Kami bertiga memutuskan untuk pergi ke time zone lalu ke tempat karaoke. Namun ternyata tidak seperti rencana awal yang hanya akan pergi bertiga, kami ikut ketambahan tiga personel lain yang katanya ingin ikut melepas penat- Gefarin, Jafin, dan Arfa.Sebelum keberangkatan sempat terjadi bersitegang, entah hanya aku yang merasakan atau yang lain juga. Saat Arfa mendengar rencana kami untuk bersenang - senang, dia mengajukan diri meminta padaku untuk bergabung. Tanpa diduga, Gefarin dengan mata kesal datang dan bilang akan ikut juga bersama Jafin.
Kami memulai petualangan dengan tema menghibur Rachel di tempat time zone.
"Chel, ayo main itu! Kamu harud gerakin tubuh kamu, kalo aja loncat - loncat bisa lunturin itu kenangan sama si mantan!" ajak Sheira menunjuk lantai dansa.
Kami terkekeh mendengar umpatan Sheira. Pun Rachel menurut, memainkan lantai dansa bersama Sheira dengan bersemangat.
"Ayo, kita juga cari permainan lain" Arfa menarik lenganku ke salah satu permainan.
Arfa mengajakku untuk memainkan bola basket "ambil bolanya, Fla. Aku enggak akan kalah meski kamu ace di turnamen liga kemarin" sahut Arfa.
Aku yang merasa tertantang langsung meraih bola yang baru saja turun "kita lihat aja nanti"
GO!
Tanganku mulai melempar bola kedalam ring didalam sana dengan cepat.
Ditengah permainan kami Arfa memanggilku "Fla"
Aku menengok sekilas kemudian menyahut dengan tangan yang masih melempar bola "ya?"
"Yang kemarin ingin aku tanyakan-"
"Oh iya! Yang didepan kelas, obrolan kita yang kepotong" timpalku.
Arfa menatapku sekilas dengan tangan yang masih bekerja "apa-"
"Payah banget sih!" tiba - tiba seseorang mendorongku pelan dan mengambil alih posisiku memasukkan bola ke dalam ring.
"Gefa!" kesalku, padahal poinku jelas lebih unggul dari Arfa.
"Apa? Aku juga mau main" sahutnya kelewat santai.
Kulihat Arfa menghembuskan napasnya kasar, dua kali gagal mengatakan sesuatu padaku karena Gefarin.
"Kamu kalah! Sana cari permainan yang lain" ucap Gefarin pada Arfa.
Aku mengerutkan dahi tak mengerti kenapa Gefarin seperti tidak suka sekali pada si ketua kelas. Padahal sebelumnya mereka baik - baik saja.
"Gefa, kamu kenapa sih? Jadi kasar gitu sama Arfa" ucapku setelah Arfa pergi.
Gefarin terlihat tak suka dengan ucapanku "kasar? 'Kan memang kenyataannya dia kalah. Darimana kasarnya?" Gefarin mendengus.
"Oke maaf, berarti aku yang salah paham"
"Lupain aja, ayo main itu" Gefarin menunjuk satu permainan mengambil hadiah.
Aku memandang senang permainan favoritku sewaktu kecil "dapatin permennya, Gefa"
"Gamau bonekanya?" Gefarin memandangku tak percaya.
Aku menggeleng sebagai jawaban "mau permennya aja, yang banyak"tunjukku pada permen yang hanya ada di kotak sana.
"Kamu ini lucu banget. Orang mainin ini buat dapat boneka, bukan permen"
Aku cemberut mendengar penuturan Gefarin "kalau enggak mau yaudah. Aku aja yang dapetin permennya" kesalku.
Namun Gefarin mencegahnya "aku bakalan dapetin keduanya buat kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [Selesai]
Teen FictionAku menarik tanganku lepas dari genggaman Gefarin. Hatiku sudah lebih dulu perih kala merangkai kata yang akan kuucapkan "Gefa, jangan bersikap baik sama aku. berhenti bersikap baik sama aku" disaat itu bintang dimata Gefarin meredup seiring kakiku...