VIII

1.6K 206 5
                                    

C H A P T E R  E I G H T

"LIONA AND THE QUEEN"

"Karena gadis manusia itu berbeda. Dan aku mempercayainya sepenuhnya."

.

.

Thalia termenung mendengar pernyataan mengejutkan dari pria disana. Rasanya tadi pria yang Thalia tahu sebagai Alpha itu terus diam dan malah memberikan tatapan sedingin es pada Thalia.

Bahkan sampai membuat Thalia berpikir kalau Alpha itu membencinya.

Tapi tatapan yang diberikan Alpha itu pada Thalia sekarang benar benar.. Menenangkan. Tatapan yang mengingatkan Thalia akan rumah. Hangat.

Dan Thalia hanya bisa memberikan senyuman terbaiknya untuk membalas tatapan itu.

Deg!

[Mikael, kau yang ambil alih.] Arkan dengan segera memberikan tubuh itu pada pemiliknya. Menyembunyikan wajahnya yang diam-diam memerah.

Senyumannya terlalu manis untuk di lihat, tapi sangat sayang untuk di lewatkan.

Ketika kelopak itu memperlihatkan netra berwarna amber, sang Alpha hanya bisa menghembuskan nafas kasar serta berusaha menormalkan detak jantungnya, lagi.

Disaat seperti ini saja serigala sialannya itu malah pergi! Dan lagi, senyum manis disana belum juga pudar. Apa apaan itu?!

Melihat sang Alpha yang memberikan tatapan tajam padanya, Thalia langsung menunduk. Padahal sedetik yang lalu, dia masih memberinya tatapan ramah.

Ini gawat. Apa Thalia terlalu lancang dengan menatap balik sang Alpha?

"Selamat datang kembali, Alpha Mikael." Raja Silax menyapa. "Bagaimana hasil perdebatanmu dengan serigalamu itu?"

Walaupun detak jantungnya belum normal, Alpha Mikael terpaksa berdehem kemudian menjawab pelan. "Aku ikut saja dengan pendapatnya."

Yang dilakukan Alpha Mikael sekarang murni karena ancaman menyebalkan dari serigalanya itu. Alpha Mikael bahkan tidak peduli jika manusia rendahan itu dihukum mati di depannya.

Mungkin.

***

"Liona." Mendengar namanya dipanggil, gadis berambut coklat terang dengan netra amber berbalik dengan anggun. Membuat gaun biru langit yang di pakainya bergerak sesuai dengan gerakan tubuhnya.

Liona Sevde Elnara, Gadis yang berasal dari keluarga terpandang itu membungkuk pelan. Menunjukkan tanda hormatnya di depan sang ratu.

"Keadaan disini baik-baik saja 'kan?" Wanita yang sudah hampir mencapai usia separuh hidupnya itu berbicara pelan. Netranya memperhatikan seisi Pack House yang penuh dengan para anggota pack.

Pack House sendiri merupakan beberapa bangunan besar yang berfungsi sebagai shelter ketika keadaan darurat ataupun rumah bagi  mereka yang tidak memiliki tempat tinggal. Beberapa bangunan di sana berfungsi sebagai panti asuhan, panti jompo bahkan sekolah.

HUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang