•6• KENYATAAN (REVISI)

43K 3.2K 37
                                    

HAPPY READING

Sesuai dengan janji Andra, Dara pulang bersama kekasihnya itu. Tapi hari ini sedikit berbeda karena Andra mengendarai mobil ke sekolah. Dara sedikit heran karena jarang sekali lelaki ini berkendara mobil.

"Dra, kok tumben kamu bahwa mobil ke sekolah," Dara memulai pembicaraan.

Andra yang masih fokus menyetir dengan santai menjawab, "Ya gue mau aja. Bosen bawa motor mulu."

Dara mengangguk mengerti.

Namun di tengah perjalanan tiba tiba ponsel milik Andra berdering. Ternyata di sana ada sebuah panggilan dari Bella dengan cepat Dara mengalihkan pandangannya pada ponsel itu.

"Bella? Kenapa kok cewek itu telepon Andra?" tanya Dara dalam hati.

Andra kemudian menerima panggilan tersebut sembari masih fokus menyetir.

"Ada apa, Bel?"

"Kamu dimana? Kok aku di tinggal?" protes Bella.

"Sorry aku soalnya buru buru. Kamu bisa pesan ojek online atau apapun lah."

"Kamu? Sama cewek lain kamu pake bahasa "aku - kamu" coba aja kalau sama aku," lirih Dara dalam hati seraya menatap Andra yang masih sibuk dengan panggilan ponselnya.

"Buru buru kenapa?"

"Udah deh Bel, jangan banyak tanya. Besok besok aku anterin pulang tapi untuk hari ini sorry aku nggak bisa."

"Tapi Andra—"

Andra langsung memutuskan panggilan dari Bella. Ia tahu gadis ini selalu mempersulit keadaan dari dulu sampai sekarang. Andra yang menyadari dari tadi Dara menatapnya kemudian bertanya.

"Kenapa lo natap gue? Ada yang salah?" Andra bertanya santai seraya masih fokus menyetir.

Dara tersenyum kecut, "Nggak. Cuma penasaran sama Bella."

"Lo pengen kenal sama dia? Bukannya lo udah kenalan sama dia kan?"

"Aku cuma pengen tahu siapa sih Bella di hidup kamu," tegas Dara.

Andra memberhentikan mobilnya di sebuah apotek besar di kota ini. Kemudian lelaki itu menarik nafasnya sebentar lalu menatap Dara.

"Lo cemburu? Nggak penting banget cemburu sama cewek kaya dia."

"Kamu belum jawab pertanyaan aku, Dra!" bentak Dara.

"Udahlah gue nggak mau debat. Sekarang lo tunggu di sini karena gue mau masuk ke dalam," final Andra.

"Tapi—"

Belum selesai Dara berbicara lelaki itu langsung keluar dari mobil dan masuk ke dalam apotek. Di dalam apotek ada beberapa pasang mata yang melihat Andra ke sana. Ia sudah bisa menebaknya bahwa orang-orang ini akan kepo.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya apoteker tersebut dengan ramah.

"Saya mau beli testpack dua ya, Mbak."

"Mau yang harga murah atau mahal, Mas?"

"Dua duanya aja, Mbak."

Apoteker tersebut tersenyum seakan tahu lalu pergi mengambil barang yang di butuhkan.

"Ini orang kok natap gue gini banget ya. Ya Allah kalau bukan untuk memastikan hal itu gue kagak sudi kayak gini," umpat Andra dalam hati.

"Ini testpack, Mas," Apoteker itu memberikan kantung plastik itu pada Andra.

"Ini uangnya. Eh tapi Mbak jangan pikir negatif ya, saya beli ini buat mamih saya," ucap Andra lumayan keras.

Beberapa orang di sana kemudian berhenti menatap Andra setelah apa yang di ucapkannya. Apoteker itu hanya memberikan senyuman tipisnya.

Promise [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang