♦
C H A P T E R E L E V E N
"COME HOME"
♦
"Cinta hanyalah satu kata yang terdiri dari lima huruf. Tapi menjadi berarti ketika kau ada didalamnya."
.
.
Udara pagi berhembus lembut. Menerbangkan helaian rambut tipisnya secara perlahan. Sayangnya, mata itu tertutup. Menyembunyikan netra sehijau daun yang entah sejak kapan menjadi favoritnya.
Tapi, beberapa saat lalu Raja Silax sudah memasang sihir ilusi agar mata Thalia terlihat berwarna keemasan-seperti Serigala pada umumnya-agar tidak memancing keributan. Padahal Alpha Mikael mulai menyukai warna unik itu.
Kepalanya terkadang terantuk karena jalan yang mereka lewati memang tidak terlalu mulus. Dan saat itu, Alpha Mikael akan menahan kepala Thalia dengan tangannya. Menyebabkan sengatan-sengatan kecil yang sangat nyaman.
Biasanya dia tidak pernah memakai kereta kuda untuk bepergian. Benda ini memang bisa mengantarkan Alpha Mikael ke tempat tujuan tanpa merasa lelah, tapi berlari dengan wujud Serigalanya akan lebih menghemat waktu.
Ia memiliki segudang tugas menumpuk yang harus di kerjakan dan banyak kunjungan yang harus di datangi, bermalas-malasan di dalam sini harusnya tidak di lakukan oleh seorang Raja sepertinya.
Tapi, sekarang Alpha Mikael malah berharap kalau dia bisa lebih lama di dalam kereta ini bersama gadis yang sedang tertidur pulas itu.
Tidak ada yang pernah bilang kalau jatuh cinta ternyata seindah ini, batinnya.
Ya. Mungkin terdengar menggelikan, tapi Raja para Serigala ini telah mengakui kalau ia jatuh cinta. Pada seorang gadis yang berasal dari kaum Manusia.
Ada yang bilang kalau cinta itu buta, dan Alpha Mikael mempercayai hal itu sekarang. Di detik ini, ia seakan melupakan fakta itu dan fokus saja pada sang belahan jiwa.
Bahkan, Alpha Mikael menyukai ekspresi gadis ini ketika tidur. Walaupun ekspresinya agak aneh karena mulutnya terbuka sampai mengeluarkan iler menuruni dagunya, menurut Alpha Mikael itu manis.
[Benar-benar manis.] Puji Arkan dari dalam sana. Sepertinya dia menikmati pemandangan di depan mereka.
Serigala menyebalkan itu memang sempat mengejeknya beberapa kali, tapi Alpha Mikael akan mengabaikannya untuk saat ini.
Alpha Mikael terlalu fokus pada pemandangan di depannya dan menginginkan ekspresi wajah ini menjadi hal pertama yang dia lihat di pagi hari.
Ayahnya memang sering bercerita tentang belahan jiwa dan hal lain sebagainya ketika usia Alpha Mikael dan adiknya tujuh belas-usia dimana mereka sudah bisa mengenali mate masing-masing-tapi keduanya hanya menganggap hal itu sebagai angin lalu.
Alpha Mikael terlalu fokus dengan pelatihannya sebagai Alpha, sedangkan Rafael lebih sering berada di gubuk kecil miliknya yang berada di hutan Ash sana. Mereka terlalu sibuk dengan minat masing-masing sampai tidak ada tempat untuk memikirkan pasangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN
Hombres Lobo[Versi lengkap tersedia di Dreame/Innovel] Kepanikan yang terjadi bukanlah hal biasa, bukan hanya di wilayah para Werewolf, tetapi seluruh dataran kaum Immortals juga merasakannya. Alpha Mikael, King of Werewolf dengan segera mengadakan The Great M...