"Mohon perhatiannya anak - anak. Minggu depan kita bakalan berangkat buat Study Tour. Kalian ingat 'kan selain senang - senang disana, ada tugas analisis. Tema analisis enggak dibatasi, kalian bebas milih sesuai ranah kalian di Sains." jelas Pak Junaedi penanggung jawab Study Tour untuk kelas Sains.
Arfa mengangkat tangannya "buat pengerjaannya individu atau kelompok Pak?"
"Berkelompok, yang terdiri dari 5 orang. Ada pertanyaan lagi?" Jawab Pak Junaedi menjeda beberapa saat "kalau enggak ada silahkan lanjutkan kegiatan kalian"
"Terimakasih Pak" ucap kami serempak.
Selepas Pak Junaedi pergi, Arfa segera kedepan mengambil alih kelas "nah, kata Pak Junaedi satu kelompok terdiri dari 5 orang. Baginya mau diundi atau gimana?"
"Karena ini nyangkut perjalanan di luar sekolah, pasti kalian pada mau habisin waktu sama teman - teman terdekat 'kan? Jadi kalau saran aku sih ditentuin masing - masing aja" ungkap Dara si gadis berambut ekor kuda.
Beberapa terlihat mengangguk.
Jafin mengangkat tangannya "aku enggak setuju, kalau kayak gitu enggak ada yang mau sekelompok sama aku" wajahnya terlihat kusut. Well, aku tak dapat mengelak jika pembagian kelompok diserahkan pada masing - masing orang cenderung banyak yang memilih anggota yang akan menguntungkan dirinya.
Pria ini termasuk orang yang dihindari di kelas untuk dijadikan anggota kelompok. Kebanyakan bilang, karena dia tidak terlalu pintar, terlalu banyak bercanda, dan mungkin karena ketidakjelasannya.
Bagiku tak masalah satu kelompok dengan siapapun, selagi mereka mengerjakan tugas yang memang menjadi tanggungjawabnya.
"Oke, kalau gitu kita voting" sambung Arfa.
Jafin mendengus dikursinya saat mendapati hasil vote 19 - 6 untuk kemenangan pendapat Dara.
"Oke, berarti nentuin kelompok masing - masing. Aku tunggu nama anggota kelompok kalian sampai nanti jam pulang sekolah" Arfa kembali ke tempat duduknya.
Aku melihat Gefarin menepuk bahu Jafin yang terlihat masih kesal "Enggak usah khawatir, Fin. Kita udah dua orang, tinggal cari sisanya"
"Kamu mau satu kelompok sama aku?" Jafin melirik dengan kedua bola matanya yang berbinar.
Gefarin terkekeh. WHAT? TUNGGU! Gefarin tertawa? Sungguh pemandangan langka!
"Tentu aja! Kamu enggak anggap aku teman selama ini?"
Wajah Jafin ditekuk "aku kira meski kita temenan, kayak yang lain, kamu bakalan cari teman kelompok yang pintar"
"Astaga Jafin, dangkal banget otak kamu. Memangnya selama ini aku cari teman kelompok kayak gitu?" Gefarin mendengus kesal.
Jafin tertawa kaku "enggak sih"
Diam - diam aku ikut tertawa mendengar percakapan mereka yang terdengar konyol. Jafin sih yang membuatnya konyol. Meski begitu, kuakui Gefarin memang tak pernah meninggalkan Jafin saat kelompok ditentukan masing - masing.
Aku suka pria yang setia kawan. WHAT?! TIDAK! APA YANG BARU SAJA KUPIKIRKAN.
"Fla, Chel aku bareng kalian ya" dia Sheira. Sheira ini satu lagi teman dekatku di kelas. Saat koloni kelas terjadi, aku menghabiskan waktuku dengan Rachel dan Sheira.
Kugelengkan kepalaku kuat, di momen yang tidak tepat. Bermaksud menepis pemikiran tentang menyukai Gefarin, Sheira malah menanggapi gelenganku sebagai jawaban atas permintaannya.
"Kamu enggak mau, Fla?" wajah Sheira terlihat bersedih, Pun Rachel yang terlihat terkejut.
"Apa? Engggak, bukan itu. Aku lagi mikirn sesuatu. Iyalah kita satu kelompok, Ra" balasku cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [Selesai]
Teen FictionAku menarik tanganku lepas dari genggaman Gefarin. Hatiku sudah lebih dulu perih kala merangkai kata yang akan kuucapkan "Gefa, jangan bersikap baik sama aku. berhenti bersikap baik sama aku" disaat itu bintang dimata Gefarin meredup seiring kakiku...