulis dan Jaehyun juga sudah menjanjikan crayon dan pensil warna yang bagus untuk Nora. Semenjak hari ulang tahunnya, ketika Nana memuji gambar milik Nora—gadis kecil itu jadi sangat tertarik dengan hal yang berhubungan dengan menggambar.

Setelah dari toko buku, tujuan selanjutnya adalah makan pizza. Hal ini dikarenakan Nora yang sering menirukan dialog iklan pizza di TV dengan Lee Min Ho yang menjadi bintang iklannya.

"Nanti kalau sudah beli alat menggambar kita beli pizza, tapi Nora harus bersikap baik dan tenang ya jangan berteriak atau berlarian. Oke?"

"Pizza!" seru Nora kemudian tersenyum riang.

Jaehyun dan Nora melangkahkan kakinya ke toko buku yang ternyata cukup ramai dikarenakan sedang ada acara launching buku, sekaligus acara tanda tangan dari si penulis buku. Pantas saja terlihat antrean yang cukup panjang dari sisi luar toko buku tadi.

Firasat Jaehyun masih tenang selagi tangan Nora digenggamannya. Pria itu menuju ke peralatan menggambar dulu untuk Nora.

"Nora mau yang isinya banyak, atau sedikit?" tanya Jaehyun kepada Nora yang sekarang sedang melihat-lihat jajaran pensil warna.

"Ini mahal, sedikit saja," ucap Nora.

Jaehyun mengerutkan keningnya, dan mencoba merendahkan tubuhnya di hadapan Nora. Ia ingin mendengar lebih jelas, apa yang dikatakan Nora.

"Kenapa pilih yang sedikit? Nora boleh beli yang banyak, dan sudah pasti pilihan warnanya juga banyak." Jaehyun menunjukkan dua kotak pensil agar anaknya itu bisa melihat perbandingan di antara keduanya.

Nora menggeleng. "Ayah tidak punya uang, beli yang kecil saja."

Sedetik kemudian Jaehyun pun tertawa. "Ayah punya uang banyak sekarang," ucap Jaehyun.

Lagi-lagi, Nora menggeleng. "Ini sangat mahal, pizza juga mahal. Nora harus makan pizza." Nora mengambil kotak pensil warna yang berukuran kecil. Gadis kecil itu tetap pada pilihan pertamanya.

Jaehyun jadi teringat dulu Nora pernah menginginkan sebuah mainan, tapi Jaehyun menolak membelikannya karena harganya yang mahal. Jika mengingat itu sedikit membuat Jaehyun sedih, pasalnya pria itu seperti tidak bisa memenuhi keinginan putrinya.

"Jadi Nora mau yang itu saja? Tidak mau yang ini?" tanya Jaehyun menunjukkan kotak pensil yang ukurannya lebih besar. "Ayah sudah punya uang banyak, Nora. kalau kau mau yang besar ini, ayah bisa membelikannya."

Nora memeluk kotak pensil warna yang telah dipilihnya. "Kita harus hemat, dan menabung. Tapi, kita harus tetap beli pizza yang besar."

Hati Jaehyun tersentuh mendengar ucapan Nora. Ingin sekali Jaehyun mengganti seluruh waktu sedih yang dulu dilewati bersama Nora dengan hal-hal baik.

"Terima kasih sudah mengingatkan ayah," ucap Jaehyun. Tangannya mengusap lembut puncak kepala Nora. Bayi kecilnya sudah tumbuh jadi anak yang cerdas, dan istimewa dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Dulcenora - SekareareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang