XIII

1.2K 160 0
                                    

C H A P T E R T H I R T E E N

"THE TRUTH"

"Hanya ada satu ruang dihatiku, dan itu hanya untukmu."

.

.

Alpha House lenggang seperti biasa. Selain para pelayan yang sibuk dengan pekerjaan mereka atapun gerombolan kesatria yang sedang berlatih di lapangan sana, ruangan lain di Alpha House selalu sepi.

Alpha Mikael memang sudah tinggal disini sedari kecil, tapi kali ini ia memperhatikan kediamannya itu dengan seksama. Alpha House ini kelewat luas-meskipun tidak bisa di bandingkan dengan Pack House-di tambah tanah lapang tempat latihan para kesatria ataupun taman, pasti membuat para pelayan kewalahan untuk mengurusnya.

Meskipun akan sulit, semoga saja gadis itu betah nanti.

Bukannya Alpha Mikael tidak setuju dengan usulan Rafael untuk membuat Thalia menjadi asisten herbalis, tapi Alpha Mikael takut adiknya yang terlalu peka bisa mengetahui dengan mudah identitas pasangannya itu.

Berjaga-jaga memang lebih baik.

[Brian, datanglah ke ruangan Rafael dan lihat kondisi Thalia. Jangan sampai terjadi sesuatu pun pada pasanganku.] Telepati Raja Serigala pada tangan kanannya. Beta Brian yang memang sudah berada di sekitaran Alpha House langsung menjawab tidak percaya, [Maaf Alpha, pasangan anda? Ma-manusia itu?]

Alpha Mikael mejawab pelan, [Ya, dia pasanganku. Jaga dia sampai aku kesana.]

Wajar saja jika Beta Brian kaget dengan pernyataan ini. Tapi Alpha Mikael yakin kalau tangan kanannya itu tidak akan memberitahukannya pada siapapun.

Terlebih lagi kasus ini terlalu besar jika harus ia sendiri yang menanggungnya di wilayah Serigala.

Sudahlah, masih ada masalah lain yang jauh lebih penting untuk Alpha Mikael pikirkan sekarang.

Kenapa bisa ada Manusia yang masuk kemari.

Thalia di temukan di hutan Noxious, hutan penuh misteri yang bahkan Alpha Mikael tidak mau memasukinya. Berdasar pernyataan gadis itu, ia di bawa kesini oleh sebuah buku bernama Historia-buku yang berisikan tentang para makhluk Immortals.

Bisa saja buku itu adalah salah satu media teleportasi yang di kirim seseorang dari dunia bagian ini.

Lalu pertanyaan selanjutnya adalah.. siapa?

Alpha Mikael kembali menghela nafas dan mengacak rambut pirangnya pelan. Memikirkan hal ini ketika akan bertemu Bundanya bukanlah hal yang benar.

Harusnya dia mengistirahatkan pikirannya dulu, karena ketika bertemu Bundanya nanti Alpha Mikael harus memikirkan jawaban paling logis sedunia untuk menjawab pertanyaan 'kapan nikah.'

Karena itu Alpha Mikael berjalan pelan. Sengaja agar tidak cepat sampai di kamar sang Bunda. Entah kenapa rasanya enggan sekali kesana ketika tahu kalau hal yang dibahas itu pasti tentang calon pasangannya.

HUMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang