♦
C H A P T E R S E V E N
THE GREAT MEETING (II)
♦
"Aku tidak menyangkal kita membutuhkannya disisi kita. Kau membutuhkannya."
"Kalau begitu pertanyaan selanjut—"
Kruyukk...
Perut Thalia tiba tiba berbunyi. Membuat keheningan tercipta di ruangan itu. Bahkan ekspresi sedingin es Alpha Mikael mencair menjadi ekpresi yang seakan mengucapkan 'Kau bercanda.'
"Manusia seperti kalian memang tidak mengenal kesopanan ya?" Raja Silax menggeram. Matanya menatap tajam kearah Thalia yang menunduk dengan wajah memerah.
Selanjutnya, Thalia kembali di giring oleh Felix dan Dreynan memasuki lorong yang tadi. Mereka berdua memasang ekspresi sedingin es persis seperti pria yang terus diam di persidangan. Ketika memasuki lorong itu, Thalia baru sadar satu hal.
Di lorong itu memang banyak lukisan Raja dan Ratu, lukisan Alpha itu juga ada di sana bersama pendahulu-pendahulunya. Tapi.. Lukisan Raja Vampire itu hanya ada satu.
Berapa lama dia bertahta sampai tidak pernah di gantikan begitu? Terlebih lagi dia tidak memiliki Ratu.
"Masuklah." Thalia di giring masuk kedalam ruangan yang Thalia kira adalah.. Dapur?
"Bwahahaha!" Felix tertawa terpingkal-pingkal. Kedua tangannya memegang perut sambil sesekali mengusap air mata yang muncul di sudut matanya.
Dreynan yang melihat itu hanya berbalik kearah tembok dan tertawa kecil disana. Membuat Thalia menatap heran pada kedua orang itu.
Apa dia selucu itu tadi?
Thalia kembali menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Lagi.
"Kau benar benar yang terbaik, Human." Felix berkata di sela sela tawanya. Meskipun setelahnya dia kembali tertawa keras.
"Ekhem." Dreynan terlihat memasang kembali wajah sedingin es. Mata merahnya menatap tajam Felix yang masih tertawa.
"Apa? Memangnya kau tidak melihat ekspresi para raja tadi? Mereka lucu sekali." Felix melambai lambaikan tangannya.
"Sudahlah. Lebih baik sekarang kau beri makan Manusia ini." Dreynan kembali menatap tajam lensa Amber itu.
"Baik, baik."
Sementara itu, diruangan sidang..
"Kau terlihat gelisah Alpha Mikael." Kaisar Ferdinant berkata dengan senyuman penuh arti ketika melihat Alpha Mikael terus menerus memainkan tehnya.
Seakan tidak mendengar pernyataan Kaisar Ferdinant, Alpha Mikael izin untuk pergi dari ruang persidangan. Para raja lainnya minus Raja Ferdinant mungkin melihat Alpha Mikael seperti seseorang yang perlu meredam emosi marahnya. Terlihat dari ekspresinya yang sedingin es dari tadi.
Tapi kenyataannya, Raja Serigala terlihat sedang memijat pangkal hidungnya. Tangan lainnya memegang dadanya. Tepat dijantungnya yang terus menggila dari tadi.
Ikatan mate sialan!
Alpha Mikael berani bersumpah. Dia tidak menyangka ada seseorang yang bisa semanis itu ketika wajahnya memerah.

KAMU SEDANG MEMBACA
HUMAN
Manusia Serigala[Versi lengkap tersedia di Dreame/Innovel] Kepanikan yang terjadi bukanlah hal biasa, bukan hanya di wilayah para Werewolf, tetapi seluruh dataran kaum Immortals juga merasakannya. Alpha Mikael, King of Werewolf dengan segera mengadakan The Great M...