Episode 6: Hari Yang Menyebalkan

288 37 0
                                    


Bel istirahat berdering, suaranya dengan jelas menggema keisi ruangan kelasku.

"Argghh laper banget, ayo buruan ke kantin" ajakku pada Rachel dan Sheira.

"Kamu duluan aja" Sheira merangkul lengan Rachel hendak pergi.

Aku mengerutkan kening "mau kemana? Aku ikut kalian aja deh"

"Ke ruangan Pak Rambe. Kami diminta buat nemuin bapaknya di ruangan. Daripada nungguin kami didepan ruangan lama, mending kamu ke kantin duluan aja cariin tempat"

Pasrah, akhirnya aku menuruti ucapan Rachel dan berjalan ke kantin sendirian.

Kantin sangat penuh. Hampir 30 menit aku menunggu kedua sahabatku yang tak kunjung datang.

Kukirim pesan singkat pada Sheira juga Rachel menanyakan keberadaan mereka.

Setelah menunggu 10 menit tak ada balasan satupun dari mereka, hingga membuatku meninggalkan kantin untuk kembali ke kelas.

Sebelum kembali ke kelas mampir ke koperasi untuk membeli roti karena perutku sangatlah lapar.

Aku dikejutkan satu hal, karena dompet kecilku tak berisi uang sedikitpun. Seingatku masih ada beberapa lembar uang kuselipkan disini selain di dompet utamaku.

Mengigit bibir bawahku malu, "maaf bu, uangnya ketinggalan di kelas" jujurku kemudian hendak mengembalikan roti keju yang sempat kubawa.

Tangan seseorang mencegahnya, menarik roti yang kupegang "sama ini juga, bu" ucap Gefarin mengeluarkan dompetnya.

"Asik ditraktir! Aku juga ya, Gefa!" sahut Jafin menyodorkan beberapa makanan ringan.

Gefarin hanya berdeham mengiyakan, ikut membayar tagihan untuk Jafin.

Jafin lebih dulu meninggalkan koperasi dengan makanan ringan yang Gefarin belikan.

"Ini" tangan itu memberikan roti keju kehadapanku.

"Terimakasih, nanti aku ganti uangnya"

Pria itu menggeleng "enggak usah. Anggap aja hadiah kecil" ucapnya melenggang pergi begitu saja dari hadapanku.

Pipiku memanas seketika, apa itu tadi? Dia bilang hadiah? Untukku? Ibuuu, ini hadiah termanis yang pernah aku dapatkan selain dari keluargaku.

•••

Aku melenggang santai menuju kelas, seakan kejadian di koperasi berhasil menguapkan rasa kesalku yang sudah menunggu lama di kantin.

Baru satu langkah aku memasuki kelas, aku mendapati Sheira dan Rachel tengah menyantap makanan dari kotak bekal. Aku sangat hapal itu milik siapa-Rachel. Rasa kesalku kembali seketika.

"Kalian makan siang disini?" ingin mendengar penjelasan mereka yang sudah membuatku menunggu di kantin, nyatanya yang ditunggu malah makan di kelas.

"Iya" balas Sheira dan Rachel dengan santai.

"Keluar dari ruangan Pak Rambe jam berapa?"

Rachel berpikir mencoba mengingat "enggak jadi ketemu, katanya pak Rambe ada urusan"

"Hah? Jadi, daritadi kalian disini? Ngebiarin aku nunggu di kantin lama banget? Sms aku juga enggak dibaca"

"Maaf, kami lupa" Sheira mengangkat tangannya tanpa rasa bersalah sama sekali.

Sementara Rachel mengangkat ponselnya dari atas meja "hape aku mode hening, jadi gatau kalau ada sms dari kamu"

"Udah dong, Fla. Jangan ngambek kayak anak kecil" Rachel mencoba membujukku.

"Anak kecil? Kalian bisa ngomong langsung kalau emang gamau makan bareng aku. Seenggaknya aku enggak harus kayak orang bego lagi kelaparan" ketusku kemudian memilih melenggang pergi meninggalkan ruang kelas.

•••

Kukira kedua sahabatku akan menyesal dan meminta maaf setelah yang mereka lakukan di jam istirahat siang tadi. Nyatanya kini mereka lebih mengabaikanku. Harusnya, tugas resensi novel ini dilakukan berkelompok dan aku malah dikucilkan begitu saja. Rachel dan Sheira lebih memilih Riri.

"Kamu bikin mereka kesal ya?" Jafin setengah berbisik karena ini di perpustakaan. Untungnya pria ini mengajakku bergabung ke kelompoknya yang baru berisikan dua orang dengan Gefarin.

"Kenapa aku? Aku enggak ngelakuin apapun" balasku menatap sedih mereka yang justru asyik tanpaku.

"Kayaknya kamu berbuat sesuatu sampai mereka acuhin kamu gitu aja"

"Aku enggak tahu Jafin! Please, enggak usah banyak tanya!" nada suaraku meninggi membuat orang - orang disekitar mengalihkan perhatiannya padaku.

"Maaf" aku menunduk.

Jafin yang aku bentak pun terlihat bersedih "aku 'kan cuma tanya, maaf kalau bikin kamu sakit hati"

Aku menghembuskan napasku kasar "maaf udah bentak kamu" - "bagian aku udah selesai. Aku duluan" menyerahkan selembar kertas berisi tugasku kemudian pergi meninggalkan perpustakaan.

•••

Aku membasuh wajahku di wastafel. Hari ini sangat menyebalkan sekaligus mengesalkan! Rachel dan Sheira kenapa sih? Apa kesalahan yang sudah kuperbuat? Sampai saat ini pun aku tak menemukan dimana letak kesalahan diriku. Semuanya baik - baik saja hingga saat jam istirahat tadi.

Tiba - tiba kakiku merasakan sesuatu yang basah.

"Hey! Siapa itu? Sengaja banget numpahin air! Sepatu aku jadi basah!" kesalku yang hanya melihat bayangan orang yang menumpahkan air dengan tergesa keluar dari kamar mandi.

Dengan kesal aku kembali ke kelasku dengan keadaan sepatu dan kaus kaki didalamnya yang sudah basah kuyup.

Sesampainya di kelas aku tak mendapati siapapun disana. Oh tidak. Ralat, ada Gefarin yang masih berkutat dengan bukunya.

Aku menghampiri mejaku untuk mengambil beberapa barangku. Harus segera pulang jika tidak ingin masuk angin.

"Yaampun!" aku terkejut saat tak mendapati tasku disamping meja. Semuanya ada disana, dompet, buku. Bagaimana aku akan pulang?

Kenapa sih dengan hari ini? Kenapa aku sangat sial?

Ponselku berdering. Segera mengangkatnya saat melihat nama Rachel muncul dilayar sana.

"hey, Rachel Rehada kamu nyembunyiin tas aku?"

Aku mendengar suara kekehan, tak hanya satu orang! Karena aku jelas mendengar suara Sheira juga disana "kalau kamu mau tas kamu, ambil sini di taman belakang" itu Sheira.

"Awas ya kalian!" kesalku hendak menyusul mereka. Namun lenganku dicekal oleh Gefarin.

"Enggak usah kesana. Yang ada kamu bakalan dilemparin air dan tepung sama mereka"

"Apa?" aku menatap Gefarin bingung.

"Ini hari ulang tahun kamu, mereka mau ngerjain kamu kayak yang aku bilang tadi" Gefarin menghela napas.



•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADORE YOU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang