06 ULANGAN

4.7K 314 12
                                    

MINASAN KON'NICHIWA🤗

-

-

-

HAPPY READING!💛

Hari yang paling di hindari sayla akhirnya datang, hari dimana dewa mengajak dirinya jalan. Mau di katakan mengajak? nggk juga, soalnya dewa tidak membutuhkan jawaban sayla. Sekarang sayla sedang rebahan di kasur empuknya sesekali melirik jam yang menggantung di dinding menunjukan pukul 7 malam tapi sayla masih memakai kaos rumahnya, ia yakin dewa tidak akan datang kerumah.
"Dia ngga mungkin dateng, dia ngga tau rumah lu say" celotehnya sembari menggelengkan kepala."Tapi kalo dateng?---- bodo amat mau pura- pura mati gue!"

Tok tok tok

"Saylaa! Ini ada temen kamu di bawah, cepet turun!" teriak mama dari balik pintu. Sayla yang mendenger itu mendengus sebal sembari beranjak dari tidurnya berjalan menuruni tangga, bibirnya tanpa henti melontarkan sumpah serapah pada tamu tersebut.

"LO!"

•••


"Suer! gada kerjaan banget lo ngajak gue ke rofftop mall, traktir makan kek!" gerutu sayla pada pemuda yang berdiri di sampingnya. Pemuda itu hanya diam, semari mendudukan bokongnya di batasan rofftop kakinya di biarkan menjuntai ke bawah, sayla yang melihat itu bergidik ngeri tapi bukan berarti tidak mengikutinya.

Tadi saat sayla sampai di ruang tamu ia langsung melihat dewa dan papanya berbincang dengan akrab entah apa yang mereka bicarakan yang jelas saat papanya melihat ke arahnya terpatri senyum misterius di bibirnya 'ahhh menjengkelkan sekali!' setelah itu sayla langsung di dorong kembali kekamar oleh mama untuk bersiap siap. Dan sampai lah mereka di rofftop mall entah dewa yang sudah missquen atau apa sampai mengajak dirinya kesini, tapi tak apa lah ia menyukai pemandangan disini yang sangat sejuk dan menenangkan. Puluhan lampu rumah bisa ia lihat dari sini layaknya bintang yang bertebaran.

"Mau tau satu rahasia terbesar gue?" keheningan yang tercipta tadi seketika runtuh saat sayla mengeluarkan suaranya, dewa dengan segera mengalihkan tatapannya ke arahnya. Sayla masih menatap lurus gedung pencakar langit di depannya. "gue ini pembohong keseluruhan----- Apapun yang gue ucapin itu bohong" lanjutnya. Sayla membalas tatapan dewa dengan senyum manis di bibirnya.

"masalahnya, nama gue adalah----
Sayla Mackenzie"

Dewa terkekeh geli tapi otaknya masih mencerna perkataan sayla tadi "lu udah naruh kepercayaan ke gue? Sampai rahasia lu harus gue tau?" ujarnya.

Sayla masih menerapkan senyum manis nya walau agak kecut saat melihat dewa yang menganggap perkataanya lelucon.

"gue cuma percaya dua orang" balasnya ketus

"Diri gue sendiri dan yang satu lagi tentunya bukan lo------tetapi tuhan"

---Dan mungkin lu akan jadi yang ketiga"

Entahlah ia nyaman dengannya tapi ia juga takut untuk melangkah lebih jauh.

•••

"ISTIRAHAT DI TEMPAT GRAK!"

SMA OYA sedang melaksanakan upacara bendera dan bagian amanat yang paling murid kesalkan. Di depan barisan siswa terpadat pria paruh baya berkepala empat yang sedang memberikan bimbingan agar siswanya menjadi disiplin, cerdas dan menaati peraturan yang ada. Sayla hanya bisa nyinyir di barisannya sesekali mengikuti gerak gerik guru tersebut. menurutnya ini tidak adil para murid harus bisa menguasai pembelajaran yang ada sedangkan guru hanya menguasai satu mata pelajaran sedangkan kita dipaksa untuk mengausai semuanya disaat ulangan tiba dan kita mendapat nilai rendah di mata pelajaran tersebut, kita di paksa untuk lebih giat belajar lagi 'eh ibu kira saya belajar di mata pelajaran ibu doang' ah sudah lah ia muak.

"panas bener, ini neraka bocor apa gimana?" gerutu nicho

"Simulasi akhirat" balas bara

"Disyukuri, itu anda kebanyakan dosa kali" sahut rangga

Anggota inti RB sedang berada di kelas sekarang sehabis upacara selesai tadi. Dewa dengan airpods di telinganya dan kaki yang di letakan di atas meja, matanya terpejam menikmati iringan lagu. Sama halnya dengan Dami, ia hanya diam dengan buku di tangannya.

"WOY DUDUK! BU MALIKA DATENG!!" teriak jordan selaku ketua kelas. Semua siswi yang tadi sedang bergosip ria dan siswa yang lagi rebahan berjamaah seketika menghentikan aktifitasnya tersebut dan duduk di kursi masing - masing. Suasana ramai berubah senyap saat langkah kaki bu malika terdengar mendekati kelas XI IPS 2 Guru terjudes yang ada di Sma Oya.

"hari ini kita ulangan, siapkan pulpen selain itu singkirkan" semua murid meneguk salivanya sembari membereskan meja nya.

"anjir si kecap!" gumam nicho, kecap adalah nama panggilan bu malika, tau kan iklan kecap? Kedelai hitam yang di rawat sejak dini.

Semua murid sudah mendapatkan soal ujiannya. Bu malika adalah guru matematika yang judes dan paling aneh, kalian pasti membayangkan soal ujian yang mereka kerjakan tidak jauh dari perkalian bukan? Kalau kalian menebak itu Kalian salah besar. Soal yang mereka kerjaan ini sangat anti kaleng - kaleng club, salah satunya yang membuat mereka bingung adalah soal no '3. Berapa panjang tusuk sanggul bu mirna?' ingin rasanya semua murid menjawab serempak 'MANA SAYA TAU BU!' tapi apa lah daya mereka hanya butiran debu. Hiks'(

"Anjir kaga jelas,, udah ngapa!" ujar rangga kesal karena lagi - lagi soal yang ia baca sangat aneh. Ia melihat kearah nicho yang duduk di sampingnya dengan telunjuk tangan yang menempel di jidatnya, rangga menatapnya sinis "Jangan berpikir" ujarnya "Otak lu tidak di takdirkan di pakai"

"Aku sabar, aku ganteng" balas nicho sembari mengelus dadanya.

"Gini nih kalo kaleng kongguan di kasih nyawa! ----- semrawut!" ujar rangga

"KALIAN BERDUA JANGAN SAMPAI SAYA LEMPAR KELUAR YA!"

"Ehhh iya bu" balas rangga dan nicho serempak.

"mampus! Makanya bacotannya di lelang dulu" sahut bara.

"shut up!"

🕊🕊🕊

GIMANA CHAPTER INI?😁
NYAMBUNG GA SI?😣
MAAP BARU UP LAGI😐

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE YA🙏

SEE U DI CHAPTER 07🤗

BABAY💖

Born again [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang