hyunjin dan baejin sedang berusaha menenangkan jeno yg sedang emosi itu. jangan sampai jeno bertindak diluar kendali.
"jev stop. tenangin pikiran lu!" bentak hyunjin.
"hyunjin benar jev. lu harus tenang." sambung baejin.
"yang ada kalau lu emosi malah kacau semuanya. lu liat gak tadi rendi kayak kaget gitu waktu lu bentak siyeon. lu sendiri kan yg bilang kalau rendi gak suka cowok kasar. kalau lu bersikap gitu yg ada rendi mikir kalau lu tuh cowok yg kasar sama cewek. lu mau rendi jauhin lu lagi huh?" ucap hyunjin panjang lebar.
"terus gue harus gimana?" tanya jeno.
"lu tenangin dulu fikiran lu biar emosi nya ilang. tadi gue gk sengaja liat rendi masuk ke perpustakaan. lu bisa susul dia kesana." ucap baejin yg dijawab anggukan oleh jeno.
benar yg baejin bilang. saat jeno masuk perpustakaan, jeno melihat renjun yg sedang membaca buku di bangku pojok perpus. (yaiyalah lagi baca, masa masak :v)
jeno pun mengambil sebuah buku yg entah nanti dibacanya atau tidak. yg penting dia bawa buku kan hehe.
"gue duduk yah ren?" ucap jeno.
"hmm udah duduk baru izin." sindir renjun yg dijawab kekehan abstrak oleh jeno.
"lu kok tau kalau gue disini?" tanya renjun.
"ikatan batin. mungkin kita jodoh." ucap jeno spontan.
"ikatan batin your ass!!" ucap renjun sinis.
"lu sendirian kan ren?" tanya jeno. kalau sampai tiba tiba ada jaemin kan jeno bisa emosi lagi nanti.
"tadi nya sih iya sendiri. tp sekarang kan sama lu." jawab renjun ketus.
"ren?"
"hmmm."
"lu tadi liat gue bentak siyeon yah?"
"bukan urusan gue juga." jawab renjun datar dengan tatapan yg tak beralih dari buku bacaannya.
lagi lagi jeno hanya bisa menghela nafasnya. renjun masih saja bersikap datar padanya.
bukannya membaca buku, jeno justru menopang kedua tangannya di dagu dan menatap renjun tak berkedip. renjun yg merasa di tatap tajam oleh jeno pun merasa risih dan juga deg deg an tentu saja. di dalam sana jantungnya berdetak tak beraturan.
"cantik." gumam jeno yg tentu saja masih bisa di dengar renjun.
renjun rasanya ingin meleleh saja. melihat jeno tersenyum manis hingga matanya membentuk eye smile itu adalah kelemahan seorang huang renjun. siapapun tolong selamatkan hati renjun sekarang huhu.
"jev, lu ngapain sih liatin gue gitu?" tanya renjun gugup.
"lu cantik."
"gue cowok ya bangsat!!"
"husstt, cowok manis gak boleh ngumpat."
"hufft. lu itu kesini mau baca apa mau liatin gue sih?" tanya renjun kesal.
"liatin lu lah." jawab jeno kelewat jujur.
"yaudah kalau gitu gue yg pergi." ucap renjun dan akan beranjak pergi namun jeno dengan cepat menghentikannya.
"ren tunggu. sebenernya gue mau minta di ajarin bahasa china." ucap jeno asal.
"mendadak gitu pengen belajar bahasa china?" tanya renjun curiga.
" yah kan calon suami sama mertua gue orang china." jawab jeno spontan.
"gue serius yh jev!" kesal renjun.
"wah minta di seriusin nih, hayuklah kita ke kua sekarang." goda jeno.
""jevino!!"
"hehe iya iya, jadi gue bentar lagi ada kuis bahasa china ren. jadi lu bantuin yah. please?" ucap jeno dengan nada memohonnya.
"yaudah iya gue bantu. tp kata dasarnya aja yah."
" oke."
"kita mulai dari mana nih?" tanya renjun.
"terima kasih."
"xie xie."
"cantik?"
"meili."
"rendi, ni hen meili." ucap jeno.
"gombal."
"rendi?" panggil jeno.
"hmm." jawab renjun dan melihat ke arah jeno. dan yah saat ini mereka saling menatap satu sama lain. mereka berdua hanya berharap semoga jantung mereka tidak lari dari tempatnya atau mereka berdua bisa meninggal di tempat :v
" xie xie ni lai wo de shenghuo." ucap jeno
"hah?"
" qing zai gei wo yici jihui, wo baozheng wo bu hui shanghai ni."
(jangan tanya artinya yah, aku sudah lupa hehe)"jevino.." mata renjun sudah berkaca kaca saat ini mendengar ucapan jeno.
"rendi, wo ai ni." lanjut jeno dengan tatapan tulusnya.
"ren, gue tau lu sekarang udah gak sendiri lagi. tp please kasih gue kesempatan buat buktiin sama lu kalau gue masih cinta sama lu. gue emang bodoh dan gue nyesel udah pernah nyakitin lu ren. tolong percaya sama gue."
"jevino, lu bisa kok buktiin kalau emang lu masih sayang dan cinta sama gue. tapi tolong jangan sampai lu nyakitin orang lain yah apalagi jeremy." ucap renjun yg menohok hati jeno yg paling dalam.
"makasih udah kasih gue harapan. gue akan berusaha sebisa gue agar lu percaya dan mau kembali sama gue lagi." gumam jeno.
"gue tunggu. kalau gitu gue pergi dulu. masih ada kelas" ucap renjun dan berlalu meninggalkan jeno.
"gue akan ambil yg seharusnya milik gue ren. dan lu adalah milik gue. kalau gk percaya lu bisa nanya sama author nya. jeremy maaf, tp renjun bukan milik lu, dan dia harus pulang ke rumahnya yaitu gue." teriak jeno yang mendapat hadiah timpukan buku dari penjaga perpustakaan.