"HAI HAII, GOOD MORNING EVERYONE. I'M COMEBACK.. I KNOW YOU MISS ME YUHUUU""Berisik!!" Ketus Gab saat seorang gadis memasuki kelas dengan teriakan centilnya yang membuat Gab bergidik jijik.
"Hehe sorry bu kekel" ucap Risha_ teman sekelas Gab. Ya, Gab terpilih menjadi ketua kelas sejak pertama memasuki kelas itu. Mungkin, karena Gab adalah gadis yang cepat dan tepat dalam mengambil keputusan.
"Morning Gab" sapa Arla saat memasuki kelas. Gab hanya berdeham menanggapi.
"Oh iya Gab, Zhema sama Raina dikantin tuh. Nyusul yuk" Ajak Arla kembali.
"Yuk" ucap Gab sambil berjalan mendahului Arla. Gab mengedarkan seluruh pandangannya mencari keberadaan Raina dan Zhema.
"Lo duluan aja, gua mau mesen makanan dulu. Lo mau apa?" Tanya Gab pada Arla.
"Mie ayam sama es teh aja" ucap Arla yang diangguki oleh Gab.
Gab mengantri untuk memesan makanan sambil memainkan ponsel yang dia bawa.
Gab berjalan santai sambil membawa nampan berisi pesanan makanan mereka menuju meja yang diduduki oleh ketiga sahabatnya.
Bugh....
"Awhh" Gab menatap tajam kearah cowok didepannya. Selalu saja dia.
"Woyy!" Gab berdiri. Membersihkan pakaiannya yang kotor akibat terkena siraman Mie ayam dan es nya gara-gara tabrakan dari Skala. Ya! Skala!.
"Ceroboh!" Ujar Skala ketus. Gab mendelik kesal.
"Lo yang jelas-jelas nabrak gua. Kok lo yang nyolot!" Kesal Gab sambil menunjuk wajah Skala tanpa takut.
Seketika, mereka menjadi sorotan banyak pasang mata yang berada dikantin. Bahkan, ada yang sampai merekam aksi langka ini.
Skala menatap tajam Gab yang dibalas tanpa takut oleh Gab.
Skala membuang muka, lalu melenggang pergi tanpa banyak kata yang membuat Gab melongo tak percaya."Woy! Lo kurang ajar banget sih!" Teriak Gab lantang.
"CUPU!" Teriaknya lagi. Kali ini lebih nyaring. Gab kesal, cowok itu sama sekali tidak menggubris ucapannya.
"Lo tuli ya?!"
"Lo harus tanggung jawab. Baju gua kotor! Basah! Dan semua pesanan gua tumpah!!" Teriak Gab lagi. Tak peduli banyak yang mencibir dirinya. Dan mencap dirinya sebagai fans club Skala yang mencoba mencari perhatian.Lagi. Dan lagi. Cowok itu seakan menutupi telinganya untuk tidak mendengarkan celotehan dari Gab.
Kurang ajar. Batin Gab kesal.Tidak bisa dibiarkan.
Gab melepas sepatunya. Sedetik kemudian, melempar sepatu itu kearah Skala.
Senyum miring tercetak jelas dibibirnya. Tepat sekali. Sepatu itu mendarat tepat dikepala belakang Skala.
"Rasain lo!" Ucap Gab sambil terkekeh pelan. Gab dapat melihat Skala berbalik dan menatap tajam kearahnya.
Gab meneguk salivanya susah payah. Tatapan itu membuatnya takut. Oh gosh. Gab benar-benar melakukan kesalahan. Namun, Gab tetaplah Gab. Meski takut, Gab sudah memulainya duluan.
Gab yang sudah membuat amarah Skala memuncak. Gab...rileks.. lo pasti bisa hadapin dia!. Batin Gab mencoba santai.
Skala berjalan kearahnya. Jangan lupakan matanya yang tajam menyorot tepat dimanik mata Gab.
"Ceroboh!" Ketus Skala lagi. Menaruh sepatu Gab didepan kaki Gab. What the.....
Apa lagi iniiiiiii. Ayo keroyok Skala sama-sama.
Gab kira Skala akan sangat marah padanya. Tapi... Ah sudah lah. Gab seharusnya bersyukur karena Skala tidak jadi marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKALA
Teen FictionAbout Skala. Bukan. Bukan sang pemerkecil gambaran permukaan bumi di atas bidang datar. Tapi, sang pemerkecil Rindu di permukaan hati.