"Permisi buk, saya siswa baru," ucap Tasya sopan. Guru itu menoleh
"Oh, kamu murid baru nya, kamar kamu nomor 125 setiap kamar berisi 4 orang, dikamar mu sudah ada yang menepati 3 orang, dan kelas kamu kelas 1 es karena kekuatan mu es," balas guru itu, "satu hal lagi, nanti panggil aja buk Nia keruangan di sebelah ruangan saya untuk mengantar kamu ke kamar."
"Tidak perlu buk, ada seorang siswa yang akan mengantarkan saya."
"Yasudah kamu silahkan keluar."
"Baik buk, saya permisi." Guru itu mengangguk sepertinya dia sangat sibuk sehingga sedikit mengabaikan seseorang yang masuk ke ruangannya. Tasya keluar dari ruangan itu, dia melihat Bella yang sedang menunggunya.
"Yuk, Bel anterin gue ke asrama." Tasya menarik tangan teman barunya itu, Bella hanya mengikutinya. Sampai di pertigaan Tasya menggaruk tengkuknya, dia menatap datar Bella yang hanya menyilangkan tangannya.
"Sok tahu sih! Pakek narik tangan gue," gerutu Bella.
"Cepetan Bel!"
"Iya-iya, nomor kamar lo?"
"125." Bella membelalakkan matanya, dia menarik Tasya dengan kegirangan.
"Yey! Kita satu kamar!" pekik Bella.
"Masa' sih?"
"Iya, yuk." Sekarang bukan Tasya lagi yang menarik tangan Bella malah sebaliknya. Tasya hanya mengikutinya. Setelah menaiki tangga mereka sampai di depan pintu bertuliskan angka 125. Mereka pun masuk.
"Gisel, Anggun aku bawa teman baru!" teriak Bella. Dua orang seumuran dengan Bella keluar dari kamar mereka.
"Siapa?" tanya gadis berambut merah.
"Dia teman baru sekamar kita," balas Bella.
"Kenalin aku Gisel," kata gadis itu mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Tasya.
"Stella Anastasya."
"Aku Anggun," kata gadis yang lain berambut hijau. Tasya mengangguk.
"Stella ka–."
"Panggil Tasya aja," potong Tasya.
"Tasya kamar kamu yang di pojok sana," lanjut Gisel sambil menunjukkan sebuah pintu berwarna biru.
"Oke, aku ke kamar dulu." Tasya mengucapkan itu dengan sikap yang sedikit dingin. Karena apa? Dia tidak ingin terlalu percaya kepada mereka bertiga.
"Jangan lupa makan nanti Tasya!" teriak Anggun. Tasya mengangguk pelan.
Tasya pun masuk ke kamar yang bernuansa biru tersebut, dia melihat sekeliling disana semua sudah lengkap. Dia merapikan barang-barangnya yang dia bawa. Selesai itu karena ia tidak melakukan apapun lagi Tasya pun mandi, setelah selesai mandi dia pun beristirahat.
Malam pun tiba, Taysa dan teman-temannya sudah siap untuk makan malam. Mereka pun berjalan beriringan menuju ruang aula. Diperjalanan mereka bertemu dengan empat laki-laki yang Tasya tidak kenal tetapi, sepertinya yang lain kenal.
"Tasya dia Leo, Kevin, Farel dan Aldo," ucap Bella menunjuk mereka satu-persatu, "Leo itu kakak aku. Dan ini Tasya siswa baru," lanjutnya.
"Wah...siswa baru, sejak kapan disini?" tanya Kevin.
"Baru tadi," balas Tasya. Semua yang ada di sana tidak menyadari bahwa sedari tadi Leo memperhatikan Tasya, kata- kata Bella membuat pandangan Leo teralihkan.
"Ayo kita ke ruang makan, nanti kita tidak mendapat tempat duduk," kata Bella. Yang lain mengangguk menyetujui setelah itu berjalan bersama.
Mereka sudah berada di depan pintu aula, penjaga pun membukakan pintu, aula yang tadinya hening langsung berisik karena Tasya.
Tasya sedikit risih, dulu di sekolahnya tidak ada yang berani membicarakannya karena dia terkenal dingin dan memiliki aura yang menakutkan. Ia yang sudah tidak tahan langsung mengeluarkan auranya itu, semua diam. Bahkan Bella yang berada di sampingnya sedikit menjauh.
"Kita dimana duduk?" tanya Leo yang akhirnya berbicara.
"Dipojok aja lebih tenang," balas Tasya.
"Y-yaudah ayo," kata Bella langsung berjalan ke meja pojok.
Setelah memesan makanan semua makan dengan tentang. Kepala sekolah disini membuat pengumuman kepada mereka semua.
"Selamat malam semua," sapa kepala sekolah."Selamat malam mrs!"
"Bagi murid baru silakan perkenalkan dirimu kesini," lanjutnya. Tasya pun maju semua tatapan mengarahkan kepadanya, di sedikit menggerutu.
"Tasya, kekuatan es." Singkat padat dan jelas 'kan? Sepertinya Tasya kesal akan tatapan semua orang.
"Tasya, kamu silahkan duduk," kata kepala sekolah. Tasya mengangguk dan berjalan turun dari sana.
Disebuah meja yang terdapat para Pangeran dan Putri sedang membicarakan Tasya.
"Kekuatan es bukannya kekuatan langka," kata seorang tuan Putri bernama Luna.
"Biasanya kekuatan es hanya dimiliki oleh orang yang kuat," kata Pangeran bernama Niko.
"Kita cari tahu nanti saja, siapa dia sebenarnya."
"Iya."
Saat Tasya sampai di meja makan, teman-temannya bertanya kepadanya.
"Kekuatan kamu es Tasya?" tanya Bella diangguki oleh Tasya.
"Kekuatan Es termasuk kekuatan langka loh, kata Leo menimpali.
"Kok bahas kekuatan aku, ayo kita kembali ke asrama," kata Tasya. Mereka pun meninggalkan aula.
Disisi lain.....
"Yang mulia apakah putri kita sudah ketemu?" Tanya seorang wanita
"Belum ratuku."
"Dimana kau nak? bunda rindu sama kamu," kata Ratu itu sedih.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Academy [SELESAI] ✅
FantasiaPROSES REVISI [Follow sebelum membaca!] *** Kisah seorang gadis yang dimanfaatkan kepintarannya oleh teman-temannya, itu membuat sifatnya berubah menjadi dingin, datar dan tidak tersentuh kepada semua orang kecuali kepada keluarga nya. Sampai suatu...