Kami sangat menikmati waktu bersama di toko buku. Membaca beberapa ulasan buku yang menarik. Bahkan duduk di lantai diantara rak - rak buku menikmati novel yang sudah dibuka oleh tangan usil. Bergantian membaca agar tak ketahuan penjaga toko buku."Kita hampir aja ketahuan" aku terkekeh mengingat betapa konyolnya apa yang kami lakukan.
Pun dapat kulihat Gefarin mengembangkan kedua sudut bibirnya "seru banget ternyata baca buku sambil sembunyi dari letugs Biasanya aku cari review di internet sebelum beli buku"
"Gefa, mau es krim enggak? Di dekat sini ada es krim enak langganan aku" tanyaku kemudian, teringat kedai es krim favoritku disini. "aku yang traktir" imbuhku.
Gefarin terkekeh "bangga banget yang mau traktirin"
Aku ikut tertawa mendengar responnya. Ternyata sebahagia ini melihat orang yang kau suka karenamu.
Aku sudah mengantri untuk mendapatkan es krim, sementara Gefarin mencari tempat duduk untuk kami.
"Kesini sama siapa tuh? Pacar ya?" itu Pak Noh pemilik kedai es krim. Pria paruh baya itu tersenyum dengan kedua halisnya yang terangkat.
Aku menggeleng sembari mengangkat kedua tanganku "bukan Pak, dia teman sekelas" jelasku.
Pak Noh tersenyum "teman apa teman? Bapak lihat dari tadi si meng senyam - senyum terus"
"Pak Noh jangan godain anak orang. Itu antriannya udah panjang" aku mengalihkan perhatian, menunjuk antrian dibelakangku yang sebenarnya tidak terlalu panjang.
"Selamat menikmati eskrim sama pacar" lelaki paruh baya itu menyodorkan dua cone besar es krim kehadapanku.
"Pak" rengekku karena beliau terus menggodaku. Aku segera membayar tagihan lalu mengambil es krim itu.
Aku mencari keberadaan Gefarin. Dia duduk di bagian luar rupanya. Aku melangkahkan kakiku berjalan ke tempatnya berada.
Tiba - tiba seorang anak berlari kearahku dengan kecepatan yang tak dapat ia kontrol. Es krim yang sempat di genggam bocah kecil itu jatuh tepat di rokku, membuatnya lengket dan basah sekaligus.
"Maafin Prasa, Kak" raut wajah bocah lelaki ini terlihat ketakutan.
Aku tersenyum tak tega melihat bocah ini "gapapa, eskrimnya bisa dibersihin pakai tisu kok. Eskrim kamu?"
Sepasang orangtua menghampiriku "maafin ya, dek"
"Gapapa, Bu. Prasa enggak sengaja juga" balasku cepat.
"Roknya jadi kotor. Kami beliin yang baru ya" sang ibu mendekat setelah melihat pakaianku yang terkena lelehan eskrim.
"Gapapa, Bu. Bisa saya bersihin di toilet. Beneran gapapa" jelasku saat raut bersalah dari keduanya.
"Sekali lagi kami minta maaf" aku mengangguk seraya menatap kepergian keluarga kecil itu.
"Fla" itu Gefarin, mungkin dia terlalu lama menunggu dan menyadari keterhambatanku. Pemuda itu mengambil kedua es krim digenggamanku.
"Aku ke kamar mandi dulu ya, Gefa" aku berlari kecil meninggalkannya.
"Yaampun" aku tak tahu jika bekasnya akan tercetak jelas dan ternyata jejaknya cukup besar. Hal ini membuatku ragu untuk keluar dari kamar mandi karena orang - orang akan melihatku.
Pada akhirnya aku keluar, mengingat Gefarin sudah menungguku lama.
"Fla" aku terkejut karena kehadiran Gefarin yang berdiri didepan toilet perempuan.
"Gefa? Ngapain disini?"
Gefarin melihatku sejenak kemudian menyampirkan jaket yang sejak tadi ia pegang di pinggangku "ini. Bekas gulanya pasti bakalan nempel" ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [Selesai]
Teen FictionAku menarik tanganku lepas dari genggaman Gefarin. Hatiku sudah lebih dulu perih kala merangkai kata yang akan kuucapkan "Gefa, jangan bersikap baik sama aku. berhenti bersikap baik sama aku" disaat itu bintang dimata Gefarin meredup seiring kakiku...