•19• BARANG BUKTI

38.9K 2.7K 178
                                    

HAPPY READING

"Papih udah ngambil keputusan untuk kondisi Dara ke depannya," ucap Angga.

Alya hanya mendelik, "Terserah."

"Jangan begitu dong, Mih. Ayolah berpendapat."

Alya menghela nafasnya, "Berpendapat gimana? Dinikahin udah, sekarang tinggal disini, apalagi, Pih?!"

Angga menanggapi sabar Alya, "Maksud Papih tentang sekolah Dara."

"Mamih nggak ada urusan sama itu," Alya melenggang pergi dari ruang tamu.

Angga menatap sendu punggung istrinya itu. Setiap kali dirinya ingin membuka percakapan tentang Dara pasti Alya tak menanggapi.

"Makin sulit," ujar Angga.

Tak berselang lama terdengar ketukan dari pintu utama.

"Assalamuaikum," salam Dara.

Angga menoleh, "Wa'alaikumsalam. Baru pulang, Nak?"

Dara mengangguk canggung, "Iya, Pih."

"Dara, boleh Papih ngobrol sama kamu di sini sebentar aja. Ini penting."

"Penting? Ada apa ya? Kok perasaan aku nggak enak gini," Dara membantin.

"Boleh."

Dara kemudian duduk dengan menyilangkan kakinya rapat rapat. Itu tandanya dirinya sedang tak gugup.

"Papih udah pikirin mateng mateng soal kehamilan kamu dan sekolah kamu."

"Memangnya bagaimana?"

"Karena usia kandungan kamu mulai membesar itu sangat berisiko kalau kamu tetap pergi ke sekolah."

"Dara ngerti tentang hal itu tapi...."

"Maka dari itu Papih memutuskan untuk kamu keluar saja dari sekolah," ucap Angga dengan berat hati.

Dara langsung menatap ayah mertuanya itu. Ada perasaan tak rela dalam hatinya namun ia harus bagaimana lagi.

"Tapi...."

"Tenang saja, Dara. Papih akan mengurus surat pengunduran diri kamu serapih mungkin agar pihak sekolah tak curiga. Papih akan bilang jika kamu akan pindah sekolah dengan begitu mereka akan percaya," jelasnya.

"Tapi ini udah semester 2 dan sebentar lagi ujian kelulusan," ucap Dara pelan.

"Tapi jika menunggu 2 bulan ke depan sampai ujian sekolah itu tidak memungkinkan, Dara," Angga memberi pengertian.

Dara menghela nafasnya berat, "Dara ngerti kok, Pih, tapi ya gimana pasti rasa gak rela itu ada."

"Jangan khawatir! Kamu bisa mengambil homeschooling saja. Papih yang bayarin karena bagaimana pun Andra di sini pun juga salah."

"Nggak perlu, Pih. Itu mahal."

"Tidak! Kamu harus tetap mendapatkan ijazah SMA!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Promise [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang