Part 11

2.7K 61 11
                                    

Kembali bangun kesiangan, tapi kehampaan lain kembali menyapa. Aku ingin melihatnya, entah kenapa seminggu tak melihatnya aku merasa aneh. Tak mungkin aku merindukannya, dia itu jahat.

Selesai membersihkan diri aku menuruni anak tangga, untuk makan sekaligus berbincang-bincang dengan Bi Marni. Beberapa hari ini kami semakin dekat. Ya, Bi Marni orang yang menyenangkan bersamanya aku bisa menceritakan banyak hal.

Aku menghabiskan sepiring nasi dan dua potong ayam goreng. Lalu tanganku meraih apel hijau dan mulai menggigitnya.

"Kenapa aku masih lemas, ya, Bi?" tanyaku merebahkan kepala di meja makan, mengingat kehamilan pertama tidak seperti ini.

"Itu efek kehamilan, Nyonya. Ditambah kalau banyak pikiran." Bi Marni tersenyum, tangannya mengusap kepalaku. Rasanya seperti Ibu.

"Bibi tahu, ibuku juga seumuran Bibi, dia juga penuh kasih sayang," ceritaku dan kembali menguap.

"Nyonya masih mengantuk?"

Aku mengangguk.

"Sepertinya aku harus tidur lagi, Bi," desahku sambil bangkit. Sebelum kaki menaiki tangga dari kaca rumah kulihat sebuah mobil memasuki halaman. Ade, dia pulang.

Langkahku terhenti, menunggunya masuk rumah. Jantungku berdebar, rasanya sudah sangat lama tidak melihat wajah tanpa expresi itu. Lalu semuanya berubah, napasku mengeras melihat dia memasuki rumah, dia tidak sendirian. Dia bersama wanita.

****

Part fullnya ada di KBM App ya 🤩🤩

Part fullnya ada di KBM App ya 🤩🤩

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
#Air Mata PernikahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang