part 11 - Caring

48 6 15
                                    

Dari Lo gue belajar cara naruh perhatian tanpa diperlihatkan

- Patency

Jam menunjukkan pukul 06.30, masih ada sepuluh menit lagi sebelum upacara penaikan bendera dilaksanakan.

Matahari pagi itu mulai nampak, begitu cantik berpadu dengan birunya langit dan sejuknya udara. Perasaan Adara saja atau tidak, semenjak kejadian dimana dia menjelaskan semuanya pada Tamara, hati nya merasa lega sekarang, seperti udara sejuk itu mengalir ke rongga rongga dada Adara.

Ningsih sudah lebih dahulu ke lapangan, Adara yang baru kembali dari kelas Arby harus mengambil topinya dulu.

Kelas sudah lumayan sepi, hanya ada beberapa siswa, dan Raka. Lelaki itu melambaikan tangan ke Adara dengan senyum nya. "Ra."

"Ya Ka?"

Raka menyodorkan selembar kertas pada Adara. "Selamat! Kita mewakili di tingkat nasional!" Sorak Raka dengan penuh kebahagiaan, menular pada Adara yang kini menatap kertas itu dengan haru.

"Alhamdulillah." Tertera nama Adara dan Raka disana.

"Mulai sekarang kita bakal lebih serius, ga boleh ngecewain provinsi."

Adara mengangguk setuju, tangan Adara terulur dihadapan Raka, mengajaknya bersalaman. "Selamat Ka, have a nice day become my partner. Hahah."

Tidak khayal Raka membalas jabat tangan itu. "Selamat, Have a wonderful day with a prince caspian! Haha."

"Ngakunya Prince Caspian, nyatanya Prince kesepian. Hahah" Adara tertawa puas, membuat Raka juga ikut tertawa, ya, faktanya memang begitu.

"Udah ayo mau upacara, tawa terus ga bikin Lo bisa teleport" ucap Raka yang diangguki Adara.

"Bareng aja Ka!" Teriak Adara saat Raka sudah diambang pintu. Raka mengangguk, menunggu gadis itu memakai topinya.

"Tunggu Ra." Raka menghentikan langkah mereka berdua. Lalu mendekat ke arah Adara, jarak mereka begitu dekat hingga Adara bisa mencium parfum Raka.

Tangan Raka bergerak merapikan rambut belakang Adara yang terhimpit topi, sepertinya karena buru-buru, Adara jadi asal pakai.

"Ekhem!" Dehaman seseorang membuat Raka sadar dan menjauh dari Adara.

Galang berdiri dengan menyipitkan mata ke arah keduanya. "Lo berdua ga ada niatan nusuk Arby dari belakang, kan?"

Adara terkekeh dengan ucapan Galang, sedangkan Raka mendekatinya lalu merangkul bahu Galang. "Sebelum gue nusuk Arby, kayaknya gue perlu nusuk tamengnya dulu."

Galang mengernyit. "Tameng?"

"LO!"

"Heh! Gila Lo!" Galang melepas rangkulan Raka dengan tatapan tajamnya, Raka yang dianggap softboy itu sebenarnya sebelas duabelas dengan Arby, bedanya kalau Arby bakal bunuh musuhnya secara langsung, Raka bakal bunuh musuhnya secara halus.

🕊️

XII IPA 1 Sudah sepi, hanya tersisa Tamara yang duduk sendiri di kursinya. Jam ketiga adalah pelajaran olahraga, bukan Tamara tidak suka mata pelajaran ini, hanya saja kali ini akan ada permainan yang mengharuskan ber tim, Tamara rasanya akan ditolak disana, jadi, daripada melukai diri sendiri, lebih baik seperti ini kan dengan alasan ; tidak bawa baju olahraga.

Sesaat, matanya mengitari kelas. Belum genap sebulan, tapi Tamara cukup mengenal kelas ini. Kelas yang akan ramai oleh teriakan Ningsih, dan akan sangat ramai mengerumuni meja Adara atau Raka untuk dimintai contekan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PatencyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang