CERPEN [2] FLORA

246 3 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم


"Segala sesuatu memiliki kesudahan. Yang sudah berakhir biarkan berlalu dan yakinlah semua akan baik-baik saja."

....


Aku dan nenek hidup apa adanya. Meski kakek meninggalkan harta warisan yang berlimpah, tapi nenek mengajari ku hidup sederhana. Rumah beton bercat putih dengan view danau indah di halaman belakang, serta pagar besi hitam menjulang tinggi mengelilingi istana itu.


Ya, aku menyebutnya istana karena memang kakek tak membiarkan kami hidup susah, aku merasa beruntung disini setidaknya aku mempunyai tempat yang layak, tidak seperti anak anak lain yang ditelantarkan orang tua nya setelah mereka berpisah.

Meski terkadang kekosongan hati selalu melingkupi, jujur saja aku sempat terguncang dengan keadaan keluarga ku saat itu (atau bahkan sampai sekarang), Tumbuh dan berkembang tanpa kasih sayang orang tua, tanpa pengasuhan mereka, dan bahkan mereka tak tau saat ini anak yang dilahirkan nya dulu -Ah mungkin lahir tanpa sengaja- sudah sebesar ini.

Di usia ini, Aku mulai mengerti semua hal. Mengenai Mama dan Papa, Nenek tak pernah mengajari ku atau berkata apapun yang akan membuat ku membenci keduanya. Aku pun mengerti mungkin keadaan mereka saat itu benar benar sulit.

Setiap kali aku bertanya "Dimana Mama sama Papa,kenapa mereka tak pernah menjenguk ku, Apa mereka tak menyayangiku?!" Nenek selalu mengatakan bahwa mereka sedang bekerja disana, itu demi masa depan kamu dan mereka sangat menyayangi mu. Benarkah itu?! Ah nenek hanya menghibur ku.

Untuk apa bekerja sekeras itu sampai melupakan tanggung jawab nya terhadapku. Aku tak butuh uang kalian, aku cuma butuh kasih sayang, yang hampir tak pernah kudapatkan bahkan sejak aku lahir.

Ah sudahlah lupakan kesedihan itu, kini aku sudah cukup bahagia dengan adanya nenek. Wanita berambut putih dengan wajah keriput namun tetap cantik dimata ku. Yang dengan tulus dan sabar nya menyayangi ku layaknya aku keluar dari rahimnya sendiri. Tak ada rasa lelah sedikitpun, bahkan dia berkali kali meminta maaf karena anaknya, yakni Mama yang seharusnya ada disini, tapi tak pernah menampakkan batang hidung nya.


Nenek tidak bekerja sama sekali, bersuami kan orang berada dan terpandang membuat kami hidup berkecukupan dan tentunya dihormati. Sebenarnya dulu kami tinggal di kota besar namun nenek merasa tak nyaman dengan hiruk pikuk nya suasana kota yang membuatnya memilih hijrah ke desa, bersama aku dan kakek. Untuk urusan perusahaan, Kakek menyerahkan sepenuhnya kepada Adiknya. Namun tetap dibawah pengawasan kakek.

🌷🌷

SEUTAS CERITA [ CERPEN ] COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang