Jangan lupa Vote and komen ya broo, pencet tombol bintang kecil itu aja udah cukup banget buat authornya.Semoga suka dengan ceritanya
**********
Tak berselang lama, guru pun datang. Para
murid pun langsung duduk di bangkunya masing masing.
--------o0o--------"Assalamualaikum anak-anak, selamat pagi, bagaimana kabar kalian?? buruk?? alhamdulilahh" Ucap Pak.Deno, wali kelas Diana sambil terkekeh tiada dosa.
"Oh iya, ini ada banyak murid baru, ada sekitar satu, dua,tiga,empat, lima ohh iya ada lima murid baru" Ucap Pak.Deno sambil berhitung belajar matematian.
"Cuman bedanya yang empat sampah, yang satu berlian" Ucap seorang murid perempuan yang dijawab acungan jempol oleh sekelasnya.
"Kelas ini populasi nerd nya makin berkembang aja, apa mereka berkembang biak ya?" Ucap ketua kelasnya, sebut saja Bara.
"Cukup cukup!! berhenti kalian terlalu ilfeel ama mereka, lihatlah dirimu lewat kaca wahai aisyah" Ucap Pak.Deno yang langsung membuat bungkam seisi kelas.
"Kalian maju ya, perkenalkan diri satu-satu" Ucap Pak.Deno pada Diana dkk dan Vero.
"Nama gw Vena Farahiza, panggil aja Vena jangan pena! gw bukan benda" Ucap Vena berkenalan di depan kelas.
"Nama gw Silvana Daneva, panggil aja Silva, geram berkenalan dengan kelean kaum-kaun dajjal" Ucap Silva yang mendapat pelototan dari Raisa.
"Gw Raisa Ersya" Ucap Raisa memperkenalkan nama nya di depan kelas.
"Kalau sampah yang disebelah berlian tuh namanya siapa??" Tanya wakil ketua kelas. Tadi ketua, sekarang wakil, kapan-kapan bendahara kelas dah.
"Diana" Ucap Diana dingin sambil menatap wakil ketua kelas tersebut dengan tajam yang membuatnya meneguk salivanya.
"Kalau pangeran tampan pujaan hati aku tuh namanya siapa hayyukk kenalann yokk" Ucap salah satu siswa perempuan di kelas itu.
"Gk usah halu!" Semprot Vero yang membuat gadis itu malu dan mendapat gelak tawa dari teman sekelasnya.
"Jadi nama kamu siapa nak??" Tanya Pak.Deno.
"Vero" Ucap Vero lalu langsung berjalan menuju tempat duduknya sambil menatap tajam siswa perempuan dikelasnya, nafsu membunuhnya kini sedang meronta-ronta.
********
"Yok ngantin" Ucap Silva pada Raisa,Diana dan Vena disaat kelas terlihat sepi, hanya ada mereka ber-empat dan satu real nerd di kelas mereka.
"Lu tau letak kantinya mana?" Tanya Vena sementara Silva hanya geleng-geleng kepala.
"Coba gw tanyain" Ucap Raisa dan langsung berjalan ke arah real nerd tadi, yang sekarang sedang duduk sambil membaca ulang materi tadi.
"Haii" Ucap Raisa sambil mendekat ke arah nerd tadi, sementara ketiga temanya sedang duduk manis sambil memperhatikan lagak Raisa.
"Em Hai juga" Ucap nerd tadi, terlihat kikuk.
"Btw nama kamu siapa??" Tanya Raisa pada nerd tadi.
"Nih ceritanya mau nanya letak kantin atau kenalan sih si Raitong itu??" Ucap Silva geram. laper bund laperrrr...
"Ck, simak aja" Ucap Diana yang hanya diangguki oleh Silva. Oke back to Raisa..
"Nama aku Ratu Biduan Permatasari" Ucap nerd tadi yang ternyata namanya adalah Ratu guyss Ratu Biduann Permatasarii loo.
"Namanya bikin gw bengek bund" Ucap Vena berbisik pada Silva sambil menahan tawanya.
"Iya moms, kenapa harus ada biduanya sih??" Jawab Silva yang langsung mendapat deheman memperingatkan dari Diana.
"Ohh Ratuu, oke, btw letak kantin mana ya? temen gw tiga abad ada yang gak makan tuh" Ucap Raisa pada Ratu sementara Silva yang dimaksud pun langsung melemparkan sebuah pulpen tepat pada kepala Raisa.
"AWW, Biadab banget sih lo!! mau gw sleding lo??" Pekik Raisa sambil meloto kearah Silva yang sedang duduk diatas meja.
"Ampun bang jago" Ucap Silva sementara Raisa hanya berdehem.
"Jadi letak kantinya mana??" Tanya Raisa lagi pada Ratu dan Ratu pun berdiri dari duduknya.
"Ikutin aku ya" Ucap Ratu yang hanya diangguki Raisa dkk.
"Yok ikutin ae" Ucap Raisa pada Vena,Silva,dan Diana. "Its' okay" Jawab Silva dan Vena serempak sementara Diana hanya diam hingga dia mengingat satu hal.
"Kalian duluan aja! gw ada urusan" Ucap Diana lalu langsung pergi berjalan ke area belakang kelas. Bertemu dengan Zay, untuk mengetahui kenapa Eric tidak ada tadi.
"Zay, lu dapet info?" Tanya Diana sementara Zay langsung menganggukan kepalanya cepat.
"Gw tadi nanya ke temen-temenya Eric katanya hari ini dia ada liburan ama keluarganya, dan gw tadi sempat mau nanya dimana alamat kediaman Eric sekeluarga, mereka juga gak tau" Jawab Zay panjang lebar.
"Oh, Oke thanks. Dan gw mau ngomong ama lu, tapi nanti pas udah pulang, di mansion aja" Ucap Diana yang hanya diangguki Zay, Zay pun pergi semebtara Diana masih diam ditempatnya.
Memikirkan bagaimana Vero bisa mengikutinya? dan apa maunya?? ck, ini sangat menyebalkan bagi Diana.
Tiba-tiba saja ada yang menarik tangan Diana begitu saja, membekap mulut Diana untuk tidak berteriak, dia Vero Anggara.
"Husttt" Ucap Vero sementara Diana hanya memutar bola matanya jengah, kalo dia bawa belati sudah dia tikam Vero dari tadi.
"Gw mau bilang, gw gak suka milik gw deket-deket ama orang lain"
Hai hai, gimana ceritanya?
Mon maaf typo bertebaranJangan lupa Vote and Komen, Fllw juga gapapa.
Bhayy
Jangan lupa follow instagram : Far4xxkh
KAMU SEDANG MEMBACA
Diana || On Going
Novela JuvenilWELCOME TO MY STORY!! "Jangan ganggu ketenanganku atau belatiku akan menghantarmu ke ketenanganmu sendiri!" ~Diana Florencia. Diana Florencia, siapa yang tak mengenal nama ini? seorang leader Mavia yang terkenal kejam bahkan tidak segan² membunuh si...