3

7.2K 518 55
                                    

Aaa..padahal diriku mau libur hari ini, tapi sudah di demo, hiks, gapapa lah, but Don't forget to Voment, and Follow~.

Author Pov.

Sepertinya semalam sudah Zillia katakan pada Zova dan Alby, untuk akur, tapi nampaknya perkataan Zillia masuk kuping kanan lalu mental, tak bersisa sedikitpun di pikiran mereka.

"Aku heran, kenapa mereka harus baku hantam" Sambil bersidekap dada, Zillia memandang datar Zova dan Alby yang saat ini tengah melayangkan pukulan mereka.

Sudah 10 menit setelah keduanga saling hantam, masih tak ada yang mau mengalah, dan lagi banyak siswa/siswi menonton perkelahian itu.

"Sheeva, kamu baiknya lerai mereka" Zillia melirik sedikit pada Odice, yang dari Zillia tau Odice ini adalah pacar kembarannya, tapi dari lubuk ginjal Zillia yang terdalam.

Dia benci Odice, karena apa? Karena Odice membawa pengaruh buruk pada Zova, buktinya Zova sekarang suka keluar malam dan pulang larut dengan alasan mengantar Odice pergi.

Dan Zillia tak suka itu "Nanti" Ucap Zillia datar, Odice melirik Zillia, dia sudah tau jika adik pacarnya ini tak suka padanya.

Steven, Farhan dan Raju berdiri di pinggir lapangan dan menyemangati Alby "Semangat brengsek!! kalahin tuh Ketos songong!!" Seru Raju semangat tak lupa dengan medok indianya.

Alby dan Zova kini saling menatap tajam, mereka melepas diri dan berdiri tak jauh dari sesama "Uda gue peringati ya sialan! jauhi Sheeva!!" Zova terengah-engah karena berkelahi dengan Alby capek juga.

Alby tersenyum sinis "Gue gak mau, lo gak berhak larang gue" Jawab Alby santai.

Zova menggeram emosi, dia hendak melayangkan pukulannya lagi sebelum suara Zillia mengintruksinya "Apa yang kukatakan soal akur" Zillia berjalan ke tengah lapangan bola dan beriri di dekat keduanya.

Mereka terdiam, menoleh secara perlahan dan menatap takut Zillia, yang menatap dingin mereka "Dia duluan!" Tuduh Alby pada Zova.

Zova menatap Alby dengan tatapan gelapnya, seakan aura disekitarnya menggelap "Lo-"

"Berhenti berdebat, saling minta maaf, cepat" Perintah Zillia mutlak, mereka saling mendecih, namun kemudian berjabat tangan dan saling meminta maaf.

"Maaf ya pantat monyet" Ucap Zova ramah, seraya mengacungkan jari tengah pada Alby, Alby tersenyum ramah kemudian membalas.

"Maaf ya selangkangan gajah" Balas Alby ramah disertai senyum manisnya, rematan mereka menguat sampai urat-urat tangan mereka menonjol.

Yang menonton terpelongo, tidak tau harus pingsan atau tertawa mendengar permintaan maaf mereka ini, aneh sekali kedengarannya.

Zillia menghela napas pendek "Kembali ke kelas kalian" Ucapnya lembut, baik Zova dan Alby langsung cerah kembali setelah mendengar nada lembut itu.

Mereka melepas jabatan mereka, dan berlari senang menuju kelas mereka, tak memperdulikan tatapan aneh dari seluruh penonton "Mereka...gila" Gumam Farhan.

Dan setelahnya penonton membubarkan diri, ini adalah perkelahian pertama mereka, dan masih ada perkelahian yang selanjutnya.

Mari kita simak perkelahian yang terjadi dalam kurun waktu 2 hari setelah Zillia pindah ke Darmasari, yang pertama adalah yang tadi, dan itu terjadi di jam ke 2 bel pelajaran.

Perkelahian Season 2 terjadi di jam ke 4 pelajaran, dan lokasinya adalah kolam renang Indoor.

Zillia berjalan dengan anggun menuju pintu masuk kolam renang, dia mendapat laporan dari Dita yang tak lain adalah Steven, bahwa Alby kembali baku hantam sama Zova.

"Bukankah berkelahi di kolam renang, itu aneh?" Tanya Zillia pada Steven, Steven mengangguk tak sampai 1 detik, dia menyutujui apapun yang Zillia katakan.

"Benar, itu sangat aneh. Bahkan mereka bisa langsung saling membunuh disana" Komentar Steven tenang, Zillia menyetujui apa yang Steven katakan.

Mereka bisa saling meneggelamkan dan berakhir meet up dengan malaikat maut.

Byar! Byur! Splas!

Banyak yang berkerumun di pinggir kolam, mereka bersorak untuk menyemangati Alby dan Zova yang saling tarik dan pukul.

Aneh, di air kan berat, bagaimana mereka bisa saling pukul sehebat ini. Zillia menghela napas resah, dia memijit dahinya karena merasa pusing.

"Hadeh, apa yang harus aku lakukan ya" Gumam Zillia, dia mencari cara untuk menghentikan keduanya.

"LO NYARI MATI BENER BANGSAT!" Teriak Zova seraya memiting kepala Alby dan menyungsep kannya ke air, Alby membalas dengan cara menggigit tangan Zova dan menariknya ke dalam air.

Gelembung-gelembung udara keluar dari dalam, akibat napas mereka yang berhamburan.

Splas!

"HUA SIALAN!! LO SISTER COMPLEX GILA!!" Raung Alby, mereka bergerak perlahan membentang jarak, wajah mereka memerah karena kehabisan napas.

"Brengsek lo! gue gak Siscom!" Zova kembali mengacungkan jari tengahnya pada Alby.

Alby mendecih remeh "Halah bobacot lo, siscom tetap siscom!!" Balas Alby.

Mereka asik berbacot ria sampai tidak sadar jika air di kolam mulai menyurut "Hei, siapa yang menghidupkan pembuang airnya?" Tanya Vani pada Geo.

Geo menatap sekitar, dan melihat Zinnia sedang menekan tombol penguras air, membuat air di kolam menyurut.

"Aaa..itu ulah Sheeva" Jawab Geo geli, cerdik juga cara kembarannya Zova itu untuk menghentikan pertengkaran keduanya.

"Lo baji-"

"Kok airnya surut?" Tanya Alby memotong umpatan Zova.

"Kenapa? Belum puas main airnya?"

Mereka mendongak secara bersamaan, memandang kikuk Zillia yang kini menatap dingin mereka, dan sekarang air di kolam sudah hampir habis, untung saja sih mereka berdua tidak ikut tersedot.

"Eum..hehe halo Sheeva~" Sapa Alby hangat, diselingi senyum manisnya, Zillia menghela napas yang lebih panjang dari yang awal.

"Sheeva! kamu jangan deket-deket kolam yang lain, ingat kamu gabisa berenang" Peringat Zova kemudian naik melalui tangga kolam, diikuti Alby di belakagnya.

Dan mereka mendekati Zillia dengan seragam yang sudah basah "Ganti seragam, sekarang" Perintah mutlak dari Zillia dan tanpa pengulangan, keduanya berlari menuju pintu keluar.

Tapi naas.

Ciit!! Gubrak!

"HAHAHAHAHA MAMPUS LO! HAHAHA CIPOK TUH LANTAI" Zova tertawa nista saat melihat Alby terpeleset dan jatuh dengan tidak elitnya di lantai.

Dengan keadaan telungkup, dia mengangkat kepalanya dan mengelus hidungnya yang memerah, baru saja dia hendak mengumpat, sebuah tangan lentik nan halus sudah mendarat di dahinya.

"Berdirilah, biar aku obati, lihat dahi kamu lecet" Ucap Zillia tenang dan hangat, Alby tersenyum cerah, secerah matahari di dunia teletubies.

"Hehe, makasih Sheeva"

Ctek.

Perempatan siku-siku tercetak di dahi Zova, dia tak suka melihat kembarannya di dekati pembuat masalah terbesar Sekolah ini.

Bruk!

"Omo...Zova uda gila ya" Gumam Geo saat melihat Zova dengan sengaja menghantukan kepalanya ke dinding dekat pintu, dan membuat dahinya lecet.

Grep.

Zova menggenggam tangan Zillia erat "Sheeva, dahi aku luka, ayo obati" Ucap Zova dan langsung menarik kembarannya itu keluar gedung kolam.

Meninggalkan Alby yang menggeram kesal "Sialan!!" Umpatnya kemudian mengejar keduanya.

Pemandangan yang sangat aneh, bagi yang melihatnya.






















Tbc..
Syalala.

My Childish Badboy [Sequel Autis Boy]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang