Episode 8: Semakin Dekat

289 36 0
                                    


Aku sampai di sekolah sangat pagi. Bahkan masih setengah jam menuju jam pertama dimulai, kelas belum diisi siapapun.

Biarlah, hatiku sedang sangat senang dan bersemangat untuk ke sekolah. Tentu saja tak sabar bertemu Gefarin.

Aku tak dapat menjelaskan bagaimana perasaanku sekarang. Yang jelas ini lebih dari sekedar kupu - kupu yang beterbangan dalam perutku.

"Ini dia anaknya!" Sheira berlari kecil menghampiriku

Kulihat Rachel juga bersamanya "Hafla, kamu benar - benar marah ya sama kami?" ucapnya.

"Marah?" aku bahkan sudah tak ingat jika kemarin aku kesal pada mereka. Hari menyebalkan kemarin sudah berubah menjadi hari paling bahagia karena Gefarin.

Air muka Sheira menunjukkan raut bersalah "iya, pasti marah banget sampai ninggalin tas kamu"

Oh, benar juga. Kemarin kan aku pulang tanpa tasku dan diantar Gefarin.

"Terus pas kita ke rumah kamu katanya belum pulang. Kamu kemana? Kemarin pulang jalan kaki" Sheira menyeret sebuah kursi kemudian duduk disamping kananku.

Aku bingung harus menjawab apa. Bukannya aku tak ingin jujur, hanya saja aku tak suka jika orang lain menggodaku terhadap orang lain, apalagi itu orang yang kusuka.

Dan sepertinya Sheira - sobat terjahilku tahu jika aku menyukai Gefarin. bisa - bisa setiap hari aku di goda olehnya perihal Gefarin. Aku tidak mau sampai hal itu terjadi, nanti Gefarin bisa mendengarnya juga!

Mataku menangkap sebuah kado berukuran sedang yang disimpan didalam sebuah kantong "itu buat aku?" ucapku mengalihkan pembicaraan.

Rachel mengangguk "ya, ini juga. Kamu belum tiup lilin ulang tahun kamu" dia mengeluarkan satu kotak lagi berisi cheesecake kesukaanku.

"Wahhh!" tanganku bertepuk ringan melihat Rachel memasang lilin diatasnya.

"Ayo tiup!" Sheira terlihat antusias menungguku untuk meniup lilin ulang tahunku.

Aku memejamkan mataku - membuat sebuah harapan.

Sheira dan Rachel memelukku "Selamat ulang tahun Hafla Arunika-ku sayang"

"Maafin kami buat yang kemarin ya" sambung Sheira.

Aku menggeleng "aku justru berterimakasih banget sama kalian sudah cuekin aku kemarin!" aku membalas pelukan mereka tak kalah erat.

"Aku curiga sesuatu." Sheira melepaskan diri dariku. Menatap dengan tatapan curiga. "kamu bukan orang yang bakalan berterimakasih sama kelakuan kita kemarin. Kamu bakalan ngomel meski ujung lnya nanti maafin kami juga"

Aku hanya tersenyum mendengar kalimat kecurigaan Yun, dia itu memang paling peka diantara kami bertiga "pokoknya terimakasih"

•••

Pengisi mata pelajaran Bahasa Inggris tidak datang karena ada rapat sekolah, kami ditugaskan untuk mengerjakan 10 soal grammar yang sudah kami selesaikan 10 menit lalu. Sementara masih ada 40 menit lagi sampai bel pulang berbunyi.

Jafin dan Sheira pergi ke kantin untuk mengisi perut. Padahal istirahat siang tadi Sheira sudah makan. Sedangkan Rachel tengah mengerjakan tugas dari Pak Gumi bersama Arfa, sebab keduanya tak hadir saat materi pembuatan Web.

Sementara aku, sedang menikmati waktuku kosongku dengan membaca salah satu series novel favoritku-Sherlock Holmes : Skandal di Bohemia.

