Don't forget to Voment and Follow~.
Author Pov.
Kemarin 1 harian Alby merajuk pada Zillia, dia tak menyapa, tak mengajak makan siang bareng, tak berbicara pada Zillia sama sekali.
Ya itu, penyebabnya karena Zillia bicara sama Aldy, jadi Teddy bearnya merajuk padanya.
Jadi saat ini Zillia memutuskan untuk meminta maaf langsung, dan berjalan tenang menuju kelas Alby, yang letaknya tak jauh dari kelasnya.
Kebetulan Zillia membuatkan bekal untuk Alby, hitung-hitung sogokan agar Alby berhenti merajuk.
Banyak yang menyapanya di sepanjang jalannya, biasalah, Zillia ini sudah dinobatkan sebagai Siswi tercantik Darmasari, melengserkan posisi Odice yang sebelumnya adalah yang tercantik.
Tentu saja itu membuat sebagian Siswi senang, karena mereka tak suka pada Odice, selain suka berkelahi, Odice juga sombong dan munafik, tak jarang dia suka mem fitnah Siswi lain.
Pokoknya Odice itu bagai Bad Queen, sedangkan Zillia Good Queen.
"Halo Lia, kamu mau kemana?" Zillia berhenti melangkah dan menoleh sedikit, ada Vani dan Geo yang berjalan mendekatinya. Zillia menyunggingkan senyum manisnya.
"Mau ke kelas Alby" Jawab Zillia ramah, Vani dan Geo ber oh ria kemudian, setelah berbasa-basi yang sudah basi, Zillia kembali melanjutkan langkahnya.
Zillia baik, hanya saja ada beberapa hal yang tidak diketahui siapapun darinya, bahkan Zova sekalipun.
Sedangkan itu di kelas Alby, mereka ricuh seperti biasanya. Ada Raju yang sedang ber akting bersama Wawan.
"Tangan kosong kalau berane!" Seru Raju seraya mendorong bahu Wawan kuat, sampai membuat remaja itu terdorong sedikit ke belakang.
Wawan mencibir kecil "Kamu jangan solimi!!" Balas Wawan kesal dan menepuk bahunya yang tadi disentuh Raju.
Raju bersidekap dada lalu membalas "Ampun bang jago! Sorry bang jago!" Ketusnya, dan seisi kelas hanya bisa tertawa menyaksikan hal itu, memang sudah tak waras anggota kelas mereka.
Sedangkan di ujung kelas, Alby menelusupkan kepalanya di lipatan tangannya. Dia tak enak badan saat ini, ditambah tak bertemu pujaan hati, membuat Alby lemah, lesu tak berdaya.
Dia tak terusik dengan berisiknya teman sekelas, Alby mengecek ponselnya, memastikan apakah Zillia ada mengirimkannya pesan lagi. Semalaman Zillia menghubunginya, tapi Alby mereject nya.
Sekarang tak menemukan notifikasi dari sang gadis membuat Alby menyesal "Hah..gue merajuk gini, ada niatan buat bujuk gak sih!?" Seru Alby pelan.
Alby menegakan tubuhnya, dan tersentak saat melihat wajah Nessi dekat sekali dengannya, jika orang lain lihat dari depan, mereka pasti menyangka keduanya sedang berciuman.
"CIEEE DIRGA CIPOKAN SAMA NESSIIIII"
Keduanya tersentak dan menjauh, Nessi merona mendengar teriakan Steven tadi, sedangkan Alby pucat, apalagi ketika melihat sosok Zillia yang berdiri di depan pintu kelas.
Menatapnya datar dengan senyum 1 garisnya, kelas menjadi sunyi, Raju dan Wawan berhenti berakting dan menjauh dari permasalahan rumah tangga Alby.
Sedangkan Steven bersidekap dada, ditambah seringai di wajahnya "Mampus lo" Bisiknya.
Zillia berjalan dengan tenang menuju meja Alby, disetiap langkahnya membuat kerja jantung Alby semakin meningkat. Begitu juga dengan yang lainnya, semakin dekat Zillia ke meja Alby, semakin basah wajah mereka dengan keringat dingin.
Nessi berdiri di sebelah Alby, dia menatap polos Zillia, disertai senyum manisnya "Halo, kamu Zillia temannya Dirga kan?" Sapa dan tanya Nessi. Sebenarnya Nessi sudah tau kalau Zillia ini pacarnya Alby.
Zillia meletakan tas berisi bekalnya ke meja Alby, dia berdiri di depan Nessi, wajahnya masih menunjukan ekspresi datar, matanya melirik sekilas ekspresi Alby yang masih shock.
Wajahnya pucat, dia menggeleng tanpa suara ke arah Zillia "Halo juga, kamu pasti benalu yang terus nempel sama Alby kan" Balas Zillia lembut, senyum manis terbentuk diwajahnya.
Mereka semua yang menyaksikan perang dingin ini semakin pucat, wajah cantik disertai senyum manis Zillia, lebih mirip Malaikat maut.
Menyeramkan, bahkan Alby bergetar pelan. Nessi menggeram kesal, "Lo ternyata gak se polos itu, sialan!" Serunya dan hendak menampar Zillia, tapi dengan mudahnya Zillia mengelak, dia menunduk.
Dan melayangkan tinjunya ke wajah skinker 20 juta nya Nessi.
Buagh!
Bruk!
Membuat gadis itu ambruk seketika ke lantai, dengan hidung yang mengeluarkan darah. Tinjunya itu tak terlalu kuat, jadi Zillia tak takut jika hidungnya patah.
Seisi kelas terpelongo, mereka takjub dengan gerakan mulus yang Zillia lakukan, bukannya menolong Nessi, mereka malah bertepuk tangan diiri siulan.
"Wooo daebak! Keren banget lo Zillia!!"
"Keren..FIXS LO COCOK SAMA DIRGA!!"
"Keren parah, gila"
Zillia membersihkan kepalan tangan kanannya menggunakan sapu tangan, kemudian menoleh dan menatap Alby lembut "Maaf ya, ini aku bawain bekal buat kamu, jangan merajuk lagi tapi" Ucapan lembut nan halus itu menenangkan hati Alby.
Kirain dia bakal diputusi, seperti cerita yang pernah dia baca di Novel yang Raju beli. "Makasih, maafin aku juga, btw kamu keren loh, lain kali Sparing sama aku mau?" Alby membuka bekal milik Zillia dan menatapnya berbinar.
Bekal pertama dari Sheeva!!-Batin Alby bahagia.
Zillia tersenyum manis kemudian mengangguk, dia duduk di sebelah Alby dan menghabiskan sisa jam istirahatnya di kelas sang Teddy bear.
Dan tak ada yang memperdulikan Nessi, bahkan sampai jam pulang sekalipun. Memang jahanam kali teman sekelasnya.
"Cih, siasat lo buruk banget Nes" Gumam Steven kesal, dia gigit kuku jari karena cemburu menyaksikan adegan uwu Zillia dan Alby.
Siapa suruh Jombles kayak Author, kan gigit jari kan :v.
Tbc..
Syalalala.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Badboy [Sequel Autis Boy]✔️
Novela JuvenilZillia Sheeva-Alby Dirgantara [Complete]✔️ Diharapkan baca My Autis Boy dulu baru ini, takutnya kalian gagal paham, FOLLOW SEBELUM BACA, AGAR READERS DAN AUTHOR SAMA-SAMA ENAK EKAN, AHAY. Setelah dipisahkan oleh maut, kini Sheeva kembali bertemu den...