Mean dan Plan tiba di sebuah dimensi bernama Bumi. Ini dimensi paling rendah di seluruh jagat raya dan dimensi ini dihuni oleh sejenis makhluk yang dinamakan manusia. Mereka datang pada waktu yang berbeda.
Mean datang ke dalam sebuah rahim perempuan yang merupakan seorang aktris terkenal di sebuah negara bernama Thailand. Suaminya adalah seorang musisi sehingga Mean tumbuh dalam lingkungan dunia hiburan dan sejak kecil sudah biasa dengan sorotan kamera.
Ia adalah bintang iklan cilik dan kemudian setelah SMA, memilih lebih mendalami bidang musik seperti ayahnya dan sekarang pada usianya yang ke-22 tahun, ia sudah berhasil menjadi seorang pencipta lagu dan bermain semua alat musik dengan sangat andal.
Mean seorang pemuda yang baik, ramah, dan bersahabat. Ia tak sombong, meski ia dan keluarganya adalah publik figur. Tak heran, hampir semua orang yang mengenal mereka sangat menyukai dan mengagumi hidupnya.
Mean tumbuh di lingkungan yang hangat dan semuanya selalu berjalan dengan pikirannya, bukan karena paksaan melainkan lebih karena dukungan.
Sementara itu, Plan lahir dari seorang perempuan yang bernama Ploy, seorang atlet figure skating yang dahulunya terkenal dan terpaksa tak melanjutkan karirnya sebab ia hamil. Plan merupakan hasil skandalnya dengan seorang pejabat pemerintahan yang diduga sangat berpengaruh di negeri gajah putih itu.
Setelah menghentikan karirnya, Ploy hanya melatih atlet figure skating di sebuah klub yang cukup besar di kota kecil di dekat Nagoya, Jepang, sehingga secara praktis, Plan tumbuh di Jepang.
Plan tumbuh dengan asuhan ibu tunggal. Ia tak pernah kenal siapa ayahnya dan tak peduli pula. Ia dikenal sebagai pribadi yang tak banyak bicara dan pemalu, tetapi kalau sudah dekat, ia akan menjadi lebih ramah dan sebenarnya sangat hangat.
Sama seperti Mean yang karirnya tak jauh dari orang tuanya, Plan juga mengikuti jejak ibunya menjadi salah satu atlet figure skating yang sangat berbakat dan berdedikasi. Ini bukan hanya karena ia menyukai bidang ini, melainkan juga karena tuntutan ibunya yang sangat tinggi.
Ploy seolah merasa bahwa anaknya bisa menjadi penyambung mimpinya. Oleh karena itu, ia mendidik Plan lebih keras daripada atlet lainnya bahkan sejak ia kecil. Sejujurnya, ini membuat Plan sering stres dan jauh di dalam hatinya ia merasa tertekan. Hal ini menyebabkan hubungannya dengan ibunya tak terlalu dekat. Plan tak pernah mendapatkan sosok seorang ibu dalam hidupnya, hanya seorang pelatih figure skating yang terobsesi dengan mimpi-mimpinya yang tak bisa ia raih dulu dan sekarang meminta kepadanya untuk mewujudkan semuanya.
Plan masuk sekolah sampai SMA dan kegiatannya selain sekolah adalah bdi ice rink dengan ibunya dan para atlet lainnya. Satu-satunya temannya dalam hidupnya hanyalah seekor kucing yang bernama Rocky yang selalu setia menungguinya.
Sekarang usia Plan sudah 23. Ia satu tahun lebih tua daripada Mean. Keduanya tumbuh di dua negara yang berbeda, menjalank kehidupan yang berbeda pula. Rasanya tak mungkin mereka akan bertemu dan kemudian menyambung cinta mereka dari dunia mereka yang sebenarnya.
Praktisnya, Plan tinggal di Jepang, Mean tinggal di Thailand dan menjalani gaya hidup yang jauh berbeda. Yang satu hangat dan menyenangkan, yang lainnya penuha banyak dengan masalah dan tekanan dan memendamnya sendirian.
Suatu hari di waktu libur kampus yang lumayan panjang, Mean dan beberapa teman kuliahnya, memutuskan untuk berlibur ke Jepang. Saat itu usia Mean 22 tahun. Liburan ini direncanakan salah satu temannya yang sangat tahu tempat-tempat menyenangkan dan inapiratif untuk musik mereka di Jepang. Salah satu tempat yang mereka kunjungi adalah Nagoya selama tiga hari. Di sini mereka akan menonton pertunjukkan musik kontemporer sedunia yang dihadiri beberapa musisi favorit mereka dan ini tentu saja takkan mereka lewatkan.
Selain itu, mereka mendengar bahwa musik-musik para musisi jalanan dan klub di daerah ini memiliki daya tarik tersendiri sehingga bagi anak-anak muda ini, pengalaman liburan ini pastinya akan sangat berharga.
Mereka terbang ke Jepang dan saat itu musim panas tengah musim panas di Jepang, jadi sudah pasti mereka bisa menikmati apapun yang disajikan musim itu kepada mereka di Jepang.
Mean menunggu di bandara, mengantre di tempat chek-in dengan beberapa temannya sambil berbincang dan bercanda. Sesekali mereka tertawa dan kemudian mengamati keadaan sekitar sambil masih berbicara.
Ia masih berbicara dengan temannya saat tetiba temannya mendorongnya dan ia mundur menubruk seorang perempuan mungil di belakangnya.
"Maaf," sahutnya sambil melipat kedua tangannya di dada dan menunduk dengan cepat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ya, tidak apa-apa," sahut sang perempuan yang ternyata adalah Plan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mean menatap perempuan itu sejenak. Entah apa yang membuat dadanya bergemuruh kencang saat mata mereka beradu dan perempuan itu tersenyum ramah. Sekilas ia bisa melihat penampilan perempuan itu yang jelas tomboi, dengan hoodie ungu di kepalanya dan terlalu longgar untuknya dan celana pendek yang sobek menampilkan pahanya yang indah dan tanpa cela.
Ia berbalik dan berbicara lagi dengan temannya. Namun, sekarang ia lebih waspada dan penasaran juga tentang perempuan yang ada di belakangnya itu.
Plan terbang ke Thailand untuk liburan. Ia bertengkar dengan ibunya dan ia pikir ia perlu menjauh untuk beberapa waktu dari perempuan keras itu dan ia pilih Thailand sebagai negara tujuannya. Namun, ia juga tak bisa berlama-lama di sana. Ibunya terlalu seriny menelepon dirinya karena merasa Plan terlalu lama bolos latihan.
Bahkan saat ini Plan menerima telepon lagi dari ibunya yang tengah memarahinya. Mean mendengarnya tentu saja. Meski mereka berbahasa Jepang, ia bisa paham dengan ekspresi wajah orang yang kesal dan menutup Hpnya dengan serampangan lalu mematikannya dan memasukkannya ke dalam tasnya.
Mereka selesai check-in dan menunggu di ruang tunggu. Kali ini mereka duduk tak jauh berhadapan. Dan Mean sejak tadi bertubrukan sudah terlalu sering mengamati dirinya. Plan sadar itu. Ia juga melihat dan sesekali mengamati sang lelaki yang bertopi hitam dan berkemeja hijau itu. Ia akui lelaki itu tampan dan dari wajahnya, Plan bisa tahu bahwa sang lelaki adalah sosok yang hangat dan ramah.