Aku tenggelam begitu lama dalam novel yang tengah kubaca, hingga kehadiran seseorang yang duduk di kursi Rachel mulai mengalihkan perhatianku.

"Gefa?" jujur sampai detik ini, meski kami sudah terlibat banyak konversasi ringan tetap saja tak menghilangkan rasa gugupku saat dia berada dalam jarak sedekat ini.

Mata si pelaku memiringkan kepalanya untuk melihat halaman depan novel di tanganku "Sherlock Holmes? Tentang apa?" tanyanya.

"Detektif yang analisisnya mendetail banget. Deduksi yang ia tarik selalu aja nyaris sempurna sama fakta kasus yang dia tanganin" Aku menunjukkan wajah tokoh fiksi karangan Sir Arthur Conan Doyle pada Gefarin "dia sebenarnya enggak suka pakai topi ini, tapi karena temannya-Dr. Watson yang maksa, akhirnya dia mau pakai. Teman yang sangat Sherlock hargai" jelasku panjang lebar.

Gefarin tersenyum "aku baru tahu kamu juga suka hal berbau detektif "

"Suka banget malah. Enggak tahu deh setiap dua tokohnya mulai bekerja buat pecahin teka - teki setiap kasus kayak aku juga ditarik buat ngelakuin hal yang sama, ikut nerka dan cari jawabannya. Seru banget rasanya. Kamu juga suka genre kayak gini?"

"Ya" dia mengangguk "aku baca komik Detective Conan, bahkan series sampai filmnya juga udah aku tonton semua" ungkapnya.

"Sama dong, aku udah nonton semua series Sherlock Holmes yang di bikin jadiin film, mulai dari Bennedict Cumberbatch sampai Robert Downey yang meranin. Tapi, aku belum pernah coba baca Detective Conan"

"Kam mesti coba buat baca atau tonton seriesnya. Kayaknya kamu bakalan suka juga"

Aku mengangguk "nanti deh, seledai semua series terbarubSherlock Holmesnya aku baca" disambung kekehan, karena masih tersisa 2 kasus dari series yang kubaca.

"Aku juga mau coba baca. Boleh enggak nanti aku pinjem?"

"Boleh!" aku mengangguk "Besok nanti aku bawain. Katanya hari ini di toko buku T- Mart udah luncur series yang belum aku punya"

Diam - dima Gefarin tersenyum "kamu udah jatuh cinta banget sama Sherlock Holmes"

"Kamu juga kayak gitu 'kan kalau ada series baru Detective Conan?" candaku, ia terkekeh mengangguk.

•••

Aku mendengus menunggu angkutan umum yang akan membawaku ke toko buku T-Mart. Kesal juga, sebab Sheira membatalkan janjinya untuk menemaniku kesana, katanya ada hal penting. Rachel juga tak bisa karena ada bimbingan belajar sampai nanti sore.

"Kakak udah pulang belum ya?" kukeluarkan ponsel dari saku rok, hendak mendial nomor kakak terpaut jarak dua tahun diatasku itu, barangkali dia sudah pulang kuliah dan mau menemaniku kesana.

"Hafla" panggilan seseorang membuatku kegiatanku terhenti dan menengok kearah si pemanggil.

Aku tersenyum melihat kehadirannya "lagi nungguin angkutan?" tanya Gefarin.

Aku mengangguk "iya, belum datang juga nih"

"Aku anter aja, ayo!" empat kata itu langsung membuat jantungku melompat senang didalam sana.

"Hah? Emm, aku mau ke toko buku dulu tapi" kugigit bibir bawahku merasa bodoh karena secara tidak langsung menolak ajakannya.

"Ah, mau beli series Sherlock Holmes yang baru ya?" Gefarin menimang sesaat "Gapapa, aku juga mau kesana buat lihat - lihat"

Aku tersenyum senang "oke, kalau gitu. Ayo!" ucapku penuh semangat.



•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ADORE YOU [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang