Chapter 31

2.3K 180 0
                                    

"Aku dengan Ikarina itu bersahabat sejak kecil, kita ngak tahu apa-apa. Orang tua kitalah yang sepakat menjodohkan kita, karena kita tidak ingin orang tua kecewa kami pun menerimanya. Soal pegangan tangan itu, kami sudah terbiasa. Ikarina juga tidak cerita tentang aku kepada Gama karena bagi Ikarina kita hanya teman sebelum Ikarina mengetahui bahwa kita dijodohkan. Ikarina berpikir bahwa besoknya dia akan menceritakan semuanya tetapi semua terlambat dan kejadian itu terjadi," jelas kakek itu.

"Ooh begitu, terus aku harus apa?" tanya Tasya.

"Hm.. kamu tanyakan saja kepada Ikarina, kamu pegang pedang itu. Setelah itu cobalah untuk berbicara kepada Ikarina," kata Kakek itu.

Tasya mengangguk, dia berjalan ke ruang itu dan mengambil pedang kehidupan.

"Ikarina!" panggil Tasya.

"Ikarina!" panggil nya lagi.

"Apa bodoh!" teriak seseorang dari belakang Tasya.

"Aku punya nama," balas Tasya menatap sengit Ikarina yang menggunakan gaun putih selutut dia tidak tua.

"Iyaaa," kata Ikarina memutar bola matanya malas.

"Ika, aku harus apa?" tanya Tasya.

Ika menghela nafas panjang, bingung akan keputusan yang akan dia buat.

"Tasya! Kamu harus menyerang Raja Kegelapan, sampai dia mati. Untuk Gama biar aku yang urus," kata Ikarina.

"Memangnya bisa?" tanya Tasya.

"Bisa Tasya."

"Baiklah."

***

Di Kerajaan Roselina

"APA?!! Kenapa kalian biarkan Tasya pergi?!" teriak Ratu Arcella.

"Maafkan kami Yang Mulia Ratu, Tasya pergi tanpa sepengetahuan kami," ucap Ivan menunduk.

"Ini bagaimana Raja?" tanya Ratu Arcella menatap Raja Arthur dengan ekspresi khawatir.

"Saya tidak tahu," balas Raja Arthur memijat pelipisnya,"Masalahnya rakyat belum tahu bahwa Putri kita sudah kembali, sangat sulit kita menemukannya."

"Saya ingin Tasya kembali dengan selamat," ucap Ratu Arcella menangis.

Bomm.......

Duarr.......

***

Tasya sekarang kembali ke Academy. Dia sudah paham akan semuanya. Apa yang akan dia lakukan? Dia sudah mengetahuinya walaupun resikonya kematian.

Tasya terus berjalan ditemani Ikarina yang terus saja mengoceh tidak jelas. Dia keluar dari pedang itu, katanya supaya Tasya tidak kesepian.

"Tasya! Lo denger ngak sih omongan gue!"

"Hm."

"Hmm?"

"Iya! Aku denger!"

Berjam-jam berlalu, mereka terus berjalan ralat bukan mereka hanya Tasya, Ikarain 'kan melayang. Ikarina juga terus mengoceh membuat Tasya bosan.

Tetapi ada burung yang membawa surat menarik perhatiannya. Burung itu melepaskan surat itu didepan Tasya. Tasya mengambilnya Dan membaca surat tersebut. Ekspresi wajah Tasya berubah.

Rose Academy [SELESAI] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang