CERPEN [3] DESTINY CAFE

29 4 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم.

"Mulai setiap harimu dengan pikiran positif dan hati yang bersyukur."

...


Sisi lain dari dirinya yang tak banyak diketahui, kemampuan melihat dan berinteraksi dengan hal-hal tak kasat mata.

Saat itu usianya baru genap 7 tahun (usia Korea) pertama kali ia berkunjung ke sebuah desa di Ilsan, bekas permukiman yang digusur karena katanya akan dilakukan pembangunan, Toh tak ada bangunan sama sekali. Justru yang terlihat disini hanya tanah kosong nan luas, dengan beberapa pohon rindang.

Namun tidak bagi Shei, segerombolan manusia yang sudah tak lengkap bagian tubuhnya, dan bercak bercak darah namun tak membusuk, disertai gonggongan Anjing liar yang memang bersarang disalah satu pohon.

Sisa sisa pembantaian dan pembunuhan itu terekam jelas oleh Shei. Pertama kali ia temui penampakan pilu itu, membuatnya bergeming. Aneh, ia tak merasa takut sama sekali.

Dengan langkah terburu-buru ia akhirnya tiba di halte bus, dengan membawa beberapa berkas dan tak lupa minibag putih menggantung di kedua bahunya. Hampir saja ia telat karena harus melihat kondisi ibu nya yang hampir tak ada perubahan sedikitpun. Ia sengaja memilih kos an yang dekat dengan rumah sakit agar bisa terus melihat kondisi sang ibu.

Ia bersyukur mengenal Erin, mantan TKW yang berhasil kabur karena tak tahan dengan perlakuan majikannya di Timur Tengah. Dengan beberapa rekan sekerja nya yang juga bernasib sama seperti Erin, membuat Shei tidak sendiri lagi. Mereka sangat membantu keluarga Shei, terutama Erin. Meski usia mereka terpaut jauh, namun keduanya akrab seperti teman, Shei sering bercerita banyak hal kepada Erin, begitupun sebaliknya.

🌷🌷

SEUTAS CERITA [ CERPEN ] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang