16. Kepingan Masa Lalu

31 16 2
                                    

Hallo👋saran dan kritik dibutuhkan. Jika ada typo coment, yaw.

Selamat Membaca ♥️

***

Rinjai berjalan di setiap koridor dengan langkah gontai. Dia memikirkan soal ucapan Bu Ningsi di ruang persidangan tadi.

"Silakan duduk, Rinjai."

Pemilik nama tersebut mulai duduk di depan Bu Ningsi dengan sedikit gugup. Dari raut wajah Bu Ningsi sulit sekali ditebak. Tidak bisa diketahui, apakah Bu Ningsi marah atau tidak?

"Rinjai, coba jelaskan semuanya."

"Ba-baik, Bu. Jadi Bu, di kelas tadi lagi nggak ada guru, terus secara tiba-tiba terjadi gempa," jelas Rinjai yang tidak menceritakan yang terjadi di kelas. Dia takut dianggap aneh oleh Bu Ningsi.

"Ibu tahu, kalau kamu punya kemampuan yang jarang dimiliki oleh orang lain."

Rinjai tidak terkejut lagi mendengar ucapan Bu Ningsi. Pasti Bu Ningsi mendengar semua itu dari murid-murid.

"Ibu harap kamu tidak melakukan hal aneh lagi di sekolah. Kalau kamu masih melakukan hal seperti tadi. Mohon maaf, dengan berat hati ibu akan mengeluarkan kamu dari sekolah." Sebenarnya Bu Ningsi tidak tega mengucapkannya, tetapi dia terpaksa demi murid-murid SMA Starlight.

"Iy-iya, Bu," ucap Rinjai yang masih saja menundukkan kepalanya dengan wajah berkeringat.

"Kamu bisa pergi sekarang."

"Baik, Bu."

Ini semua memang salahnya. Semenjak dia memiliki kemampuan itu, kejadian aneh-aneh selalu menimpah orang-orang.

Di pertengahan koridor, tiba-tiba kepala Rinjai terasa pusing. Semuanya seakan berputar. Penglihatan Rinjai mulai mengabur, hingga dia tidak bisa menahan untuk tidak menutup kedua netranya.

Seorang murid laki-laki sontak menangkap Rinjai. Dia terkejut melihat Rinjai dengan keadaan pucat pasi. Dengan sigap dia mengendongnya.

***

"Mama!"

Teriakan seorang anak kecil itu membuat wanita paruh baya yang sedang menyiram tanaman terkejut.

Dia menoleh melihat gadis kecil berlari ke arahnya. "Kenapa, Sayang?"

"Papa, jahat."

"Jahat kenapa, Hem?"

"Maca, tadi aku digangu. Kan kecel."

Anak kecil itu memajukan bibirnya dengan begitu lucu, sehingga membuat sang mama terkekeh geli. Belum sempat membuka mulut, tiba-tiba suara berat terdengar dari arah belakang.

"Jadi, ceritanya lagi ngaduh?"

Mendengar itu, membuat anak kecil yang baru saja mengaduh menoleh melihat sosok pria paruh baya yang merupakan papanya.

"Ciapa yang ngaduh?"

"Siapa, ya yang ngaduh sama mamanya?" Pria itu pura-pura berpikir.

Karena merasa tersindir, anak itu langsung berlari ke arah papanya dengan wajah kesal. Melihat itu membuat papa dan mamanya terkekeh. Bagi mereka wajah kesal anaknya sangat lucu.

"Ihh, Papa ngecelin!" ucap anak kecil itu dengan nada candel sembari memukul pria yang berada di depan.

"Oh, jadi gitu. Yaudah. Papa mau pergi saja."

Bisikan Tak Terlihat✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang