minggu pagi jeno sudah mengacak acak kamarnya. beberapa kali dia berganti pakaian kemudian mengaca dan berganti lagi karena kurang pas. kerang lebih satu jam lah dia berdiri di depan cermin untuk mengubah ubah penampilannya.
" sepertinya ini cocok." ucap jeno sambil terus melihat penampilannya. setelah merasa puas ia pun mengambil jaketnya karena sedang musim dinging dan bergegas menuju rumah renjun.
lah bego. mau pake baju kayak apapun kalau di pakein jaket mana keliatan :v
tak berbeda dengan jeno. saat ini renjun juga sedang bersiap siap. entahlah tp dia merasa sangat senang karena sebentar lagi akan berkencan dengan jeno.
"mau kemana pagi pagi gini ren?" tanya jaemin.
"emm gue mau jalan sama jevino, jer. bolehin yah?" bujuk renjun.
"kalau gk di bolehin pasti lu nangis." ledek jaemin.
"gue bolehin tp jangan pulang sampai malem. inget kalau jevino macem macem cepat kabarin gue. dan ini." ucap jaemin dan memberikan renjun sebuah jam tangan.
"buat gue?" tanya renjun bingung.
"di jam tangan itu ada gps nya. biar gue gampang tau lu dimana." ucap jaemin.
renjun tersenyum mendengar ucapan jaemin. renjun bersyukur bisa memiliki saudara tiri yg sangat menyayanginya.
"makasih jer. lu emang kakak terbaik."
cup..
renjun mengecup singkat pipi jaemin dan berlari keluar untuk menunggu jeno.
"gue jg seneng punya adik kayak lu ren. gue akan jagain lu sebisa gue." gumam jaemin. ah pengen punya kakak juga huhu :(
saat renjun keluar dari rumahnya, saat itu juga motor jeno sampai.
jeno terlihat sangat tampan hari ini. dia juga terlihat sudah sangat sehat.
"renjun lu udah siap?" tanya jeno yg hanya di jawab anggukan oleh renjun.jeno pun memasangkan helm pada renjun. mata mereka saling bertemu seakan melepas kerinduan karena sudah tiga hari tidak bertemu.
cupp.
jeno mencuri kecupan di bibir manis renjun. bibir yg menjadi candu untuk jeno, bibir yg sudah sangat di rindukan oleh jeno karena sudah empat tahun lebih tak ia rasakan.
"ish jevino. ayo cepet keburu siang."
jeno pun menaiki motornya dan mulai menjalankannya menuju tempat tujuan mereka.
jeno sengaja memperlambat laju motor. tentu saja karena ingin menikmati waktu kebersamaan yg lebih lama lagi dengan pria tercintanya ini. meskipun motor jeno terbilang cukup sedang kecepatannya. namun renjun memeluk pinggang jeno sangat erat. entahlah, renjun hanya merindukan kehangatan saat berada di dekapan jeno.
satu jam perjalanan mereka pun akhirnya tiba di tempat tujuan. sebuah danau yg terlihat sangat nyaman dan menyejukkan.
"wahhh danaunya bagus banget jev. lu kok bisa tau disini ada danau se bagus ini?" ucap renjun takjub.
jeno membantu renjun melepaskan helm nya dan yh modus sedikit untuk merapihkan rambut renjun yg sedikit acak acakan.
"makasih jev." ucap renjun.
mereka berdua pun berjalan di pinggiran danau dengan tangan yg saling bertaut, menggenggang erat satu sama lain.
"ren, mau naik perahu itu gak?" tanya jeno.
"boleh. pasti seru jen." jawab renjun antusias.
jeno mengangguk dan menyewa satu buah perahu untuk mereka berdua.
renjun terlebih dulu menaiki perahu itu. sedangkan jeno mengambil kameranya untuk memotret renjun.
"ren, hadap sini dulu coba." perintah jeno.
cekrekkk.
"bagus gak jev?" tanya renjun.
"lu selalu cantik ren. kapan pun dan dimana pun." jawab jeno dan mulai ikut naik ke atas perahu.
"gue nanyanya bagus apa enggak. bukannya cantik." protes renjun.
mereka saling mendayung hingga sampai di tengah danau. air disini terlihat sangat jernih dan juga bersih.
"jev disini bagus yah. udaranya juga segar." ucap renjun."lebih bagus lagi kalau kita berdua berpelukan di atas ranjang ren hehe." jawab jeno.
"ih serius jev." kesal renjun.
"boleh. mau kapan? ayo sekarang kita ke atas altar. biar sah." jawab jeno lagi lagi membuat renjun mendengus kesal.
"itu mah mau nya lu." ucap renjun ketus.
jeno hanya bisa terkekeh, meledek dan membuat renjun kesal adalah hal yg paling menyenangkan. karena yah renjun terlihat sangat menggemaskan ketika sedang marah.
"jev? kalau misalnya kita berdua tenggelam nih? lu bakal nyelamatin diri lu sendiri apa nyelamatin gue?" tanya renjun.
"gue selamatin keduanya." jawab jeno.
"itu bukan jawaban jevino." protes renjun.
"ren, kalau gue ada dan lu gak ada itu sama aja kayak gue bunuh diri gue sendiri secara perlahan. karena hidup gue gak ada apa apa nya tanpa lu. lu tau gak kesalahan terbesar gue adalah pernah ngelepas lu dan gue gak mau ngulang itu untuk kedua kalinya. empat tahun terakhir gue tanpa lu itu semu, semuanya gak ada yg spesial. dan kalau misalnya lu ada dan gue gak ada, gue gak mau. karena gue ingin hidup sampai tua bareng lu. dan gue gak akan siap kalau liat lu hidup sama orang lain dan orang itu bukan gue. jadi gue akan berusaha nyelametin dua dua nya agar kita bisa terus bersama sampai cucu cucu kita nanti." jawab jeno dengan tatapan tulusnya dan tangan yg menggenggam tangan renjun erat.
"wahhh gue terharu hehe. makasih karena lu mau mencintai pria yg jauh dari kata sempurna ini jev." ucap renjun.
"yaudah mending sekarang kita kembali ke pinggir karena masih ada lagi tempat yg mau kita kunjungi?" ucap jeno.
"masih ada lagi?"
"tentu."
mereka berdua pun kembali mendayung hingga sampai di pinggir danau.