•5• RUMAH (REVISI)

44.7K 3.1K 259
                                    

HAPPY READING

Andra sudah sampai didepan rumah orang tua Dara. Walaupun Dara melarangnya untuk datang tapi ia tetap pergi ke rumah sang kekasihnya. Tanpa ragu ia mengetuk pintu rumah dan keluarnya seorang wanita paruh baya.

"Maaf, kamu siapa ya?" tanya Riri datar pada Andra.

Andra menghela nafasnya, "Saya mau ketemu Dara."

"Tapi kamu siapa? Kamu belum jawab pertanyaan saya," serdik Riri.

"Saya Andra pacarnya Dara," singkatnya.

Riri sedikit terkejut bagaimana bisa anak cupu seperti Dara mendapatkan kekasih sekeren Andra, "Ohh gitu tapi maaf Dara nya lagi nggak ada," bohong Riri.

"Tante jangan bohong. Saya tahu Dara ada didalam tadi dia baru aja telfon saya," tegas Andra.

"Resek banget cowoknya si Dara ini," kesal Riri dalam hati.

"Kam-"

"Apakah perlu saya masuk kedalam sekarang?" potong Andra.

Riri mendelik kesal lalu berkata, "Ya sudah, ayo masuk."

"Good."

Andra mengikuti langkah Riri yang membawanya ke ruang tamu. Seraya menunggu Riri yang pergi ke kamar Dara, mata Andra tertuju pada banyak foto keluarga di ruang bercat abu abu ini. Tetapi di foto itu ia tak melihat Dara. Hanya ada Riri, Irawan dan satu gadis kecil. Hal itu membuat kening Andra berkerut jadi memang kenyataan selama ini bahwa Dara anak yang tak dianggap oleh orang tuanya.

"Andra," panggil pelan perempuan bertubuh mungil itu.

Andra langsung menengok mendapati Dara yang duduk di sampingnya, "E-ehh, Dar."

"Padahal kamu nggak usah repot-repot kesini. Aku nggak apa apa kok," ucap Dara.

"Gue cuma khawatir sama keadaan Lo," balas Andra datar.

"Makasih," Dara tersenyum tipis ketika tahu bahwa benar Andra memang khawatir padanya.

Riri yang mendengar obrolan mereka pun lebih baik pergi ke kamarnya, "Nggak penting ngurusin mereka."

"Dar, gue tahu lo masih marah kar-"

"Please, Dra, jangan bahas hal itu di sini," mohon Dara pelan.

Andra mengangguk mengerti, "Oke fine."

"Dar," panggil Andra.

"Iya?"

Tanpa jawaban Andra langsung memeluknya erat. Lelaki itu untuk pertama kalinya mengelus punggung milik Dara dengan elusan yang lembut. Dara pun memberikan ekspresi kaget dan berpikir ada sesuatu apa yang terjadi dengan kekasihnya ini.

"Gue harap lo baik baik aja," ucap Andra yang masih memeluk Dara.

"Aku baik baik aja."

"Rambut lo wangi, Dar," puji Andra.

Dara tersenyum tipis, "Iya makasih. Kamu kenapa sih tiba tiba meluk aku?"

Promise [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang