Aku tak tahu, bagaimana rasa kagum ini setiap harinya selalu bertambah besar.Seperti saat ini duduk diam memandangi Gefarin yang duduk berjejer denganku dan hanya berjarak Fairrel diantara kami. Dihari kedua study tour kami menikmati waktu bermain kami di TMII. Teman - teman sekelasku antusias untuk menaiki sebuah wahana bernama Ontang - Anting.
Tidak denganku yang menolak ajakan Sheira. Dilihat dari bawah saja terlihat memusingkan, apalagi sampai benar - benar naik. Bisa - bisa aku mabuk!
Semuanya sudah siap duduk di wahana, kecuali aku, Rachel, Gefarin, dan Fairrel yang hanya duduk dibangku yang berada dibagian luar wahana.
"Kamu enggak mau nyobain naik, Gef?" tanya Fairrel
Gefarin berdeham kemudian melanjutkan dengan sebuah kalimat "enggak, aku enggak suka wahana kayak gitu" balasnya.
Fairrel mengangguk "aku juga sih, lihatnya aja udah bikin pusing. Aku berani taruhan kalau mereka bakalan mabuk turun dari sana" ucapnya diakhiri kekehan ringan.
"Aku juga mikir kayak gitu, Rel!" Rachel ikut tertawa melihat bagaimana teman - teman kelas kami berteriak saat wahana itu berputar dengan kecepatan tinggi.
Bahkan Jafin yang tadi sangat bersemangat kini malah berteriak ketakutan.
Sesekali aku kembali menengok kesamping kiri dimana Gefarin duduk. Bagaimana bisa wajahnya begitu menenangkan?
Aku tersenyum kecil saat sesuatu dalam diriku menggelitik, seperti ada kupu - kupu kecil disana tengah berlarian. Apa mengagumi seseorang memang seindah ini?
"Astaga, Ra!" teriakan Rachel berhasil melepaskan kupu - kupu itu dan mengembalikkanku pada realitas.
Melihat Sheira yang pucat aku segera berlari menghampirinya. Ikut memapah seperti yang dilakukan Rachel."Ra, kamu baik - baik saja?" tanyaku, wajahnya terlihat pucat seperti nyawanya mendadak hilang sejenak.
Sheira menggeleng lemas "pusing, mual" lirihnya. Seperti yang aku khawatirkan saat melihat wahana berbentuk ayunan ini.
"Duduk dulu" perintah Rachel. Sedangkan aku merogoh tas untuk mencari air minum yang kutaruh disana.
"Ini, diminum" kusodorkan sebotol air mineral kehadapan Ra.
Sama halnya seperti Sheira, Jafin berjalan gontai kearah kami dan dia ambruk ditanah "aku enggak akan pernah naik ontang - anting lagi" rengeknya menggelengkan kepala memikirkan betapa mengerikannya wahana itu.
"Kaliannya aja terlalu lemah" Putra datang dengan wajah tanpa takut setelah sama - sama turun dari wahana Ontang - Anting.
"Sombong!" cetus Sheira sebal.
•••
Kami melanjutkan petualangan kami di taman bermain ini. Kelas kami sudah terpecah kedalam beberapa kelompok berdasarkan ketertarikan pada wahana yang ada.
"Kenapa sih kalian antusias banget naik perahu yang masuk ke tempat gelap?"aku tak setuju saat teman satu gerombolku mengajak untuk menaiki wahana perahu.
Saat kecil, aku pernah menaikinya. Aku benci dengan kegelapan. Dan disana hanya diisi oleh kegelapan!
"Enggak ada hantunya kok, Fla" bujuk Rachel berpikir yang kutakutkan adalah sosok hantu.
Fairrel mengangguk "lagian juga kamu dari tadi belum naik apa - apa 'kan? Gapapa Fla, kita banyakan kok. Ada Fairrel disini" ia menepuk dadanya bangga, seperti siap menjado pelindungku.
"Lagian nih, kalau kamu enggak ikut nanti perahunya jadi enggak seimbang" tambah Sheira menunjuk perahu bermuatan 6 orang itu.
"Yaudah biar seimbang, aku enggak jadi naik" balas Gefarin yang membuat diriku sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADORE YOU [Selesai]
Teen FictionAku menarik tanganku lepas dari genggaman Gefarin. Hatiku sudah lebih dulu perih kala merangkai kata yang akan kuucapkan "Gefa, jangan bersikap baik sama aku. berhenti bersikap baik sama aku" disaat itu bintang dimata Gefarin meredup seiring kakiku...