Chapter 41

9.6K 898 39
                                    

Jennie POV

Aku berada di kantor saat pusingku menyerang lagi. Itu masih dapat di tahan dan aku tahu itu akan mereda pada akhirnya, seperti hari-hari lainnya. Aku memutuskan untuk duduk di sofa hanya beberapa langkah dari meja, aku berpikir aku harus berbaring selama beberapa menit sampai rasa mual itu hilang. Aku tidak menelepon Lisa meskipun dia mengatakan bahwa aku harus segera memberitahunya jika aku merasa pusing lagi. Aku tidak ingin istriku mengkhawatirkan apa pun, aku tahu tubuhku dan aku tahu jika ada yang salah dan saat ini aku lebih dari yakin bahwa tidak ada yang salah denganku. Kemarin kami berselisih tentang pergi ke dokter. Lisa sangat mengkhawatirkanku. Pagi-pagi sekali kami pergi ke rumah sakit sebelum kami pergi ke kantor dan dokter kandunganku meyakinkan Lisa bahwa aku sehat dan juga dengan bayi kami dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi Lisa, menjadi lebih khawatir kepadaku, dia memintaku untuk menelepon jika terjadi sesuatu.

Dari berbaring di sofa, aku mencoba memejamkan mata karena aku masih merasa pusing, aku menyerah dan memutuskan untuk tidur siang.

Aku tidak tahu berapa lama aku tertidur, aku terbangun ketika aku merasa ada seseorang yang menyentuh lenganku sambil mencium leherku. Awalnya aku mengira itu Lisa karena Lisa selalu melakukan itu ketika dia ingin membangunkanku. Tapi saat aku membuka mataku, mataku melebar karena itu bukan istriku, Jungkook sudah berada di atas diriku.

Aku dengan paksa mendorongnya lalu dengan cepat berdiri dari sofa.

"Apa yang kau lakukan?" Ngeri dan ketakutan membayangkan orang asing menyentuh dan menciumku.

Tuhan, apa yang terjadi jika aku tidak bangun tepat waktu?

"Hei, aku pikir kau menyukainya. Kau mengerang di bawah sentuhanku." Katanya sambil menyeringai, dia bahkan tidak terganggu dengan kemarahanku.

"Kau- kau gila! Siapa yang mengijinkanmu masuk?." Aku bertanya dengan marah.

"Sekretarismu." Katanya lalu melangkah ke arahku, aku mundur. Aku merasa sarafku terlalu bergetar karena marah padanya. "Hei, bisakah kau santai? Ayolah, mari selesaikan apa yang sudah kita mulai." Dia mencoba untuk memegang lenganku tapi aku dengan cepat mengambil gunting di mejaku.

"Jangan berani kau menyentuhku lagi atau aku bersumpah aku akan membunuhmu." Aku berkata dengan nafas kasar.

"Percayalah, tidak perlu melakukan itu." Katanya menyeringai lalu duduk di sofa. "Jika kau tidak suka, aku tidak akan memaksakan diriku kepadamu. Aku mungkin melakukan banyak hal tapi aku tidak memaksa wanita. Itu bukan gayaku." Jungkook mengangkat bahunya.

"Katakan itu kepada orang lain! Aku tahu orang seperti apa dirimu. Kau hampir memperkosaku dan aku bisa mengirimmu ke penjara karena itu!." Kesadaranku dalam kewaspadaan penuh, jika terjadi sesuatu, aku dapat dengan mudah keluar.

"Kau berbaring di sofa ketika aku masuk, tidur dan menggodaku. Dan aku hanya seorang pria. Bisakah kau menyalahkanku Jennie? Dan untuk sesaat, aku benar-benar mengira kau menikmatinya." Jungkook tersenyum jahat.

"Sialan! Keluar dari kantorku, sekarang juga!." Aku berteriak padanya.

"Oh, tidak secepat itu adik ipar. Aku masih ingin memberitahumu sesuatu untuk di katakan kepada adikku."

"Aku bukan utusanmu! Lisa ada di MC, kenapa kau tidak memberitahunya sendiri." Aku membentaknya.

"Bahkan aku ingin, tapi aku terlarang di MC."

"Itu sebabnya kau menggangguku."

"Karena kau adalah istrinya dan jika kau benar-benar mencintai adikku, kau akan melakukan apa yang aku katakan."

Aku mengertakkan gigi.

"Baik! Apa itu, brengsek?!."

Dia tersenyum lagi dengan jahat.

Marrying Lalisa Manoban [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang