Chapter 15

212 38 8
                                    

"Unexpectedly, I can't control my heart's rhythm."

Let Me Love U - WayV

---

Nana mengambil cangkir berisi teh, kemudian meminumnya ketika dirasa tidak panas lagi. Beberapa hari ini syaraf di kepalanya seakan kencang, dikarenakan pekerjaannya yang menggunung.

Wanita itu menyandarkan punggungnya yang lelah pada dinding, dan menikmati tehnya lagi. Hingga beberapa saat kemudian, Yeji masuk ke pantry dan membuat Nana menegakkan tubuhnya lagi.

"Selamat pagi, Nana-si." Yeji menyapa Nana, sembari tangannya membuka mesin pendingin kemudian menutupnya kembali setelah mengambil sebotol air dingin.

Nana tersenyum. "Sudah hampir siang, Yeji-si." Nana meminum tehnya lagi hingga tandas. "Ah—aku dengar, wakil direktur tidak datang. Benarkah?" tanya Nana.

Tangannya meletakan cangkir kosong di wastafel, lalu membasuh tangannya seraya menunggu jawaban dari Yeji.

"Hm, benar ... anaknya sakit, dan dia tidak tega jika meninggalkannya di rumah dan dititipkan ke pengasuh." Yeji meneguk air di botol, dan melepas dahaganya. "Tapi, izin di hari ini sepertinya adalah pilihan yang kurang tepat."

Nana semakin penasaran, wanita itu pun mengurungkan niatnya untuk kembali ke ruangannya, dan memilih mendengarkan Yeji. "Mengapa kau bilang itu kurang tepat?" tanya Nana.

Yeji meletakkan minumannya di meja, dan angannya dilipat di depan dada. Raut wajahnya kini berubah jadi murung. "Ah bagaimana ini? Ada banyak pekerjaan wakil direktur di sini, bahkan ada setumpuk laporan yang butuh dikoreksi dan ditanda tangani. Belum lagi, ada laporan keuangan yang sekarang ini diperlukan tapi berada di rumahnya." Yeji memijat keningnya. "Masalah besarnya bukan itu, tapi ... aku harus mengantarkan semua pekerjaan wakil direktur ke rumahnya."

Bukannya seorang sekretaris sudah biasa melakukan hal semacam itu? Lalu, kenapa menurut Yeji berat? Pertanyaan itu muncul di kepala Nana, begitu mendengar penjelasan Yeji. "Memangnya apa masalahnya jika kau harus mengantarkannya ke rumah wakil direktur?"

Yeji menggigit kuku ibu jarinya, dan menatap Nana murung. "Aku tidak bisa menyetir mobil. Tapi, aku harus mengantarkannya.

Nana terkekeh mendengar pengakuan Yeji. "Jadi karena itu masalahnya? Astaga, kau bisa naik taksi atau bus kalau mau." Nana geleng-geleng.

"Bukan begitu. Mobil wakil direktur ada di sini. Ia sengaja meninggalkannya di kantor, karena kemarin ia mengantuk sekali. Wakil direktur paling tidak bisa menyetir mobil, ketika ia sudah merasa dirinya mengantuk. Jadi kemarin, ia memilih naik taksi." Yeji mengehela napasnya gusar. "Aku harus membawa mobilnya pulang, bersama pekerjaannya di sini. Bagaimana ini Nana-si?"

Seoul adalah kota yang sudah maju, ada banyak sekali jenis pekerjaan—salah satunya jasa sewa sopir pengganti. Kenapa tak memanggil sopir pengganti, dan justru meninggalkannya di kantor? Nana benar-benar bingung, ada orang yang sekompleks itu.

"Ada-ada saja ...." Nana menaikkan sebelah alisnya, dan menatap Yeji serius. "Pekerjaanku sudah selesai, semoga saja tidak akan bertambah hari ini. Aku bisa membantumu," ucap Nana dengan yakin.

Sebenarnya ada hal lain selain membantu Yeji—menjenguk Nora dan ingin tahu di mana rumah Jaehyun. Kesempatan tidak datang dua kali, rasa penasaran Nana terhadap Jaehyun semakin hari bertambah besar.

Nana tersenyum ke arah Yeji, hingga si sekretaris itu berubah jadi canggung. "Aku takut merepotkanmu—"

Belum selesai Yeji bicara, Nana langsung memegang tangan Yeji hingga wanita itu terperanjat. "Tidak! Sama sekali tidak merepotkan." Nana melebarkan senyumnya, hingga gigi rapihnya terlihat.

Dulcenora - SekareareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang