Gab memarkirkan mobilnya diarea parkir khusus mobil disekolah itu, lalu berjalan santai untuk segera melihat pengumuman pembagian kelas untuk siswa baru, karena hari ini kaki Gab yang keseleo sudah pulih dan Gab tidak perlu berjalan dengan pincang lagi.Hari ini adalah hari senin. Yaitu Minggu pertama dimana Gab akan bersekolah di SMA ini. Gab menghembuskan nafasnya panjang.
"Gab!!" Gab sedikit terlonjak saat seseorang dengan tiba-tiba menepuk pundaknya keras dan suaranya yang nyaring. Tanpa menolehpun, Gab sudah tau siapa pelakunya_ Zhema.
"Tumben lo pagi banget perginya, Zhe?" Tanya Raina pada Zhema diangguki dengan Arla.
"Lo cerewet banget ya urusan gua. Perasaan semua yang gua lakuin selalu salah dimata lo, heran gua" Ketus Zhema yang ditanggapi dengan kekehan oleh Raina.
Mereka berjalan kearah mading yang sudah dikerumuni banyak orang. Mereka menunggu siswa-siswa itu puas melihat mading itu dulu, barulah mereka akan melihat mading tersebut.
"Rain!!!" Merasa ada yang memanggilnya, Raina menoleh. Benar saja, Orang yang selalu memanggilnya dengan panggilan 'Rain' berjalan kearahnya.
"Apaan Tha?" Tanya Raina pada Brama_sahabat kecilnya. Raina biasa memanggil Brama dengan sebutan 'Antha' atau 'Onta'.
"Kelas lo sama Zhema di X Mipa²" ucap Brama sambil menarik tangan Raina pelan.
"Kalo kelas gua sama Arla dimana?" Tanya Gab pada Brama yang hanya dibalas gedikan bahu oleh Brama. Dasar Brama si muka datar.
Gab mengikuti langkah teman-temannya. Namun, satu tangan mencekal tangannya.
"Hai, Chan. Kenapa?" Tanya Gab pada Rizhan yang baru saja menggandeng tangannya sambil berjalan."Biar gua anter kekelas" Jawab Rizhan yang diangguki senang oleh Gab.
"Lo tau kelas gua dimana?" Tanya Gab sambil menarik lengan Arla agar ikut dengannya. Rizhan mengangguk.
Disepanjang jalan, mereka berbincang dan bercanda ria. Tanpa sadar bahwa sedari tadi, banyak mata yang mengawasi mereka dengan intens. Termasuk sepasang mata dengan sorot marah diujung koridor.
Orang itu mendengus kesal, lalu berbalik pergi sambil menghentakkan kakinya marah.
"Nah, sana masuk kelas" Ucap Rizhan pada Gab. Gab menganguk, lalu tersenyum sebelum masuk kekelasnya.
"Woaaa!! Kita sekelas!!!!" Teriakan itu menggelegar diseluruh sudut kelas itu. Kedua perempuan itu melompat kegirangan, sebelum akhirnya duduk dengan santai kembali.
"Kantin yuk, laper gua" ajak Arla yang diangguki oleh Gab.
"Ajak Raina sama Zhema, yuk" kali ini Arla yang mengangguk setuju sebelum akhirnya mereka keluar kelas dan masuk kekelas sebelah tempat kelas Raina dan Zhema berada. Ya, Gab dan Arla kelas 10 MIPA¹.
Mereka menyusuri koridor dengan canda ria.
"Eh, eh. Jawab nih pertanyaan gua..." Gab memberi jeda, Raina, Zhema dan Arla menatap Gab dengan bingung."Bulu, bulu apa yang susah banget dicabut?" Tanya Gab dengan senyum jahilnya pada sahabat-sahabatnya. Mereka tampak berfikir sebentar.
"Bulu kambing, kali ya?" Jawab Raina asal. Gab menggeleng kuat.
"Bulu idung lo kali Gab" Arla tertawa setelah mengatakan itu, diikuti Zhema dan Raina, sementara Gab memberengut kesal.
"Salah!!" Tegas Gab.
"Trus apaan Maimunah?" Tanya Raina greget. Gab menyunggingkan senyum smirknya, lalu menaik turunkan alisnya.
"Jawabannya adalah..... Bulu ketek Zhema WAHHAAHHAAH" Tawa Gab menggelegar dikoridor kelas. Membuat atensi beberapa siswa memandangnya aneh, namun Gab tak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionAbout Skala. Bukan. Bukan sang pemerkecil gambaran permukaan bumi di atas bidang datar. Tapi, sang pemerkecil Rindu di permukaan hati.