Tempat duduk kembali berputar. Namun sepertinya takdir sedang senang mempermainkanku. Buktinya, takdir sekarang membuatku kembali duduk berdekatan dengan Gefarin. dia duduk tepat dibelakangku.Apakah takdir sesenang itu melihatku gugup tidak karuan saat berada dekat dengan Gefarin?.
Menyedihkannya lagi, hari ini Rachel sakit membuatku duduk seorang diri. Biasanya suasana akan cair oleh pertengkaran kecil Rachel dengan Jafin, namun hari ini juga pria itu terlihat lebih kalem.
Oh, jantung! Kumohon tenanglah. Aku hanya mengaguminya, kenapa kau bertindak berlebihan seperti ini jantungku sayang!
"Fla! Hari ini aku duduk sama kamu ya?" Sheira datang menenteng tasnya kehadapanku.
Aku mengangguk cepat, lebih baik ketimbang harus duduk sendirian.
Sheira tersenyum kemudian duduk ditempat Rachel yang kosong "halo, aku duduk di sini hari ini" sapanya pada Jafin, Gefarin juga Putra dan Kevan yang ada didepanku.
"Kamu ninggalin Riri sendirian? Dasar pengkhianat!" cetus Putra yang dihadiahi pukulan tepat dibahu si pucat.
Pelakunya, tentu saja Sheira "dasar lemes banget itu mulut! Aku udah minta izin ya sama Riri, dia aja enggak masalah. Kenapa kamu yang repot?!"
"Tetap aja pengkhianat!"
"Diam kamu mayat hidup!" teriak Sheira.
Aku terkikik geli. Tidak ada pertikaian Rachel dengan Jafin, sekarang ada Putra dengan Sheira.
"Awas loh, kalian sering banget cekcok lama - lama jadi sayang" aku berceletuk masih dengan kekehanku.
"Sama dia? Ugh! Itu enggak akan pernah ya!" Sheira melempar tatapan tak suka pada Putra.
"Memangnya aku mau? Sorry ya, enggak!" balas Putra sengit.
Kini Sheira lebih memilih tak menggubris ucapan Putra dan merapatkan duduknya kepadaku "omong - omong tentang yang tersayang, kamu lagi suka seseorang ya?"
Aku yang tengah menenggak air minum dari botol langsung tersedak.
"Aduh, duh. Jadi aku benar ya? Sampai - sampai kamu keselek"
Kuasaku mengambil tisu untuk mengeringkan sudut bibir dan membersihkan seragam yang terkena tumpahan air. "Enggak! Siapa bilang?!"
"Mata kamu yang bilang, Hafla sayang" Sheira tersenyum, senyum yang tak dapat kumengerti.
"Pak Gumi datang!" teriak Hutama dari ujung sana memperingati kami untuk segera ke tempat duduk masing - masing.
Aku menghembuskan napas lega, kedatangan Pak Gumi menghentikan Sheira kembali bertanya padaku.
•••
Kacau, sangat kacau! Satu kalimat Sheira tadi, tentang aku yang tengah menyukai seseorang membuat pikiranku kacau. Aku meyakini jika selama ini hanya mengagumi seorang Gefarin Wirdas. Tapi kala mengingat jantungku yang bereaksi berlebihan, lalu apa benar ini rasa suka?
"Kita akan membangun website yang sederhana lebih dulu. Nah baris kesatu dan ketiga bergabung dengan teman dibelakangnya ya" lanjut Pak Gumi setelah menjelaskan materi informatika mengenai pembuatan website.
Pak Gumi! Kenapa harus berkelompok dengan teman dibelakang?! Apa berdua saja tidak cukup?! Aku terus merutuk dalam hati tak siap dengan jantungku yang akan berhadapan dengan Gefarin.
"Fla, kamu lagi apa? Cepat balik" Sheira menarik paksa kursiku untuk berbalik.
"Y..yaa" sial, suaraku malah bergetar gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [Selesai]
Teen FictionAku menarik tanganku lepas dari genggaman Gefarin. Hatiku sudah lebih dulu perih kala merangkai kata yang akan kuucapkan "Gefa, jangan bersikap baik sama aku. berhenti bersikap baik sama aku" disaat itu bintang dimata Gefarin meredup seiring kakiku...