11

2.8K 278 25
                                    

Aku baru gak up ini 1 hariiiii, tapi rasany seperti satu bulan.

Zillia Pov.

Dingin, gelap dan kedua tanganku sepertinya terikat. Kenapa aku bisa berada disini, ah sepertinya bukan tempatnya yang gelap, melainkan kedua mataku di tutup kain.

Mari aku putar ulang ingatan, tentang penyebab aku bisa disinu. Pertama aku tidur di kamarku seperti biasa, dan di luar sedang hujan lebat.

Lalu aku mendapat pesan masuk dari Alby, disitu tertera bahwa Alby memintaku untuk bertemu di taman kota. Aku yang berfikir jika Alby ingin meminta maaf lantas pergi tanpa pengulangan.

Tapi sesampainya aku disana, aku malah ditarik ke dalam mobil geep hitam. Oh benar, aku pasti diculik.

"Kenapa dia setenang itu?" Aku dengar bisikan itu. Mereka pasti heran kenapa orang yang diculik setenang ini, ah soalnya di masa lalu aku pernah mengalami hal yang lebih berat dari ini.

Aku tetap tenang, sebenarnya aku dimana sih. Kenapa dinding besi di belakangku rasanya dingin sekali.

"Ehm, maaf sebelumnya aku mau bertanya"

"Heh!? dia sudah bangun" Ah bodohnya mereka. Aku mengulas senyum tak sampai mata.

"Ini dimana?" Tanyaku langsung, malas berlama-lama. Mereka terdiam sebentar namun aku dapat mendengar bisik dari keduanya.

"Kita beri tau?" Itulah yang mereka bisikan. Apa susahnya sih tinggal kasih tau gitu doang.

"Gapapa, lagian kalau kalian kasih tau, siapa yang bakal tau kecuali kita" Kilahku. Berbicara pada penculik seperti mereka harus sedikit rumit.

Mereka mengangguk setuju. Benar juga "Kita ada di sebuah lemari pendingin raksasa, dengan suhu mines 20 derajat" aku menegang, gila...pantas saja dingin sekali.

"O..o..begitu" Gumamku. Kuharap chip yang ada di kerah bajuku sekarang tak rusak, agar keluargaku bisa tau dimana keberadaanku sekarang.

"Kalian keluar, buka penutup mata gadis itu baru kunci dia sampai mati kedinginan" sebuah perintah terdengar. Sepertinya aku tau siapa dalang dari penculikan ini.

"Camer gak ada nyerahnya.." Gumamku malas. Tante Frisya memang tak ada kapoknya dalam urusan membunuhku, heran aku tuh.

Aku merasa benda yang ada di mataku dilepas. Dan cahaya temaram kebiruan menusuk penglihatanku. Belum sempat aku berbicara, mereka sudah keluar dan langsung mengunci pintu.

Dapat aku dengar bunyi bip dan suhu semakin mendingin, mereka pasti menaikan derajatnya. Aku masih duduk termenung, menatap bunga-bunga es yang berterbangan di depanku.

Kerennya, bagaimana itu terjadi.

"Malailat Izrail, ganti tugas sama Tante kayaknya. Dia mulu yang bunuh gue" Gumam ku. Apa takdirku selalu berujung pada Tante Frisya, apa aku harus menjauhi Alby?.

"Itu bisa saja, lagipula Alby sekarang tak terlalu membutuhkanku. Dia normal dan tak membutuhkan gadis sepertiku" Ucapku remeh. Benar, Alby tak seperti dulu karena dia terlahir normal.

Aku kembali mengenang masa-masa singkat aku berpacaran dengan Alby, walau semuanya berubah, tapi kemanjaannya tak hilang sama sekali.

"Sheeevaaaa, babyyyy honeeeey. I loveeee youuu sooo much"

"Hahaha, i love you too"

"Aaaaaaa~ menggemaskan. Ingin rasanya aku makan kamu"

"Makan lah sini"

Alby menggeram rendah, dan melayangkan ciuman lembut di pipi kanan Zillia. "Nanti aja, kalau kita nikah"

Aku tertawa dalam hati, menikah apanya By. Ajalku aja uda dekat, aku sudah tak bisa merasakan jari tangan dan kakiku. Mereka sudah mati rasa karena membeku.

Aku tersenyum sedih, air mataku mengalir begitu saja. Kenapa sih aku tidak bisa bahagia, bersama Alby ataupun keluargaku. "Kenapa..setidak adil ini.." Lirihku. Jantungku melemah dan aku tak bisa menahan kesadaranku lagi.

"Maaf..Alby..Zova..Mami..Papi.." Lirihku, sebelum akhirnya kegelapan menjemput.

Zillia Pov end.

Author Pov.

Bagaimana Zillia tidak kehilangan kesadarannya, pasalnya suhu di dalam ruangan sangat dingin. Tubuhnya terasa membeku seperti es batu.

Duar!

Pintu sudah hancur, ledakan barusan berasal dari pintu masuk. Segerombolan orang berpakaian hitam masuk dengan cepat ke dalam dan menelusuri lemari pendingin itu.

"DIMANA SHEEVA!! SHEEVAAA!!" Zova, Leo dan Alby masuk dengan keadaan panik. Wajah mereka basah oleh air mata, Leo yang duluan melihat tubuh Zillia di sudut ruangan.

"SHEEVA!" Teriaknya kemudian berlari mendekat. Dengan cepat melepas jas hitamnya dan melingkup tubuh putrinya. Segera menggendong Zillia dan berlari keluar.

"MINGGIR!!" Teriak Zova kalut, dia berlari bersama sang Papi guna pergi ke rumah sakit. Meninggalkan Alby yang berdiri kaku di belakang mereka.

Sepertinya, benar yang Zova katakan. Bahwa Alby adalah petaka bagi Zillia "Maaf..Sheeva.." Lirihnya.

Dia tak bisa mendekat, tak boleh mendekat. Itu peraturan yang Keluarga Sheeva berikan padanya. Dia hanya boleh memandang dari jauh, menjaga dari jauh dan jangan menampakan wajahnya ke hadapan Zillia.

"Kenapa dikehidupan ini, lebih buruk dari sebelumnya.." Lirih Alby kemudian berlalu pergi. Dia mengikuti mereka sampai ke Rumah sakit, namun dia tak akan mendekat.




















Tbc..

Syalala.

My Childish Badboy [Sequel Autis Boy]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang