10 ?

3.6K 253 9
                                    

MINASAN KON'NICHIWA🤗
KANGEN DEWA?😁
MAAF BANGET JARANG UPDATED🙏

HAPPY READING!💛
ENJOY😉

Angin berhembus menerbangkan beberapa anak rambut Sayla, ia menghela nafas berat 'ah jengkelin banget si!' gerutunya lirih. Sekarang ia sedang berada di rofftop sekolah dengan tangan yang memegang pembatas rofftop yang tinggi nya sebatas pinggang. Ia merentangkan tangannya menikmati angin yang mulai kencang di karenakan sudah sore hari. Bell pulang hanya menunggu beberapa menit lagi tapi sayla masih belum mau beranjak dari situasi menenangkan ini. Ia menutup matanya.

'kenapa dia disini?' batinnya 'Dia ngga bakal ngenalin gue kan?, pasti engga lah kan muka gue beda. Tapi kenapa gue ngerasa takut?'

"Mau bunuh diri?"

"gue ngga mau mati untuk kedua kalinya" balas sayla tanpa sadar. "---eh"

Sayla menengok kebelakang untuk melihat siapa gerangan yang mengajak nya bericara tadi, ia berdecih.

"Ck, Lu ganggu!" ujarnya mengalihkan pandangan nya kedepan kembali.

"Kenapa?" tanya Dewa sembari mendekat kearah Sayla dan berdiri di sebelah Sayla. Tangan nya berada di saku abunya dengan kancing kemeja yang sudah terbuka semua memperlihatkan kaos hitam polos nya. Ia menutup mata.

Sayla yang melihat itu meneguk salivanya 'Kenapa cowok kalo pake kaos item jadi tambah ganteng si?!' batinnya bergelut 'Tapi gue liat pak sam pake kaos item biasa ajah, apa emang dewanya yang gan--astagfirullah' sayla menggelengkan - gelengkan kepalanya 'udah gila gue' sembari memukul kecil kepalanya.

"Jangan di pukul" Dewa menahan pergelangan tangan nya "Nanti pusing"

"Dih" Sayla menghempaskan tangan Dewa kasar.

"Kenapa belum pulang?"

"Mager" balanya acuh

"Ada masalah?" tanya Dewa ia bisa melihat raut wajah Sayla yang penuh kegelisaan sejak tadi.

"Ga usah sok peduli deh! Lu ngapain si disini hah? Bukannya lu jiji sama gue" Ucap Sayla sarkas

"Itu dulu---kalo sekarang beda lagi" ujarnya

"Apanya yang beda?" tanya sayla bingung dengan alis yang berkerut.

"Lo yang beda dan gue suka lo yang sekarang" ucap Dewa tegas

Sayla bisa melihat keseriusan di netra hitam kelamnya tapi ia tidak mau memikirkan nya lebih jauh. memandang jalanan macet dari atas rofftop ia juga sudah melihat Siswa sekolahnya sudah berlalu lalang karena bell sudah berbunyi tadi. Suasana hening hanya ada kicauan burung yang saling bersautan.

"Jika lo ngga menemukan jalan keluar dengan mudah, ngga perlu panik. Bahkan sebuah bencana bisa pulih dengan tiba-tiba. Lo ngga perlu menerka-nerka segalanya Jadi jalani ajah"

Itu adalah obrolan terakhir sebelum Dewa meninggal kan Sayla sendirian di Rofftop, Sayla melihat pintu yang di lewati Dewa dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Dewa bener gue cuma harus percaya diri dan jalani semuanya" ucapnya lirih dengan senyum manis di bibirnya 'Makasih Dewa'

•••

Sudah dua hari lamanya Sayla tidak melihat Dewa di sekolah 'Kemana dia?' ia bingung tetapi ada yang lebih membingung kan dari ini semua 'sejak kapan sayla memikirkan iblis ganteng itu?'. Sayla memasuki kelasnya yang ramai itu lalu duduk di samping Dira yang sedang membaca bukunya sedangkan Milka dia sedang membuat alis, sayla sempat tanya kenapa Milka membuat alis di sekolah jawabannya sangat membuat Sayla Dongkol "Di rumah ga ada yang ganteng" Apa apan itu!.

"Bapak lu ga ganteng emang?" celetuk Tasya yang mendengar jawaban Milka

"Ngga biasa ajah, emak gue buta kali pas pemilihan calon suami" ujar Milka terus terang.

"Dosa lu anjir ---- emak lu keselek di rumah!" Ujar Sayla

"Anak gada adab ya gitu" Dira nimbrung.

"Gue jujur bajing, cuma pas bikin bapak gue bismillah makanya jadi nya cans kek gue" Balas Milka pede dengan kedua tangan yang bertengger di pinggangnya.

"Iya iya gue yang salah" Balas sayla malas.

"emm gue mau nanya dong" imbuh nya dengan nada ragu.

"Nanya apa?" Tasya dan Milka segera membereskan kegiatanya dan duduk menghadap Sayla sama halnya dengan Dira yang menutup bukunya.

"Lu malah bikin gue gugup kalo liatinnya kek gitu!" Ucap Sayla "Gue berasa Tai di gerumutin lalet tau ngga!"

"Asem lo nyamain gue ama lalet tapi gapapa lu kan tainya"

Milka tertawa jahat dengan yang lain sedangkan sayla menatap malas mereka "Salah ngomong nih gue" gumamnya

"Gue akhir - akhir ini ga liat dewa, emm--lu tau dia kenapa?" ucapan Sayla menghentikan tawa Milka dan melihat Sayla dengan mulut yang terbuka. Sayla bingung apakan ia salah bicara lagi.

"Ngapain lu nanyain dia?" ucap Dira

"Lu belum bener - bener move on yahh" tuduh Tasya sembari menunjuk Sayla, dengan cepat Sayla menyingkirkan telunjuk Tasya dengan halus "Gue cuma penasaran" Balasnya

"Ahhhh Dewa yah? Lu kudet banget sii!" Ujar Milka sebal
"Dewa tuh di skors" lanjutnya.

"KENAPA!?" Tanpa sadar Sayla mengeraskan suaranya sehingga dirinya mencuri perhatian sekelas. Ia menundukan kepala dengan tangan tertangkup di dada bergumam kata maaf dengan melihat sekeliling.

"Kenapa?" ulangnya halus

"eiits ga gratis!" balas Milka

"Najis lu! Cepetan ah!" Ucap Sayla kesal, ia sudah penasaran tingkat akut ini.

"Sabar beb" kata Tasya dengan tangan menepuk punggung Sayla.

"Jadi--- Dewa di skors tuh gara - gara tawuran sama anak Hodlum dan kegep sama polisi alhasil pihak sekolah dan kepolisian ngasih keputusan buat skors seminggu anggota RB semuanya, karena masih di bawa umur jadinya ga bisa di tahan" jelas Milka panjang

"Parah banget si" komen Dira,

"Ohh jadi gitu" Kata Sayla.

"Makanya lu ga pernah liat dia sekarang karena itu" imbuh Tasya.

"Tapi kenapa cuma di skors? Apa ngga terlalu ringan? Untuk masalah kek gini menurut gue cukup berat" Tanya Sayla dengan menyenderkan punggung ke kursi.

"Entahlah, mungkin ada pihak yang campur tangan" Tukas Dira.

"Maybe"

"Apa keluarga Dewa orang berpengaruh? Harusnya sekolah udah ngeluarin dia kan kalo sering bikin malasah kek gini" Kata Sayla ia jadi penasaran latar belakang seorang Sadewa.

"Ngga ada yang tau latar belakang seorang Sadewa"

🔥🔥🔥

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN AND SHARE YA😉

SEE U DI CHAPTER 11🤗

BABAY💖

Salam manis Mba Bro✨

Born again [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang