Chapter 22

202 41 11
                                    

"Not so perfect but so beautiful

I'm the one I should love"

Epiphany - BTS (Jin)

Setiap tahunnya di sekolah Nora selalu mengadakan acara besar bertemakan family day. Di sini adalah waktu di mana ayah, ibu dan anak bekerja sama menunjukkan kekompakan mereka. Kali ini acara diisi dengan berbagai lomba seperti lomba lari estafet dan tarik tambang untuk anak-anak, lomba memasak untuk ibu dan anak, dan lomba sepak bola untuk ayah.

Sebetulnya berada di keramaian merupakan hal yang sulit dijalani oleh Nora, apalagi jika sampai mengeluarkan suara yang berisik, dan nyaring—itu mampu membuat Nora frustrasi.

Karena itu, sebelum acara Jaehyun membuat perjanjian dengan Nora. Jika gadis kecil itu mampu bersikap tenang, ia akan mendapatkan hadiah. Tapi, Jaehyun juga tidak akan bertindak sampai itu saja, karena Jaehyun juga tetap berusaha mencari tempat duduk yang jauh dari keramaian. Pria itu membawakan sebuah buku gambar, mainan, dan makanan kesukaan Nora di dalam tas, agar putrinya tidak bosan dan perhatiannya mampu teralihkan.

Sekarang waktunya untuk lomba masak, karena setiap orang tua di kelas wajib ikut serta, maka Jaehyun harus mau mengikuti lomba memasak bersama ibu-ibu. Berdiri di tengah ibu-ibu saja, cukup membuat Jaehyun canggung, dan salah tingkah. Apalagi beberapa dari mereka ketahuan memperhatikan Jaehyun tanpa berkedip. Antara kagum atau mungkin keheranan ada laki-laki ikut lomba masak.

Karena ini lomba masak bersama anak, jadi Nora ikut menemani Jaehyun. Walau pada akhirnya, Nora mungkin tidak membantu banyak. Karena Jaehyun sendiri sudah biasa melarang Nora untuk dekat-dekat dengan peralatan masak, apalagi benda tajam seperti pisau.

"Nora tolong cuci sayur-sayurannya ya. Nora bisa mencuci, 'kan?" tanya Jaehyun. Tangannya meletakkan beberapa sayuran di hadapan Nora.

Nora mengangguk pelan. "Nora bisa mencuci," jawab Nora.

Sementara Nora mencuci sayuran, Jaehyun sibuk membersihkan daging salmon yang sudah ia siapkan dari rumah untuk dimasak. Pria itu mau memasak steak salmon dengan salad. Menurut Jaehyun itu adalah masakan yang paling enak, dan paling mudah untuk ia buat.

"Terima kasih, Sayang," ucap Jaehyun ketika Nora sudah selesai mencuci sayurnya dengan bersih.

Nora melihat salmon yang ada di atas teflon bakar. "Salmon enak, Nora suka."

Jaehyun yang sedang memotong tomat itu tersenyum mendengar ucapan putrinya. "Nora suka sayur juga?" tanya Jaehyun, kemudian dijawab gelengan oleh Nora.

"Nora tidak suka sayur, tapi Nora suka tomat."

Jaehyun terkekeh. "Nanti kalau sudah jadi, Nora bisa makan ini."

Nora masih menatap salmon yang kini sedang di masak. "Ayah banyak asap," ucap Nora.

Seketika mendengar itu Jaehyun langsung terkejut, dan cepat-cepat mengecek salmonnya. "Astaga, ayah lupa membalik salmonnya," ucap Jaehyun yang kemudian membalik salmon yang kini satu sisinya gosong. "Bagaimana ini? Salmonnya gosong." Jaehyun tertawa, dan melirik Nora yang tak mengeluarkan ekspresi lain.

"Itu seperti tidak enak dimakan, Ayah." Nora menutup hidungnya karena asap yang dihasilkan dari salmon gosong. "Apa kita akan kalah?" tanya Nora.

Jaehyun menggeleng, sembari fokus memasak salmon dan memotong sayuran untuk salad. Kali ini Jaehyun jadi lebih berhati-hati agar tidak gosong lagi.

Sementara itu suasana di lapangan tempat lomba masak itu semakin ramai, dan waktu yang diberikan untuk memasak juga hampir selesai. Nora yang tidak menyukai keramaian itu sengaja duduk di bawah meja, dan menonton video pianis melalui ponsel ayahnya. Jaehyun tak masalah dengan itu, asal Nora tidak berlarian atau sembunyi jauh-jauh darinya.

**

Hari sudah sore, dan matahari kini berada di ujung seperti siap-siap akan terbenam. Jaehyun benar-benar menikmati acara di sekolah Nora, walau tidak ada satu perlombaan yang dimenangkan, tapi tidak menutup kemungkinan kalau si wakil direktur itu cukup senang karena bisa menghabiskan waktu libur dengan baik bersama putrinya.

Jaehyun dan Nora kini duduk berdua, bersantai dengan memakan es krim dan ditemani pemandangan sungai han sore hari.

"Kalau libur lagi, ayo kita ke pantai," ucap Jaehyun, seraya menjilat es krimnya.

Nora menggeleng. "Tidak mau," balas Nora.

Mendengar jawaban Nora membuat Jaehyun heran. Biasanya anak kecil suka dengan pantai, karena biasanya mereka suka bermain air dan pasir.

"Kenapa tidak mau?" tanya Jaehyun. Kini posisi duduk pria itu menghadap ke putrinya. Ia mau lebih jelas mendengarkan penjelasan Nora, mengenai mengapa ia tidak mau ke pantai—padahal seru.

"Ayah harus bekerja," jawab Nora dengan lugunya.

Jaehyun terkekeh. Ia melihat noda es krim di pipi Nora lalu menghapusnya dengan ibu jarinya. "Tapi ayah juga butuh liburan," ucap Jaehyun.

"Nanti kalau tidak bekerja, uang Ayah sedikit." Nora menjilat es krimnya. Gadis kecil itu memperhatikan orang-orang yang bersepeda di sepanjang sungai Han.

Jaehyun mengusap kepala Nora. "Ayah suka menabung, jadi uang ayah banyak," ucap Jaehyun dengan lembut.

Kalau dipikir-pikir, Nora sebenarnya pintar dan kritis. Hanya saja keterbatasannya membuat gadis kecil itu kesulitan untuk mencari teman, dan nyaman di tempat yang ramai. Bahkan Jaehyun tidak bisa mengajak Nora menonton bioskop, ia takut Nora akan histeris di dalam sana. Hingga akhirnya yang biasa Jaehyun lakukan adalah mengajak Nora jalan-jalan ke tempat yang tidak terlalu ramai, atau bising.

"Nora-ya," panggil Jaehyun.

Tidak menerima respons, Jaehyun tersenyum tipis. Sudah biasa kalau Nora sedang fokus terhadap sesuatu, gadis itu tidak terlalu tanggap ketika dipanggil.

"Jung Nora," panggil Jaehyun lagi. "Nora, es krim ayah habis," Jaehyun menunjukkan stik es krim yang kini sudah bersih.

Nora menoleh, dan melihat es krim Jaehyun sudah habis. Tak lama kemudian tangannya mulai menyendok es krim miliknya itu, dan disodorkan kepada Jaehyun. "Ayo Ayah buka mulutnya," ucap Nora yang hendak menyuapi Jaehyun. Gadis kecil itu meniru bagaimana Jaehyun saat menyuapinya.

Senyum Jaehyun merekah. Pria itu gemas melihat putrinya yang lucu kini mau menyuapinya es krim. Tanpa menunggu lama, Jaehyun pun membuka mulutnya lebar, dan sesaat kemudian barulah Nora menyuapkan es krim itu ke mulut Jaehyun.

"Terima kasih, Tuan Putri," ucap Jaehyun.

Jaehyun tersenyum seraya menggenggam satu tangan Nora. Tangan yang dulu hanya menggenggam telunjuknya itu, sekarang dapat ia gandeng ke mana pun. Jaehyun mencium tangan Nora gemas, lalu menempelkannya di pipi.

Mungkin belum terlihat besar perubahan pada Nora, tapi sedikit demi sedikit Jaehyun terus mengajarkan banyak hal untuk putrinya itu. Mulai dari hal yang dipelajari anak pada umumnya, sampai mengajarkan bagaimana menunjukkan kasih sayang.

"I love you, Jung Nora," ucap Jaehyun, lalu mencium tangan putrinya kembali.

Dulcenora - SekareareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang